7; Salat bersama

6.1K 368 8
                                    

Nishrina keluar dari kamar mandi dan mendapati Alfan masih dalam posisi yang sama seperti sebelum dia masuk kedalam kamar mandi, "Silahkan mas"

"Iya"

"Eh,sebentar" ucap Nishrina.

Alfan menoleh dan menatap Nishrina, "Hmm?"

"Bajunya?" Baju yang dimaksud Nishrina adalah apakah Alfan ingin mengganti pakainnya atau tidak saat salat.

Alfan menatap bajunya sendiri, "Oh. Nggak perlu diganti,kan saya baru mandi"

Dan Nishrina mengangguk lalu membalikkan tubuhnya dengan cepat, dia malu.

Alfan menggelengkan kepalanya dengan wajah datarnya. Dia pun masuk kedalam kamar mandi.

Nishrina mengatur napas,dan akhirnya dia mulai terkendali. Dia mengeluarkan dua sejadah juga satu mukena,lalu membentangkan sejadahnya. Setelahnya dia memakai mukenanya.

Tak lama dari itu Alfan pun keluar dan langsung saja memakai kopiah yang tadi dia pakai saat acara. Dia tersenyum sangat tipis kepada Nishrina yang sudah mulai berdiri dan menatapnya, "Udah?"ucapnya yang diangguki oleh Nishrina. Alfan pun mengangguk lalu mulai membaca niat dan mulai mengangkat kedua tangannya, "Allahuakbar" Ini salat bersama pertama bagi mereka.

Setelah empat rakaat mereka selesaikan,Alfan berbalik dan menatap Nishrina,Nishrina hendak mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan Alfan namun urung saat Alfan kembali berbicara, "Kita salat sunnah dulu"

Nishrina mengangguk,dia mengerti. Salat sunnah yang dimaksud adalah salat setelah akad. Mereka kembali berdiri dan mulai melaksanakan salatnya. Setelah dua rakaat Alfan kembali berbalik, Nishrina mengulurkan tangannya dan ulurannya disambut oleh Alfan,dia cium punggung tangan Alfan yang kini sudah sah menjadi imamnya. Setelahnya Alfan mengangkat kedua tangannya untuk berdo'a, "Ya Allah. Kami memohon ridhoMu untuk pernikahan kami, semoga hamba bisa menjadi pemimpin yang baik untuk keluarga baru hamba. Dan,semoga perempuan yang telah Kau izinkan berjodoh denganku bisa menerima diriku,dan bisa menjadi istri yang lebih shalihah lagi. Hamba mengharapkan kebaikan untuk dirinya dariMu ya Allah."

Nishrina menundukkan wajahnya,dia menangis dalam diam. Air mata sedari tadi terus menerus berlinang dipipinya saat Alfan mendo'akan hubungan mereka terlebih saat Alfan mendo'akannya. Jantungnya berdetak tak beraturan,namun hatinya terasa nyaman.

"Dia Nishrina Syadiqa Ameera,perempuan yang selalu menutup tubuh serta wajahnya. Perempuan yang Kau persatukan denganku. Perempuan yang menjadi tanggung jawabku. Hamba tidak mencintainya,dan hamba tidak tahu apa yang dia rasakan kepadaku. Namun,tanamkanlah perasaan cinta dihati kami,cinta yang memang semestinya ada diantara kami,permudahkan jalan kami mencapai ridhoMu,dan menuju syurgaMu kelak" Alfan mengusap wajahnya pelan serta mengamininya diikuti Nishrina,dia tatap wajah Nishrina yang mulai mendongak menatapnya. Dia dapat melihat dengan jelas hidung gadis itu sedikit memerah. "Kamu nangis lagi?"

Nishrina menggelengkan kepalanya, Alfan sedikit maju dan tangannya menyentuh tengkuk Nishrina,mendorongnya maju sedikit lalu dia mencium dahi Nishrina. Hal itu sontak saja membuat Nishrina mengerjapkan matanya karena kaget namun tidak memberikan respon apapun. "Maaf kalau ucapan saya melukai kamu"

Nishrina diam dan tak menatap Alfan lagi,iya ini melukainya. Entah kenapa,dan entah sejak kapan dia merasa dadanya sesak saat Alfan berkata bahwa dia tidak mencintai dirinya. Dia juga tidak tahu hal itu. Dia menangis,iya awalnya karena bahagia namun saat mendengar Alfan kembali berucap dia merasa ada perasaan aneh didalam hatinya,tentunya perasaan yang belum pernah dia rasakan selama ini.

"Nishrina.."ucap Alfan dalam.

Nishrina masih diam,setetes air mata kembali mengalir dipipinya. Apa ini?, apakah mungkin dalam waktu beberapa jam saja dia sudah mulai mencintai Alfan? Apakah mungkin dia seperti ini karena dia merasa sakit hati mengetahui Alfan tidak mencintainya? Percayalah,Nishrina pun bingung dengan perasaannya sendiri.

"Nishrina...." Panggil Alfan sekali lagi. Alfan menghela napas saat Nishrina masih saja diam dan menangis, dia bawa tubuh Nishrina kedalam dekapannya. "Maaf kalau emang saya melukai kamu"

Nishrina memejamkan matanya,perlahan dia mengurai pelukannya lalu menyeka air matanya,mengusap pipinya menghapus jejak air mata disana. "Emm mas aku mau kebawah dulu,ketemu bunda"

Saat Nishrina hendak membuka mukenanya Alfan menahannya sehingga dia pun tidak jadi. "Bunda sama mas Akmal kan dirumah umi'

Nishrina kembali diam,dia lupa. Alasan yang tidak tepat memang. "Maaf Nish",

"Nggak ada yang perlu meminta maaf dan dimaafkan mas, perasaan nggak ada yang tahu dan itu hanya Allah yang tahu. Dia yang menumbuhkan cinta kepada setiap makhlukNya. Jadi,aku juga nggak bisa nyalahin mas kalau mas nggak mencintai Nishrina",

Alfan menatap Nishrina dengan serius, "Kamu mencintai saya?"

Nishrina diam sejenak berusaha mencari jawaban, "Aku nggak tahu" dia menghela napas pelan, "Setiap saat aku akan meminta kepada Allah agar dengan cepat menghadirkan perasaan dihatimu untuk diriku. Kamu,sudah Dia takdirkan menjadi pria yang akan selalu menuntunku kejalan yang lebih baik dari sekarang.Kamu,sudah Dia takdirkan untuk menjadi imamku,orang yang paling pertama mengingatkanku ketika aku khilaf dan terjerumus kedalam jalan yang tidak diridhoiNya. Kamu,kamu adalah syurgaku sekarang. Ridho Allah ada pada dirimu. Jadi,ridhoi jikalau suatu saat atau bahkan detik ini juga aku memang mencintaimu"

Alfan sedari tadi menyimak dengan baik,dia tersenyum tipis. Kembali dia mencium dahi Nishrina,namun kini sedikit singkat. "InshaAllah saya meridhoimu Nishrina"

Nishrina mengangguk, "Terima kasih mas"

"Sebaiknya kamu bersiap sekarang. Kita pergi"

Lagi-lagi Nishrina mengangguk, dia membuka mukenanya dan melipatnya. Lalu melipat sejadahnya,setelahnya dia berdiri dan menerima sejadah dari Alfan yang sudah dilipat Alfan. Lalu dia berjalan menuju lemari dan kembali menyimpannya.

Ya Allah.. Hamba memang berharap namun entah mengapa rasanya hamba tidak ingin berusaha memiliki perasaan terhadapnya. Maafkan hamba. Maafkan saya Nishrina. Batin Alfan.

Nishrina memakai khimarnya dan memakai niqabnya,setelahnya dia mengenakan kaus kaki dan sepatunya. "Udah"

Alfan menoleh,dia tersenyum. Tepatnya memaksakan senyumannya. Dan tentunya Nishrina tidak tertipu dengan senyuman plasu itu. Dia berjalan mengambil koper milik Nishrina. "Ya sudah ayo,pastikan apa yang kamu butuhkan nggak ketinggalan"

Nishrina mengamati kamarnya baik-baik takut ada yang tertinggal, namun rasanya tidak ada. "Udah semua mas"

"Ya sudah ayo"

Nishrina mengangguk,dia memakai tas selempangnya dan berjalan beriringan dengan Alfan.

Setelah berada didepan mobil Alfan memasukkan koper Nishrina kedalam bagasi lalu dia membukakan pintu untuk Nishrina,setelahnya dia pun ikut masuk kedalam dan melajukan mobilnya menuju rumahnya. Dengan tak lupa Nishrina mengunci pintu rumahnya karena tidak ada siapapun didalam.

Nishrina diam dan menatap jalanan disampingnya melalui kaca mobil,tatapannya kosong entah karena ucapan dan perbuatan Alfan atau bukan. Yang jelas,perasaannya sedang kacau saat ini.

Merasa didalam mobil hanya hening Alfan pun menyalakan cd murottal yang berada didekat dashboard mobilnya.

Saat mendengar murottal Nishrina sontak menoleh dan kembali menatap jalanan,dia menyandarkan tubuhnya,mendengarkan dan meresapi setiap ayat yang dia dengar. Hingga entah sejak kapan dia mulai terlelap.

----
Assalamu'alaikum:)
Jangan lupa al-kahfinya;)
Ini pukul dua dini hari;( Aku nggak bisa tidur banget😭
Lha curhat wkwk:v
Viewsnya udah lumayan alhamdulillah makasih semuaa:)

ALFAN (Cinta Untuk Nishrina)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang