thirty nine

2.1K 234 7
                                    


Chanyeol menyilangkan kedua tangannya ke depan memandang lurus cewek yang entah dari  mana asalnya tiba - tiba muncul dengan tidak tahu diri memperkenalkan diri sebagai calon istrinya. Chanyeol menolak keras! Kalau bukan karena Mamanya muncul melerai adu mulut mereka di depan rumah tadi munkin Chanyeol sudah mengusir cewek yang mengaku bernama Alena ini. Ah, sebenarnya bukan adu mulut tapi hanya Chanyeol yang mengeluarkan suaranya tidak santai saat cewek itu mengaku sebagai calonnya.

"Mamah kenapa Mama biarin Papa ngejodohin Chanyeol sama anak bar - bar kayak gini sih!" kata Chanyeol ketus sambil memperhatikan penampilan Alena dari atas sampai bawah. Benar - benar bukan type Chanyeol. Lagian Chanyeol belum bisa move on dari istri orang, harusnya si istri dia kalau dulu nggak gagal nikah.

"Chanyeol mulutnya yang sopan. Alena maafin anak Tante ya?" sahut Mama Chanyeol tidak enak.

Alena meremas bantalan sofa. Cowok di depannya ini benar - benar berbisa mulutnya. Jujur saja selama ini Alena memang sering di protes akan penampilannya tapi dia tidak seperduli itu. Namun, ketika cowok di depannya dengan kasar mengejek penampilannya rasanya Alena kesal bukan main.

Chanyeol Winata yang Alena dengar dari cerita Papanya berbeda seratus delapan puluh derajat dari Chanyeol Winata yang Alena lihat di depannya sekarang.

Alena mengeluarkan seulas senyum. Terpaksa memang, namun berusaha setulus munkin agar tidak kentara jelas mimiknya yang sedang dalam mood tidak baik. Dirinya sudah berjanji pada Mama dan Papanya agar tidak membuat masalah di rumah Chanyeol. Alena brutal dan urakan tetapi satu hal yang harus di garis bawahi Alena anak yang mencintai kedua orangtuanya dengan sangat dan seorang anak yang penurut akan perintah kedua orangtuanya.

"Nggak papa kok Tante, Chanyeol belum kenal Alena aja. Nanti juga kalo kita berdua udah deket Chanyeol pasti nggak mau jauh." katanya percaya diri melirik Chanyeol tersenyum mengejek.

Chanyeol bergidik geli, "Dalam mimpi lo aja. Gue kasih tau ya, gue itu udah punya cewek dan lo nggak bakal bisa gantiin posisi dia di hati gue."

"Cewek? Maksud kamu istri orang itu? Upss!" Alena menutup mulutnya. Chanyeol meradang matanya membulat ingin menelan cewek resek nan menyebalkan dihadapannya.

"Tante maafin Alena ya. Alena nggak maksud ngomong gitu. Chanyeol maafin aku ya."

"Lo cewek menjijikan yang pernah gue temui. Sekarang mending lo pergi dari rumah gue." muka Chanyeol memerah matanya membulat sempurna. Chanyeol nggak pernah semarah ini. Gara - gara ucapan Alena yang berniat mengejek justru membuat Chanyeol berang. Chanyeol benci cewek seperti Alena tidak kenal tapi sok mengetahui dan ikut campur mengusik kehidupan pribadinya.

Mata Alena berkaca, Alena menyesal jika kalimat bercandaannya barusan membuat Chanyeol meradang. Alena mengetahui semua masa lalu Chanyeol, jujur sebelum bertemu Chanyeol Alena memang mencari tahu tentang Chanyeol di kampus Chanyeol setelah Papanya memberitahu dirinya akan dijodohkan dengan pria yang baik dan tampan dan bernama Chanyeol. Iya Alena sepenasaran itu mengenai cowok yang bernama Chanyeol dan informasi yang Alena dapat dibenarkan juga oleh Papa Chanyeol.

Alena cewek kuat, tapi baru kali ini juga dia dibentak dengan cowok asing yang baru dia temui dan itu sangat menyeramkan. Air matanya mengalir begitu saja.

"Tante Alena pamit pulang. Chanyeol aku minta maaf kalo kata - kataku tadi sudah melukai perasaanmu." pamitnya mengambil tas seraya berlalu dari hadapan Chanyeol.

"Alena tunggu, maafin Chanyeol dia nggak maksud ngebentak kamu." ujar Mama Chanyeol mengejar Alena.

"Nggak papa Tante, Alena yang salah kok. Alena pulang ya." katanya tersenyum.

"Jangan dimasukin ke hati sama ucapan Chanyeol ya. Jangan nangis maafin anak Tante." kata Mama Chanyeol menyesal.

"Alena nggak nangis kok Tante cuma kena debu matanya." sahutnya lagi.

Chanyeol memutar bola matanya begitu Alena pergi.

"Chanyeol Mama nggak pernah ngajarin anak Mama ngebentak perempuan ya!" Omel Mama Chanyeol.

"Mah dia itu nggak tahu apa - apa dia juga nggak kenal Chanyeol tapi sok tau."

"Kamu nggak kenal dia tapi kamu ngebentak dia. Lagian yang Alena bilang itu benarkan? Dimana kalimat Alena yang salah coba kamu kasih tau ke Mama." kata Mama Chanyeol tidak kalah meninggi.

"Udahlah Mah, Chanyeol capek sekarang terserah kalian aja."

"Datang ke rumah Alena dan minta maaf sama dia."

"Minta maaf untuk apa? Chanyeol nggak salah."

"Kamu sadar gak? Tadi kamu udah ngebentak anak orang Chanyeol dan dia nangis."

"Air mata buaya kali ah Mah, orang Chanyeol gak pukulin dia juga."

"Mama gak mau tahu kamu harus minta maaf." kata Mama Chanyeol meninggalkan Chanyeol setelah itu.
Chanyeol menjabak rambutnya frustasi.

🌺🌺🌺

"Alyn mau kemana?"

"Mau ambil makan laper."

"Biar aku aja, kamu mau makan apa?"

"Sehun?"

"Hm?"

"Daripada kamu ngelayanin aku terus mending kamu cari kerja. 4 bulan lagi itu gak lama loh."

Sehun menghela nafas, "Alyn aku kemarin udah daftar ke perusahaan Mama. Besok aku juga udah bisa kerja jadi kamu gak perlu khawatir masalah keuangan kita oke."

"Bukan gitu, aku sebenernya pengen kamu kerja di tempat lain. Bukan di perusahaan Mama kamu atau di kantor tempat Papaku kerja. Tapi aku mau kamu masuk murni dari usaha kamu."

Sehun menarik tangan Alyn agar duduk di ranjang. "Iya aku tahu, aku sebenernya juga gak mau kayak gitu. Cuma cari kerja tanpa campur tangan orang lain itu susah banget loh Lyn, aku tahu kalo aku usaha pasti bisa. Tapi aku gak mau ngabisin banyak waktu yang lama buat cari kerja sementara istri aku bentar lagi mau ngelahirin. Aku juga udah bilang sama Mama buat nempatin aku di level yang semestinya karena aku sadar gak ada pengalaman. Aku juga bilang sama Mama buat ngegaji aku sama kayak karyawannya yang lain." jelas Sehun.

"Sehun?"

"Hm?"

"Makasih ya, kamu mau nunjukin kalo kamu memang calon Ayah yang baik." kata Alyn tersenyum.

"Dan suami yang baik buat kamu." tambah Sehun.

Alyn tersenyum canggung. "Aku akan berusaha buat kamu ngeliat aku lagi tanpa menoleh ragu. Tapi, aku mohon kasih aku kesempatan buat buktiinnya." kata Sehun menggenggam erat tangan Alyn.

Tidak ada jawaban pasti dari Alyn, dia hanya tersenyum menatap wajah Sehun seksama.
"Alyn?"

"Hm?"

"Aku suka tiap kamu panggil nama aku. Kamu udah dua kali manggil nama aku tadi, aku senang." kata Sehun.

"Kamu ngitungin?" Sehun ngangguk.

"Kamu gak jadi laper?" tanya Sehun.

"Ih iyakan aku jadi lupa. Mau makan dulu ih gara - gara kamu." kata Alyn mukul bahu Sehun lalu beranjak pergi meninggalkan Sehun yang tengah tertawa.

"Kenapa gue baru sadar kalau istri gue gemesin banget kalo ngambek gitu." kata Sehun sambil ketawa ngakak.

Getting PregnantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang