Naruto, yang masih merasa bingung dengan semua kejadian aneh ini, berpikir keras. "Apa ini artinya ada orang-orang tertentu yang tidak berubah?" pikirnya sambil melirik Sasuke, yang tetap terlihat tenang di sebelahnya.
Tiba-tiba, suara lain terdengar. "Tidak, tidak, lakukan seperti ini! Lakukan seperti ini!" ucap Neji dengan antusias, yang ternyata sedang menggunakan Byakugannya untuk mengintip ke pemandian perempuan di sebelah. Wajahnya terlihat fokus, namun niatnya jelas-jelas tidak terhormat.
Di sisi lain, di pemandian perempuan, Sakura dan Hinata sedang terlibat pertengkaran. kecil.
"Sudah kukatakan, kami tidak punya hubungan spesial!" Sakura berseru dengan nada frustrasi.
"Pembohong! Aku tahu kau punya maksud pada Menma!" balas Hinata dengan nada penuh emosi, tatapan matanya tajam. Namun, tiba-tiba ekspresinya berubah ketika dia merasakan sesuatu. "Ah! Perasaan ini! Mungkinkah...?" Hinata menyadari ada yang tidak beres dan tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke arah dinding. "Neji!" teriaknya.
Di sisi pria, Neji menelan ludah. "Ah, dia menyadarinya," ucapnya pelan, menyadari dirinya telah ketahuan.
Tak lama kemudian, suara ledakan keras terdengar. BLLAAAARRRR!!! Sebuah lubang besar muncul di atap ruang ganti perempuan, dan seseorang jatuh dari atas langit, menembus atap dengan dramatis.. Untungnya, Ino yang berada di ruang ganti terhindar dari runtuhan.
"Kyaaaaaaaaaaa!!!" teriak Ino dengan panik, suaranya menggema di seluruh area pemandian.
Naruto yang berada di pemandian pria
mendengar keributan itu. "Ha? Apa yang terjadi?" tanyanya bingung, sementara suara jeritan masih berlanjut.
Ketika Naruto dan yang lainnya sampai di tempat kejadian, mereka mendapati Rock Lee yang tergeletak di lantai dengan. ekspresi bingung.
"Kenapa Lee ada di sini?" tanya Sakura yang sudah mengenakan jubah handuknya, terlihat bingung namun tetap waspada.
Hinata, yang masih marah karena perbuatan Neji, langsung mendekat dan menarik leher baju Lee dengan kekuatan yang tak terduga. "Silan kau, Lee! Aku akan membunuhmu!" teriaknya dengan marah..
Lee, yang jelas-jelas kebingungan, segera mencoba membela diri. "Bu-bukan begitu!" serunya panik. "Aku sedang dalam perjalanan pulang setelah berlatih, tapi aku tersangkut pada sesuatu... ini kecelakaan tak terduga!" Namun, Hinata tidak puas dengan penjelasannya.
"Jadi, apa kau berlatih di atap pemandian?" tanya Tenten yang baru saja muncul. Tenten terlihat lusuh, dengan banyak luka di tubuhnya dan bajunya yang dijahit di sana-sini, menandakan dia habis melalui latihan berat.
Hinata semakin marah dan menarik baju Lee dengan lebih keras. "Sebelum aku membunuh Neji, aku akan membunuhmu terlebih dahulu!" ucapnya sambil menggeram.
Sementara itu, Naruto dan beberapa laki-laki lainnya datang ke tempat kejadian, tepat. belakang Sakura. "Kyaaaa, jangan lihat ke sini."
Hinata hampir melempar Lee. Melihat. kehadiran mereka, Ino, yang masih mengenakan pakaian minimalis, berteriak lagi karena malu dan segera bersembunyi teriaknya panik.
Tenten, yang tampaknya tidak terlalu peduli dengan situasi itu, menunjuk Lee dan berkata, "Lee baru saja mengintip kami!"
Naruto, yang masih bingung dengan semua kejadian aneh ini, melotot. "Apa? Te-teme!" ucapnya sambil melihat Lee yang tampak bersalah.
Namun, Hinata dengan cepat mengalihkan kemarahannya kembali pada Neji. "Kau juga sama!" serunya dengan suara penuh kemarahan, lalu dengan gerakan cepat, ia melepas pegangannya pada Lee dan mulai menjambak mulut Neji, yang tidak bisa berbuat apa-apa selain menerima perlakuan itu.