Saat Alfan sedang berada dikamar mandi Nishrina memilih untuk turun kedapur setelah dia menyiapkan pakaian untuk Alfan, dia mulai menyiapkan makanan untuk sarapan pagi ini.
Alfan keluar dari kamar mandi dan mendapati pakaiannya tergantung rapi didepan lemari, dia mengerutkan dahinya karena tidak menemukan Nishrina. Dia pun memilih untuk memakai pakaiannya terlebih dahulu,setelahnya dia turun mencari Nishrina.
Alfan menghela napas panjang saat melihat Nishrina sedang menyiapkan sarapan didepan sana, dia pun menghampirinya. "Nish,ya Allah. Saya udah bilang kan kamu harus istirahat kok malah disini?"
Nishrina mendongak saat mendengar ucapan Alfan,dia tersenyum begitu manis. "Mas mau kekantor kan? Jadi Nishrina harus nyiapin sarapannya. Lagi pula Nishrina juga udah nggak apa-apa. Mas jangan khawatir"
"Udah saya bilang kamu itu keras kepala"
Tangan yang tadinya dia gunakan untuk menyimpan sebuah mangkuk diatas meja terhenti seketika,dia menatap Alfan yang terlihat benar-benar marah. Dia pun menghampiri Alfan,berusaha bicara dengan selembut mungkin. "Mas... Nishrina minta maaf, Nishrina cuma mau nyiapin sarapan buat mas. Ini kewajiban Nishrina sebagai istri mas kan?"
"Saya tahu, tapi kamu harus lihat keadaan kamu juga. Sehat atau nggak. Jangan bilangnya nggak apa-apa tapi ujungnya kamu malah pingsan juga kayak kemarin. Saya nggak mau hal itu terulang lagi"
Nishrina diam dan menundukkan wajahnya, "Saya cuma khawatir sama kamu. Kamu tanggung jawab saya. Kalau sesuatu terjadi sama kamu keluarga kamu juga bakalan nyalahin saya"
Nishrina masih diam.
"Saya ngelakuin ini semua bukan karena saya mulai punya rasa sama kamu, nggak itu nggak mungkin. Saya cuma menjalankan tugas saya sebagai suami kamu"
Nishrina pergi begitu saja,menaiki anak tangga dengan tergesa dan mengunci dirinya dikamar mandi. Menangis seperti sebelumnya. Semalaman sifat Alfan berubah karena alasan menjalankan tugasnya sebagai suami? Jadi semua itu sebuah kepalsuan? Bodoh, karena dirinya begitu percaya dengan perlakuan manis dari Alfan. "Kenapa kamu ngelakuin ini sama aku?"gumamnya disertai isakannya.
Alfan duduk,dia mengusap wajahnya dan beristighfar. Lagi,dia menyakiti hati Nishrina dengan perkataannya. Berulang kali dia menghela napas panjang.
Dia beranjak mengambil kotak makan,mengisinya dengan nasi serta lauk pauknya. Karena sudah berapa kali dia membiarkan masakan Nishrina terbuang begitu saja karena dia tak memakannya. Dia pergi begitu saja setelah dia selesai menyiapkan bekalnya untuk dia makan nanti dikantor. Dan dia memilih untuk langsung kekantor tanpa berpamitan terlebih dahulu kepada Nishrina.
****
Nishrina berulang kali beristighfar dan berdo'a atas keselamatan Alfan yang belum kunjung tiba kerumah,padahal ini sudah pukul sebelas malam. Sejak tadi pun dia berusaha meneleponnya namun justru nomor Alfan sama sekali tidak bisa dihubungi. Pikiran-pikiran buruk mulai menjajal kepalanya,
Apakah Alfan sangat marah sehingga dia tidak pulang?
Apakah Alfan akan meninggalkannya untuk selamanya?
Masih banyak pertanyaan dikepalanya.
Tak lama dari itu Nishrina mendengar ketukan pintu,karena dia memang sedang berada diruangan yang berada didepan. Dengan cepat dia bangkit,terlebih dahulu mengintip melalui jendela takut-takut yang datang bukanlah Alfan melainkan pria yang beberapa hari lalu datang kemari.
Dengan tergesa dia membuka kunci dan menarik gagang pintu saat mengetajui yang diluar adalah Alfan. Dia meraih tangan Alfan dan mencium punggung tangannya, "Assalamu'alaikum"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAN (Cinta Untuk Nishrina)
Spiritual-Ambil hal positifnya dan tinggalkan hal negatifnya- Second story of Cinta Sabilla. •••• "Setiap saat aku akan meminta kepada Allah agar dengan cepat menghadirkan perasaan dihatimu untuk diriku. Kamu,sudah Dia takdirkan menjadi pria yang akan selal...