"kak chanyeol..." alyn ngusap bahu chanyeol.
"eh iya, kenapa? Lo capek ya?" tanya chanyeol. Alyn menggeleng, "gue gak capek. Gue rasa lo yang capek kak."
"nggak kok, gue gak capek. Mana lagi yang lo nggak ngerti?" chanyeol lagi ngajarin alyn tugas aljabar linier.
Alyn menghela nafas, dia sedih sekali melihat keadaan chanyeol. Chanyeol di luar sok kuat, sok menyibukkan diri selama sebulan terakhir ini. Semenjak kepergian nina chanyeol selalu murung. Chanyeol masih menyalahkan dirinya yang tidak bisa membalas perasaan nina lebih cepat. Menjaga nina dan mencintai sepenuh hatinya.
"kak!" chanyeol berdehem menoleh. "berhenti nyalahin diri lo." chanyeol senyum kemudian mengelus puncak kepala alyn. "gue nggak papa, nih gue ketawa." chanyeol tertawa garing.Alyn senyum, "gak usah di paksain juga woo." katanya berseru sebal.
Tiba-tiba perutnya mual sekali. "bentar kak gue mau ke kamar mandi."
"lyn lo gak papa?" chanyeol nyusulin alyn ke kamar mandi. Chanyeol iba, di urut-urutnya belakang leher alyn. Ini sudah ketiga kalinya alyn ke kamar mandi muntah - muntah. Chanyeol sampai khawatir. Muka alyn pucat sekali. Makan pun alyn, pasti akan ia muntahkan.
"lyn kita ke dokter ya." ajak chanyeol.
"aku gak papa kak."
"gak papa gimana, lo udah muntah - muntah dari tadi lyn. Jangan bandel deh, ayok ke dokter." chanyeol langsung gendong alyn paksa. "eh kak turunin. Aku gak papa." alyn merengek.
"tidak ada penolakan noona alyn!"
Akhirnya alyn pasrah chanyeol membawanya ke rumah sakit."gimana dok?" chanyeol bertanya setelah alyn selesai di periksa.
Dokter tersenyum, "tidak ada yang perlu di khawatirkan pak, ini sudah biasa jika seorang ibu hamil muda mengalami muntah - muntah. Bapak tidak perlu cemas juga karena ibu dan bayinya sangat sehat. Kandungannya sudah jalan tiga bulan ya. Nanti saya buatkan resep untuk menghilangkan mualnya." chanyeol tersenyum lega. Kemudian meraih tangan alyn sambil tersenyum.
"terimakasih ya dok." ucap chanyeol sebelum keluar dari ruangan."nah nanti obatnya di minum ya. Biar gak mual lagi. Kasian si baby yang disini kalau mamanya gak mau minum obat dan makan juga." ujar chanyeol.
Alyn menatap chanyeol berkaca.
"kok malah nangis sih. Jangan nangis dong. Nanti di kira gue kdrt lagi." ujar chanyeol menenangkan.
"kak, harusnya bukan elo yang perhatiin gue begini." kata alyn menunduk. "seharusnya si brengsek itu yang ada disini buat gue." alyn menangis.
Chanyeol meraih bahu alyn. "lihat gue, jangan pernah nangis buat orang yang udah nyakitin elo dan ninggalin elo. Karena kalau sekali lagi gue liat elo nangis buat dia. Gue bakal bikin dia gak ada di dunia ini lagi." ujar chanyeol serius."jangan kak, munkin gue juga yang salah. Dia gak tahu gue hamil."
"kalau dia bertanggung jawab, seharusnya semenjak kejadian itu dia nyari elo lyn. Bukan malah ngilang gini gak ada nyari lo sama sekali." ujar chanyeol emosi.
"kalau dia gak mau tanggung jawab biar gue yang jadi ayah buat anak ini." chanyeol mengusap perut alyn yang belum terlihat berisi.
Alyn menangis kemudian memeluk chanyeol. "enggak kak, ini bukan anak lo. Gue tau lo cuma kasian sama gue. Gue gak mau ngerusak masa depan lo kak. Gue gak mau lo tanggung jawab buat apa yang gak lo lakuin. Gue gak mau, gue mau nemuin dia besok." kata alyn menangis di pelukan chanyeol.Chanyeol melepas pelukkannya. "yaudah besok kita cari dia sama-sama ya. Sekarang jangan nangis lagi. Mana alyn yang gue kenal dulu? Yang suka maki -maki, marah -marah, ceria. Pokoknya lo harus kayak dulu lagi." kata chanyeol ketawa.
"iya nih, kok aku jadi melodrama gini. Ah ini bukan gue banget kan ya kak?"
Chanyeol ngangguk, dia gemas. Tadi alyn menangis tersedu - sedu di pundaknya sekarang dia terlihat malu dan sebal dengan dirinya sendiri sudah seperti itu.
"yaudah kita pulang ya?" kata chanyeol nyalain mobilnya.
"kak..." chanyeol noleh, "kenapa,hm?"
"gue takut kalau sampai mama, papa, kak taehyung tau gimana?" ujar alyn sedih.
Chanyeol menangkup wajah alyn. "lo tenang ya. Inget, masih ada gue buat lo. Jadi lo gak usah khawatir. Kakak lo gak bakal tahu masalah ini. Begitu juga dengan nyokap bokap lo."Keesokan paginya alyn seperti biasa pergi ke kampus di jemput chanyeol. Pagi ini alyn memutuskan untuk mencari sehun. Biasanya sehun berada di sekitar kafetaria kampus atau kantin mbak asna bersama rombongannya. Benar saja, alyn tengah melihat sehun tertawa terbahak bersama teman-temannya di kantin mbak asna. "kakak tunggu disini aja ya. Biar aku sendiri yang ngomong sama sehun." kata alyn mengingatkan chanyeol. Chanyeol awalnya keberatan, namun akhirnya ia pasrah dan menuruti perintah alyn.
"sehun!" sehun menoleh wajahnya sedikit terkejut namun setelahnya ia pura-pura biasa saja. Sehun menoleh lagi malah berbicara kepada teman-temannya. "sehun aku mau ngomong!" kata alyn lagi.
"hun kasian cewek lo, mending lo samperin dia dulu deh." kata teman sehun yang bernama kai. Kai tampak kasihan melihat alyn yang mukanya sudah pucat.
"ngomong apa lagi? Kamu bilang kita putuskan?" kata sehun berdiri.
"apa perlu aku ngomong semuanya disini?" suara alyn meninggi.
Sehun langsung menyeret alyn menjauh dari teman - temannya. "lepas, sakit!" sehun tidak menggubris rintihan alyn. Seketika dada alyn sesak. Dimana sehun yang ia kenal dulum sehun yang perhatian dan penyayang. Alyn menghembuskan nafasnya. Ia mengatur laju air matanya sebisa munkin agar tidak meluncur tidak tahu diri nantinya.
"AKU HAMIL!" singkat, namun cukup membuat sehun tercengang. Namun, ekspresinya berubah kembali. "lalu?" katanya."kamu bilang lalu? Lalu kamu harus tanggung jawab hun!" kata alyn sedikit bergetar.
"darimana aku bisa yakin kalau itu anak aku, sedangkan kita udah gak ada hubungan apa - apa." kata sehun membuat hati alyn teriris perih.
"itu bukan anak aku!"
Tes! Air mata alyn lolos tanpa di komando.
Bukk!!!
Sehun terpengkur di tanah. "brengsek lo hun!" chanyeol memukul sehun tanpa ampun. "dia anak lo hun, lo harus tanggung jawab!"
"kak chanyeol stop!" alyn menghentikan chanyeol. "udah kak stop." katanya lagi menangis.
Sehun mengelap ujung bibirnya yang berdarah. Sehun tersenyum remeh "cih, dari mana gue bisa percaya kalau itu anak gue. Selama ini kan dia jalanya sama lo. Bisa jadi itu anak lo." kata sehun sarkas.
Chanyeol mengepalkan tangan, alyn menyentuh kepalan tangan chanyeol maksudnya menyuruh agar chanyeol tenang dan tidak terpancing. Sehun melihat itu ada rasa tidak senang menyeruak di dadanya, namun ia berusaha menepis. Chanyeol kemudian tersenyum sinis. "oke, ingat omongan gue ini. Lo jangan pernah ngaku - ngaku kalau ini anak lo. Mulai sekarang dia anak gue! Dan lo gak ada hak apapun atas bayi ini kelak! Ingat itu hun!" kata chanyeol tegas.
"kan itu memang anak lo. Sudah nggak ada yang perlu kita bicarakan kan? Gue pergi, banyak urusan. Buat pukulan lo ini gue maafin. Tapi lain kali kalau lo mukul gue. Gue bakal bales berkali lipat." ancam sehun.
"sorry lyn, aku belum siap jadi seorang ayah. Kamu cari ayah lain aja buat anak kamu itu ya. Tapi jangan hancurin kehidupan aku." kata sehun seraya berlalu.Demi tuhan saat itu juga buliran air mata mengalir deras di pipi alyn. Chanyeol ingin menyumpal mulut sehun sampai sehun tidak bisa berbicara lagi jika saja alyn tidak menahannya untuk membiarkan sehun pergi. Saat itu juga chanyeol memeluk alyn erat menenangkan.
"izinkan gue jadi ayah buat anak lo lyn!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Getting Pregnant
Fanfiction#1 Ranking on Shortstory [22 November 2018] "Kak Tanggungjawab!" "mending kamu gugurin aja. Aku belum siap jadi ayah!"