Pagi hari ini Nishrina tengah berkutat dengan perlengkapan kuliahnya untuk beberapa jam yang akan datang. Karena merasa sudah membaik dia memutuskan untuk kembali masuk kuliah setelah beberapa hari dia izin, dan beruntung Alfan mengizinkannya dengan catatan jika ada apa-apa dirinya harus menghubungi Alfan tepat waktu,dan Nishrina menyetujui.
Sedangkan Alfan tengah bersiap untuk kekantor, namun tatapannya tak pernah teralihkan dari sosok Nishrina. Entah sejak kapan dan dari mana mulainya, intinya dia tidak ingin melihat Nishrina pergi. Terlebih kemarin Nishrina bicara bahkan meminta dirinya untuk mengembalikan Nishrina kepada keluarganya. Tidak, meski pada awal mereka menikah dia ingin melakukannya namun tidak untuk sekarang. Baginya pernikahan hanya satu kali seumur hidupnya. Dengan siapapun dia menikah, dia tetap harus menjaga dan mencintai perempuan itu. Seperti Nishrina sekarang, dia akan mencintai Nishrina karena Allah. Inshaa Allah.
Nishrina membalikan tubuhnya, dia mengerutkan dahinya saat tatapannya bertabrakan dengan Alfan. Dengan cepat dia berjalan kearah cermin rias, merapikan gamis berwarna blue sky nya lalu mengikat rambutnya setelahnya memakai khimar berwarna senadanya. Lalu terakhir, dia hendak memakai niqabnya seperti biasa.
Melihat pergerakan Nishrina yang sedang mengambil niqabnya Alfan dengan cepat menghampiri Nishrina, "Biar aku bantu"
Nishrina menatap Alfan dari pantulan cermin, ini kali pertama Alfan ingin membantunya memakai niqab. Senyumnya kembali terbit.
Alfan meraih niqab yang dipegang oleh Nishrina, dibalikkannya tubuh Nishrina.
Nishrina mendongak menatap Alfan, wajahnya memanas. Sudah dipastikan kini pipinya sedang merona. Ah,dia malu!
Alfan tersenyum, "Kamu tuh lucu kalau lagi merona gini, lebih lucu dari pada kak Ira" tangannya dengan terampil memakaikan niqab kepada Nishrina.
Nishrina terkekeh pelan, "Mas nggak rindu sama kak Ira?"
"Beberapa hari lalu kan aku baru ketemu dia Nish"
"Oh iya?"
"Iya sayang" Alfan tersenyum, tahap terakhir dia merapikannya. "Udah, kamu liat dicermin. Gitu kan?"
Nishrina kembali berbalik menatap cermin, dia tersenyum dibalik niqabnya. Dia tidak menyangka bahwa Alfan pandai memakaikan niqab seperti ini. "Mas kenapa bisa?"
Alfan menumpukan dagunya dibahu Nishrina, tangannya terurai memeluk Nishrina dari belakang. Keduanya saling tatap melalui pantulan cermin dihadapan mereka. "Kamu nggak ingat ya kan umi juga pake niqab Nish"
Seketika Nishrina terdiam sejenak, dia kembali terkekeh "Oh iya ya mas. Nishrina kok lupa"
Alfan terkekeh, dia mencubit hidung Nishrina. "Kamu udah tua ya ternyata?"
Nishrina mengerutkan dahinya, "Lha kok bahas tua sih mas?"
"Iya... Soalnya kamu pelupa"
Nishrina memajukan bibirnya beberapa senti, lagi-lagi Alfan terkekeh "Maaf-maaf aku cuma bercanda sayang...." Dikecupnya dahi Nishrina yang tertutupi niqabnya. "Jangan ngambek ya"
Nishrina kembali tersenyum, sejak kemarin siang tingkah Alfan benar-benar berubah padanya. Alfan menjadi sangat manis. Perlahan dia melepaskan diri dari Alfan, "Kita sarapan dulu ya mas"
"Ya udah ayo"
Nishrina mengambil tas miliknya dan mengambil ponselnya, lalu dia membawa jas kerja milik Alfan. Mereka berjalan beriringan menuju ruang makan dibawah.
Sesampainya diruang makan,mereka duduk berhadapan. Nishrina menyimpan tas serta jas milik Alfan terlebih dahulu,lalu dia meraih piring kosong dihadapan Alfan. Namun belum sempat dirinya mengambil piring tersebut Alfan sudah mengambilnya terlebih dahulu, Nishrina mengerutkan dahinya. "Untuk pagi ini biar aku yang nyiapin semuanya Nish" ucap Alfan sembari mengisi piring kosong tadi dengan nasi beserta lauk pauknya. Nishrina kembali duduk. Setelah merasa cukup Alfan menyerahkan piring yang sudah dia isi tersebut kepada Nishrina, dan menukarnya dengan piring kosong milik Nishrina "Ini"ucap Alfan disertai senyumannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAN (Cinta Untuk Nishrina)
Spiritual-Ambil hal positifnya dan tinggalkan hal negatifnya- Second story of Cinta Sabilla. •••• "Setiap saat aku akan meminta kepada Allah agar dengan cepat menghadirkan perasaan dihatimu untuk diriku. Kamu,sudah Dia takdirkan menjadi pria yang akan selal...