Alfan menepikan mobilnya digarasi rumahnya, rumah yang lumayan mewah ini dia peroleh dari hasil kerjanya dulu. Namun sayangnya,dirumah ini tidak ada pembantu atau apapun.Dia menoleh menatap Nishrina,dia menghela napas saat tahu Nishrina sedang tidur. "Nish, bangun udah sampai"
Hening. Tak ada jawaban dari Nishrina. Alfan mengusap bahu Nishrina, "Nishrina bangun. Kita udah sampai"
Nishrina mengerjapkan matanya, lalu mengitarkan pandangannya. "Udah sampai?" Dia bertanya kepada Alfan.
"Iya,ayo" Alfan keluar lebih dahulu. Dia mengeluarkan koper milik Nishrina. Nishrina turun dari mobil dan kembali berjalan disamping Alfan.
Alfan membuka pintu rumahnya, "Disini ada empat kamar,tiga kamar utama dan satu kamar tamu. Satu untuk kita ada diatas dan yang lainnya dibawah" Dia menjelaskan tata lekat rumahnya. Nishrina mendengar dengan baik dan hanya mengangguk mengerti. "Disana dapur, kalau kamar mandi ada disetiap kamar. Didekat dapur ada ruang makan. Paham kan Nish?"
"Iya"
Alfan mengangguk, dia kembali berjalan hingga akhirnya sampai dikamar. Satu-satunya kamar dilantai dua ya kamar mereka. Alfan membuka pintu dan langsung masuk bersama Nishrina. Nishrina mengitarkan pandangannya, kamar ini bercat putih,dan tidak ada warna lain selain cokelat dan putih dikamar ini.
"Kamu bisa lanjutin istirahatnya" ucap Alfan. "Oh iya, kemarin saya baru pindahin baju-baju saya kemari dan saya udah atur untuk penempatan pakaian kita.Saya dibawah dan kamu pakai yang diatasnya saja,paling hanya beberapa ada yang digantung diatas karena ada jas"
Nishrina mengangguk, "Dari tadi kamu hanya mengangguk dan menggelengkan kepala saja. Bicara"
"Ah,iya mas"
Alfan terkekeh pelan, "Anggap rumah sendiri aja ya. Ini, emm disini hanya ada kita berdua. Dan gak ada pembantu atau sopir"
"Kenapa?"
"Nggak kenapa-napa. Saya nggak mau ada orang lain dirumah ini"
Nishrina kembali mengangguk. "Iya. Ya sudah kamu istirahat lagi aja"
"Aku mau beresin baju dulu aja"
"Hmm" hanya itu yang keluar dari mulut Alfan,setelahnya dia duduk disofa. Sedangkan Nishrina menarik kopernya mendekati lemari,menata bajunya dilemari milik Alfan. Setelah dirasa semua sudah beres dia pun menyimpan kopernya disamping lemari. Lalu setelahnya dia duduk ditepi ranjang. Dia menoleh menatap Alfan yang tengah fokus dengan laptopnya. "Mas"
"Iya" Ucap Alfan tanpa menatap kearahnya.
"Mau aku buatin minum?"
"Boleh"
"Mau kopi atau teh?"
"Saya gak suka kopi jadi teh aja" Nishrina mengangguk lalu melenggang keluar kamar dan menuruni anak tangga,memasuki area dapur dan membuatkan teh hangat untuk Alfan. Setelah selesai dia pun kembali kekamar. "Ini mas" dia menyimpannya diatas meja dekat sofa tempat dimana alfan duduk.
Alfan mendongak menatap teh lalu menatap Nishrina yang tersenyum kepadanya, "Iya terima kasih Nishrina tapi maaf saya harus kerja dulu"
"Nggak apa-apa mas"
Alfan kembali menatap layar laptopnya namun belum berapa lama dia kembali mendongak, "Oh iya,kalau dirumah mending kamu buka niqabnya aja. Kan yang lihat juga hanya saya. Saya tahu kamu pasti nggak nyaman kalau dibuka,tapi dicoba aja mau terus begini hingga nanti hmm?"
Nishrina menunduk lalu kembali menatap Alfan yang masih menatapnya, "Iya mas"
"Ya udah buka sekarang aja,kemari biar saya yang buka" Alfan menyimpan laptopnya keatas meja dan sedikit maju.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAN (Cinta Untuk Nishrina)
Espiritual-Ambil hal positifnya dan tinggalkan hal negatifnya- Second story of Cinta Sabilla. •••• "Setiap saat aku akan meminta kepada Allah agar dengan cepat menghadirkan perasaan dihatimu untuk diriku. Kamu,sudah Dia takdirkan menjadi pria yang akan selal...