Nishrina sudah bersiap dengan menggunakan khimar serta niqab yang senada dengan gamisnya. Dan menunggu Akmal yang sedang bersiap. Tiba-tiba saja ponselnya bergetar,dia merogoh tasnya dan mengeluarkan benda pipih tersebut. Tertera nama Santi dilayar ponselnya. Dia menerima panggilan tersebut. Ternyata Santi tidak bisa menjemputnya,dan kebetulan Akmal memiliki mobil jadilah Nishrina memutuskan untuk menjemput Santi terlebih dahulu.
Tak lama dari itu Akmal datang dengan sudah mengenakan celana dan baju koko berwarna merah dengan volet putih. "Ayo de"
Nishrina mendongak dan tersenyum dibalik niqabnya, dia beranjak dari posisi duduknya. "Mas,kita kerumah Santi dulu ya?"
"Iya". Akmal merangkul bahu Nishrina dan berjalan beriringan keluar rumah,tak lupa Nishrina mengunci pintu karena Anita memiliki kunci sendiri. Nishrina duduk didepan bersama Akmal tentunya,tak lama mobil itu mulai menjauh dari pelataran rumah Nishrina.
Dari jauh dia sudah melihat Santi yang menunggu didepan rumahnya, "Itu Santi mas"
Akmal mengangguk dan menepikan mobilnya,Nishrina membuka kaca mobilnya dan menatap Santi "Assalamu'alaikum Ti,ayo masuk"
Santi tersenyum dan masuk kedalam mobil setelah menjawab salamnya. "Maaf ya mas,Nish jadi ngerepotin"
"Santai aja"
Santi tersenyum tak enak,sedangkan Nishrina hanya diam.
Lima belas menit mereka pun sampai disebuah mesjid tempat kajian tersebut, Nishrina memang sejak masih duduk dibangku SMA selalu mengikuti kajian kemana pun,namun masih disekitar Jakarta saja. Untuk yang kali ini pasti hanya akan ada remaja serta pria dan wanita yang seusia dengannya. Nishrina dan Santi keluar dari mobil dan menunggu Akmal didepan pintu mesjid,Akmal sedang memarkirkan mobilnya.
Seorang pria berjalan kearahnya,ralat. Kearah pintu mesjid. Fokus Nishrina teralihkan saat pria itu tak sengaja menjatuhkan dompetnya karena dia terlihat sedang merogoh tas kecil yang dia bawa. Nishrina mengambilnya namun pria yang tak lain Alfan sudah masuk kedalam dan duduk dibarisan para lelaki. Nishrina menghela napas.
"Nanti aja kita kembaliin Nish" Ucap Santi.
Nishrina mengangguk dan tak lama dari itu Akmal pun datang dan mereka langsung masuk kedalam mesjid. Nishrina sangat bersyukur karena acara belum dimulai dan orang-orang belum terlalu banyak yang datang. Nishrina dan Santi menyalami semua perempuan dan duduk ditempatnya.
Seorang ustadz pengisi kajian kali ini baru saja datang,dia masih muda mungkin seumuran dengan Akmal yang baru dua puluh lima tahun. Ustadz itu memulai kajiannya.
"Pembahasan kita hari ini adalah benarkah ada pacaran islami yang dilakukan sebelum menikah?" Ustadz bersuara kembali,dia menatap semua orang terlebih dahulu namun singkat. "Kalian pasti tahu apa itu pacaran dan bahkan mungkin pernah mengalaminya"
Nishrina menggelengkan kepalanya polos karena memang dia belum pernah berpacaran. "Nauzubillah ustadz" ucap seorang pria.
Siustadz tersenyum, "Terkadang banyak orang yang salah memahami,mungkin tidak semua orang tahu hukum berpacaran didalam Islam bagaimana,apa kalian tahu?"
"Dosa lah ustadz"
"Iya dosa bagaimana pun caranya tetap yang namanya pacaran itu dosa. Kadang saya miris dengan para orang tua yang membiarkan anak-anaknya berpacaran dan berkata 'Tidak apa-apa asalkan bisa tetap menjaga diri'.Banyak kalangan kaum muslimin yang masih berpandangan, bahwa pacaran itu sah-sah saja, asalkan tetap menjaga diri masing-masing. Kalian pasti tahu,menurut pandangan Islam berpacaran adalah hal yang paling tidak dibenarkan.Terkecuali untuk sekedar melihat calon istri atau calon suami namun tetap ditemani oleh mahramnya,saling mengenal karakter satu sama lain atau disebut ta'aruf"

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAN (Cinta Untuk Nishrina)
Spiritual-Ambil hal positifnya dan tinggalkan hal negatifnya- Second story of Cinta Sabilla. •••• "Setiap saat aku akan meminta kepada Allah agar dengan cepat menghadirkan perasaan dihatimu untuk diriku. Kamu,sudah Dia takdirkan menjadi pria yang akan selal...