Nishrina bergerak gelisah ditempatnya, melihat waktu sudah pukul sembilan malam dan Alfan tidak kunjung datang kerumah. Tangannya terus menerus berusaha menelepon Alfan dengan ponselnya,namun hanya suara operator lah yang selalu menanggapi panggilannya. Kini,tangannya menggulir mencari kontak nomor Humaira dan dia berhasil mendapatkannya dan dengan segera dia meneleponnya.
Setelah satu panggilan terlewatkan oleh Humaira akhirnya panggilan kedua dia menerimanya, "Assalamu'alaikum kak"
"Wa'alaikumsalam"
"Mm,kak mas Alfan ada pulang kerumah? Soalnya belum pulang kerumah"
"Lho Nish, Alfan kan tadi sore ke Surabaya. Emangnya nggak bilang dulu sama kamu?"
Nishrina yang sedang berdiri tiba-tiba saja terduduk,tatapannya kosong,bulir air mata kembali membasahi pipinya. "Oh,mm iya kak makasih. Nishrina lupa, tadi mas Alfan bilang kok. Yaudah kalau gitu udah dulu ya kak,salam buat umi sama abi. Assalamu'alaikum" tanpa menunggu jawaban dari lawan bicaranya,Nishrina memutuskan panggilannya.
Dia menyimpan ponselnya diatas nakas ,menutup wajahnya dan menangis disana. "Mas kenapa nggak bilang dulu? Mas nggak menganggap Nishrina? Mas begitu nggak mencintai Nishrina sampai-sampai..... Hiks.." Dia terus meracau.
Keesokan harinya, Nishrina seperti biasa pergi kekampusnya. Dengan keadaan yang benar-benar dia buat seperti dia baik-baik saja, meskipun matanya kita sudah terlihat sangat sembap dan itu tidak akan terlihat jelas akibah niqab yang sedikit membuatnya tidak jelas terlihat. Diperjalanan,dia sempat mengirim pesan-pesan singkat kepada Alfan. Dan tentunya tak ada balasan dari Alfan,meskipun pesan tersebut dia baca.
Assalamu'alaikum, mas di Surabaya kan mas? Jaga diri baik-baik, makanannya diperhatiin.
Dan seolah tak peduli dengan apa yang Alfan lakukan yang hanya saja membaca setiap pesan yang dia kirimkan,namun jari- jemarinya tetap mengirimkan pesan-pesan tersebut.
*****
Hari ini adalah kedua minggunya Alfan di Surabaya. Dan tentu, masih tak ada kabar untuk Nishrina. Dia sendiri entah kenapa merasa kasihan,namun disisi lain dirinya masih marah mengenai kejadian tempo hari dimana Nishrina bersama pria yang menurutnya asing itu.
"Udah dua minggu kamu diemin dia fan"
Alfan menoleh menatap saudara dari tantenya ini, "Tapi mas, dia yang salah kok. Yaudah biarin aja"
"Kamu ini pria. Kok marahnya kayak anak SMA yang lagi pacaran sih fan? Udah dewasa belum? Malu sama jabatan. Katanya pimpinan"
Alfan diam ditempatnya, "Kamu nggak tahu kan gimana kejadiannya? Kalau ada masalah itu dibicarain baik-baik,kalian bukan pacaran kayak pasangan-pasangan lainnya tapi kalian udah nikah. Nggak panteslah yang udah berumah tangga marahannya kayak gini"ucap saudaranya lagi.
"Mas...-"
"Udah deh fan, jangan kayak anak kecil"
"Terus aku harus apa?"
"Ya terserah"
"Ih kok gitu? Bukannya bantu juga!"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALFAN (Cinta Untuk Nishrina)
Espiritual-Ambil hal positifnya dan tinggalkan hal negatifnya- Second story of Cinta Sabilla. •••• "Setiap saat aku akan meminta kepada Allah agar dengan cepat menghadirkan perasaan dihatimu untuk diriku. Kamu,sudah Dia takdirkan menjadi pria yang akan selal...