RAIN

28 3 9
                                    

~Happy Reading~
Hope you like it guys😊

••••••

Mika tampak mengisi buku didalam tasnya. Waktu jam pulang sekolah sudah tiba. Hari ini Ciko tidak masuk kelas karena ia sedang mengikuti pelatihan olahraga basket. Mungkin pria itu sudah pulang dari tadi.

Mika melihat kearah jendela. Ini sudah musim hujan dan hujan turun begitu deras.

Mika berjalan pelan kemudian mengambil payungnya didalam loker. Ia membuka payung tersebut setelah berdiri didepan koridor sekolah. Tampak banyak siswa yang juga mengenakan payung dan ada juga yang memaksakan untuk menerobos derasnya hujan karena tidak membawa payung.

" Mika!!" suara pria terdengar dari arah kejauhan. Mika menengok arah suara itu.

" Ahh halo pria kutub" sapa Mika tersenyum. Sejak sebulan belakangan, Mika mulai memanggil Ciko dengan sebutan pria kutub. Dia membuat panggilan itu karena Ciko bersifat dingin.

Mika Pov-

Ciko memanggilku.

" KEMARI!!" Dia berteriak dari arah seberang. Di bangunan perpustakaan.

" Ok. Tunggu sebentar" aku segera mengenakan payungku dan berjalan pelan menghampirinya.

Dia berdiri didepan pintu dan yang begitu menarik adalah, mengapa Ciko terlihat lebih tampan dari biasanya? Oh mungkin karena rambutnya sedikit basah karena hujan.

Dan aku termasuk wanita yang suka sekali melihat rambut basahnya. Itu menambah ketampanan Ciko.

" ku fikir kau sudah pulang sejak tadi?" tanyaku ketika sampai dan berdiri disampingnya. Segera kututup payungku yang memang berukuran cukup besar.

" sebenarnya begitu....jika aku memiliki payung"

" lalu? Pinjamlah pada seseorang" aku mengejek dan dibalas tatapan datar. Benar-benar pria kutub.

" ok baiklah. harusnya aku pergi dan mencari seseorang yang mau meminjamkan payungnya padaku"

" hey! Aku hanya bercanda. Kau sangat hambar" ujarku sambil menggelengkan kepala.

" HA-HA-HA. Leluconmu begitu lucu" dia tertawa palsu sambil menampakkan wajah datar.

" Baiklah. Aku sekarang kehabisan lelucon. Ayo kita pergi" aku segera membuka payungku kembali dan mengajak Ciko untuk bergabung. Tapi, belum sempat kami melangkah, mataku menangkap sosok seseorang.

" ahh itu Sesa mu" aku memberitahu Ciko dan ia segera melihat kearah yang kutunjuk dengan daguku. Sesa berdiri di depan koridor tempat pertama aku berdiri dan....dia juga tampaknya tidak membawa payung.

" ini" ujarku kemudian menyerahkan pegangan payungku padanya.

Ku fikir, aku harus membantunya lagi kali ini. Bukankah memang itu misinya?

" apa ini?" Ciko bertanya dengan wajah herannya. Aku menghela nafas dalam. Dia benar-benar pria bodoh dan tidak peka.

" dengar, biasanya gadis itu suka pria yang gentle jadi kau pergilah kesana dan ajak dia bersamamu. Ingat untuk memulai percakapan yang sederhana, lihat matanya dan beri beberapa pujian. Ahhh dan jangan membuat momen canggung" jelasku memberitahu.

" tunggu. Lalu bagaimana denganmu? Payungnya hanya satu" tanyannya.

Jika boleh aku jujur, Ciko terdengar khawatir. Nada suaranya melemah dan dia menatapku dalam. Woah, itu terasa menyenangkan bagiku.

Stuck (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang