"Nishrina"Ucap seorang wanita berusia empat puluhan dari arah dapur.
Nishrina yang kini tengah memakaikan niqabnya terus melanjutkannya,"Sebentar bun, Nishrina kesana sekarang"
Tak lama Nishrina pun keluar dari kamarnya yang berukuran sedang,karena memang rumahnya tidak terlalu besar tetapi masih memiliki dua lantai, namun cukup untuk dirinya,kakaknya dan bundanya tinggal. "Iya bunda,ada apa?"
"Sebelum kamu berangkat kekampus,bunda mau minta kamu antar kue pesanan ke rumahnya mba Sabilla yang waktu itu. Boleh?"
Nishrina tersenyum dibalik niqabnya,"Iya bunda"
Bundanya Nishrina tersenyum dan mengeluarkan beberapa toples yang sudah dihias rapi,dia memasukkannya kedalam sebuah paper bag khusus toko kuenya. Ya,bundanya Nishrina memiliki sebuah toko kue yang lumayan selalu ramai pengunjung yang membeli kuenya. Dan kue buatan bundanya terkenal dengan kelezatan dan kehigienisannya. "Ini,kamu hati-hati"
Nishrina meraihnya,dia meraih punggung tangan bundanya lalu diciumlah punggung tangan tersebut. "Nishrina pamit,Assalamu'alaikum bun"
"Wa'alaikumsalam putri bunda yang cantik"
Nishrina tersenyum malu, "Isshh bunda,malu"
"Mengapa malu? Kamu kan putri bunda"
"Iya"
"Ya sudah kamu pergi sekarang gih,nanti terlambat kekampusnya" Ucap bundanya yang diangguki oleh Nishrina. Nishrina pun melenggang pergi meninggalkan rumahnya,dia berdiri dihalte menunggu sebuah angkutan umum atau semacamnya. Tak lama kemudian dia masuk kedalam sebuah bus yang akan mengantarnya menuju kerumah Sabilla,pelanggan setia ditoko bundanya. Nishrina pun cukup dekat dengan Sabilla,bahkan dia menyayanginya sebagaimana menyayangi bundanya karena sikap Sabilla yang sangat lembut kepadanya.
Tiga puluh menit berlalu,dia kini tengah berjalan menyusuri jalanan komplek perumahaan,dan dia tersenyum ketika melihat rumah mewah milik keluarga Sabilla. Dia berjalan sedikit tergesa karena berkenaan dengan jam mata kuliahnya yang akan segera dimulai beberapa menit lagi. Dia mengetuk pintu rumah tersebut,dan kemudian keluarlah seorang wanita paruh baya,wanita itu tersenyum. "Assalamu'alaikum bi, tante Sabillanya ada?" Ucap Nishrina dengan sopan.
"Wa'alaikumsalam ada neng,silahkan masuk"
Nishrina tersenyum dan mengangguk,dia mengikuti langkah wanita yang tak lain adalah pelayan dirumah Sabilla. Tak lama dari itu Sabilla datang dengan menggunakan gamis berwarna biru muda senada dengan khimar dan niqabnya. Sabilla sejak mengandung Humaira memang sudah mengenakan niqabnya,setelah lama dia menunggu dibelikannya niqab oleh Nizar akhirnya dia berhasil membelinya.
"Eh ada tamu"ucap Sabilla."Assalamu'alaikum Nishrina"
Nishrina tersenyum dan mencium punggung tangan Sabilla,"Wa'alaikumsalam tante"
"Neng,mau bibi buatkan minum?"
Nishrina menoleh,senyumannya tak pernah hilang meskipun tak ada yang melihatnya dan hanya melihatnya dari mata Sabilla yang terlihat menyipit saja. "Terima kasih bi,tapi Nishrina Alhamdulillah sedang berpuasa"
Wanita itu tersenyum mengerti, "Ya sudah neng,non bibi kebelakang dulu"
"Iya bi terima kasih"
"Duduk dulu sayang" ucap Sabilla,dia membimbing Nishrina untuk duduk.
"Ini tan pesanan kuenya"
Sabilla meraihnya dan melihat isinya,dia tersenyum dan mengangguk. "Iya terima kasih. Kamu hari ini ada kelas?"
"Ada tan,sekarang. Jadi maaf banget... Bukan Nishrina nggak sopan tapi Nishrina harus pamit sekarang"
Sabilla tersenyum,"Kamu berangkat diantar sopir saja. Lagi pula akan terlambat kalau kamu naik bus,belum lagi harus jalan kedepan"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAN (Cinta Untuk Nishrina)
Spiritual-Ambil hal positifnya dan tinggalkan hal negatifnya- Second story of Cinta Sabilla. •••• "Setiap saat aku akan meminta kepada Allah agar dengan cepat menghadirkan perasaan dihatimu untuk diriku. Kamu,sudah Dia takdirkan menjadi pria yang akan selal...