BANDUNG 3

13 2 0
                                        

Happy Reading guys
~ Hope you like it ~

••••••
🐙🐙🐙🐙🐙

" karena aku...Ciko Geraldi, memiliki perasaan yang sama denganmu"

"A-apa? tidak!"

Mika menggelengkan kepalanya ketika menyadari bahwa kenyataannya pria itu masih memiliki kekasih dan ini tak perlu alasan lagi. Mika melangkah mundur seiring tangannya yang mendorong jauh tubuh Ciko.

" kenapa? Apa kau....sudah tidak menyukaiku lagi?" hati Ciko sedikit khawatir akan tingkah Mika.

Bagaimana bisa gadis itu secepat ini melupakan cintanya, padahal Ciko sudah menyukainya? Ini tidak adil kan?

" ti-tidak" jawab Mika cepat sambil menundukkan kepalanya. Dia terlalu gugup untuk membuat kontak mata dengan Ciko.
"....kau punya Sesa"

" sebenarnya, aku sudah putus dengannya" jawab Ciko.

"kau apa??!" Mika merasa begitu terkejut dengan hal itu.
" tapi kenapa..."

" karena aku tidak menyukainya. Orang yang aku sukai adalah kau, Tukang makan"

" uh..." Mika menyadarkan dirinya dengan menggelengkan kepalanya berulang kali. Seolah ini benar-benar hanya ilusi. Dia bahkan tak tahu harus mengatakan apa dan bahkan jika dia mau, kalimat itu tak bisa keluar dari mulutnya.

Ciko berjalan mendekat kembali kearah Mika. Pria itu meraih kedua pipi Mika dan memegangnya lembut diantara kedua tangannya. Ia berusaha membuat kontak mata dengan gadis itu. Tidak, sebenarnya ingin memberi sebuah kecupan.....

" MIKA ZANEETA!! SIAPA YANG KAU AJAK BICARA?!" ibu Viko berteriak nyaring dari depan pintu rumah dan mengejutkan dua orang tersebut. Mereka berhasil terdiam dengan moment yang cukup canggung.

" selamat sore" sapa bibi Mika.
" siapa yah?"

" ahh bi'. Ini....uhh sahabat Viko" Mika memberitahu dengan nada gugup.
" dia juga adalah tetanggaku...di Jakarta"

"ohh jadi ini tetangga tampan yang berhasil membuatmu gal—" Mika segera mendekat kearah bibinya sambil menggeleng berusaha menghentikan ucapan ibu Viko yang hampir selesai tersebut. Hal itu berhasil membuat Ciko tertawa kecil.

" ngomong-ngomong, apa yang membuatmu bisa datang ke sini, Nak?" Tanya bibi Mika lagi.

" aku sebenarnya..." Ciko melihat kearah Mika.
"....ingin bertemu dengan Mika"

Pipi Mika memerah mendengar hal itu. Ia melihat kearah bibinya dan berusaha berbohong.

" ye-yeah. Karena aku berjanji padanya bahwa aku akan mengajaknya jalan-jalan keliling bandung"

" ahh jadi begitu" bibi Mika mengangguk sambil tersenyum hangat.

" Ya sudah. Mari masuk nak Ciko. Kami punya kamar kosong untukmu. Jangan khawatir"

"woah.. apa benar itu bibiku? Ibu Viko?" gumam Mika dalam hati.

Bahkan dalam sepanjang hidup Mika, ia tak perna tahu bahwa bibinya bisa seramah itu pada pria yang asing dan yang dekat dengan keponakannya.

" dia tampan, ditambah senyumnya sungguh manis" ujar bibi Viko.

" ahh...aku tahu pasti tentang itu" gumam Mika lagi dalam hati.
" pria pemikat wanita"

°°°°°

" Ini kamarmu. Jika kau butuh bantuan, kau bisa memanggilku" ujar Mika mengiring Ciko masuk kedalam sebuah kamar.

Stuck (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang