19; Prioritas

5K 364 21
                                    

Nishrina bangkit hendak membuka pintu,namun Alfan juga ikut bangkit dari duduknya. "Kamu duduk dulu aja, ini masih jam 7 juga. Biar aku yang buka"ucap Alfan.

Nishrina hanya mengangguk mengiyakan, ditatapnya punggung Alfan yang mulai menjauh menuju pintu.

Alfan membuka pintu, "Wa'alaikumussalam"jawabnya saat mendengar suara wanita yang mengucap salam diluar sana.

Santi menundukkan wajahnya berbarengan dengan Alfan yang melakukan hal sama. "Maaf mas,Nishrinanya mana?"

"Oh Nishrina masih didalam, kamu masuk dulu aja"

"Oh iya makasih"

"Iya silahkan masuk" Alfan menggeser tububnya guna membiarkan Santi masuk kedalam rumahnya,setelah Santi masuk dia pun kembali menutup pintunya. Dia berjalan didepan disusul oleh Santi.

"Assalamu'alaikum"ucap Santi.

Nishrina yang awalnya sedang membaca Al-Qur'an mendongak dan tersenyum,dia mengakhiri bacaannya dan menyimpan Al-Qur'annya diatas tasnya. "Wa'alaikumsalam, aaaaaaa rindu" dia berdiri dan memeluk Santi.

Santi membalas pelukannya, Alfan tersenyum melihat interaksi antara Nishrina dengan sahabatnya ini. Alfan pun melenggang kedapur untuk membawa air minum untuk Santi.

Karena salah satu adab dalam menerima tamu dalam Islam yaitu menjamu tamu yang datang kerumah kita,sebagai tuan rumah, kita wajib memberikan jamuan yang pantas untuk tamu yang berkunjung. Namun hal ini tidak dipaksakan untuk memberi jamuan yang mewah, cukup berikan jamuan yang ada misalnya hanya air putih saja atau dengan senyum dan sikap yang baik. Allah ta’ala telah berfirman yang mengisahkan Nabi Ibrahim ‘alaihis salam bersama tamu-tamunya:

فَرَاغَ إِلىَ أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِيْنٍ . فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ آلاَ تَأْكُلُوْنَ

“Dan Ibrahim datang pada keluarganya dengan membawa daging anak sapi gemuk kemudian ia mendekatkan makanan tersebut pada mereka (tamu-tamu Ibrahim-ed) sambil berkata: ‘Tidakkah kalian makan?'” (Qs. Adz-Dzariyat: 26-27)

"Duduk ti" ucap Nishrina.

Mereka duduk bersampingan, "Kamu gimana kabarnya?"

"Alhamdulillah baik"

"Kandungan kamu juga baik-baik aja kan?"

"Alhamdulillah kandunganku juga baik,ti"

Santi menghela napas lega, "Alhamdulillah syukur kalo gitu, aku tuh khawatir Nishrina"

Nishrina terkekeh pelan, dia membenarkan niqabnya. "Aku udah membaik ko"

"Mm, ini silahkan diminum dulu"

Baik Nishrina maupun Santi sama-sama menoleh, sosok Alfan sedang menyimpan nampan diatas meja. Nishrina tersenyum, "Diminum dulu ti"

"Oh iya makasih,maaf udah ngerepotin mas"

"Sudah kewajiban saya sebagai tuan rumah memuliakan tamu dengan jamuan maupun sikap baik, meski maaf hanya ada minuman ini aja"ucap Alfan sembari duduk dikursi berbeda dengan yang sebelumnya dia duduki.

Nishrina tersenyum, sikap dingin Alfan sudah kembali ternyata,dan itu hanya untuk orang lain bukan untuk dirinya lagi. "Mas nggak kekantor sekarang?"

Alfan yang awalnya sedang menunduk menatap layar ponselnya langsung mendongak menatap Nishrina yang baru saja berbicara padanya. "Aku nunggu kamu berangkat dulu aja"

"Ih mas, ini udah siang"

"Kamu prioritas aku saat ini"

"Allah yang harus diprioritasin mas"

ALFAN (Cinta Untuk Nishrina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang