"Lyn, gue keluar dulu bentar. Lo istirahat ya." pamit Chanyeol, yang di respon anggukan oleh Alyn.
Chanyeol berlari.
Tampak terburu - buru, Alyn mengerutkan dahinya heran. Tapi, karena kondisinya sedang tidak baik ia kembali beristirahat.Saat Alyn ingin memejamkan matanya. Tiba - tiba sang Mama masuk menatapnya sedih.
"Mama..."
Mama Alyn tersenyum. "Kamu nggak papa kan, Nak?"Alyn menghambur kepelukan Mamanya. "Maafin Adek, Ma... Adek udah ngecewain Mama sama Papa."
"udah ya, Adek... jangan nangis. Mama sama Papa memang kecewa. Tapi, Mama sama Papa bersyukur Chanyeol mau tanggung jawab atas apa yang dia buat."
'Bukan Kak Chanyeol... Mah pelakunya! Kak Chanyeol maafin aku.'
"Mah... Papa gimana? Papa pasti kecewa banget sama, Adek kan? Mah... Papa gak papa kan? Adek, khawatir penyakit Papa kambuh gara - gara mikirin masalah, Adek."
"Papa lagi istirahat. Papa tadi memang sempat sakit kepala. Papa nangis, Papa ngerasa gagal jadi Papa yang baik buat kalian. Papa terlalu sibuk sama kerjaan sampai nggak tau kondisi anaknya. Mama, juga merasa selama ini kurang perhatian sama kalian. Sama Adek, sampai Adek ngalamin kayak gini Mama nggak tau. Mama ngerasa gagal, Nak." air mata mengalir deras di kedua pipi Alyn maupun Mamanya.
Pertama kalinya, Alyn melihat Mamanya menangis. Pertama kalinya, Alyn melihat Mamanya sesedih ini. Pertama kalinya, Papanya menangis. Dan ini semua karenanya. Karena, kesalahan... Dan kebodohannya.
Sekejam - kejamnya orangtua Alyn. Papanya tidak bisa marah dengan Alyn. Tidak bisa mengusir Alyn. Alyn... Anak kesayangan orangtuanya. Bukan berarti kedua orangtuanya tidak sayang Taehyung. Bukan! Bukan seperti itu. Dulu sekali, 8 tahun silam saat Alyn duduk di kelas 1 SMP. Alyn hampir meregang nyawa karena tenggelam di kolam renang. Alyn, sudah minta tolong tidak ada seorang pun yang menolongnya. Munkin, mereka mengira Alyn hanya bercanda. Alyn pingsan, untung ada guru olahraga yang menolongnya. Alyn dilarikan ke rumah sakit. Sejak saat itu, kedua orangtuanya ketakutan sekali. Dan Papa Alyn, tidak bisa memarahi Alyn.
Papa Alyn, tidak memarahi Alyn karena takut Alyn akan pergi meninggalkan mereka. Alyn, sudah cukup tertekan dari yang Papanya lihat.
Benar! Alyn memang harus menikah. Orangtua mana yang tidak kecewa anaknya seperti itu. Namun, semua sudah terjadi.
***
Akibat terlalu cinta, penyebabnya bodoh dan menjadi amat tolol. Bodoh karena sudah terlalu percaya. Amat tolol, karena di perbudak atas nama cinta.
Yang katanya :" Cinta selalu gembira, cinta memberi penghiburan dan harapan dari penindasan dan kesewenangan. Cinta membuat kita bangkit dan pulih dari rasa sakit!"
Sepertinya, kata - kata itu tidak cocok dengan cintanya terhadap Sehun. Sehun tidak memberinya kebahagian, justru menghancurkan.
Sehun tidak memberinya harapan, justru penindasan.
Sehun tidak membuatnya bangkit, justru membuatnya menjadi sakit.
Sakit... Yang tidak tahu akan bisa sembuh pada orang yang sama atau berbeda. Oh hentikan! Dari kalimatnya tersirat Alyn masih mengharapkan Sehun...menyembuhkannya. Lupakan itu, Alyn! Sehun yang sekarang... Bukan Sehunmu lagi.
Kenapa malah orang lain? Lelaki yang sudah ia anggap kakak. Dan pernah tersakiti olehnya. Yang menerima hukuman atas dirinya. Kalau bukan karena lelaki itu, Alyn tidak punya harapan. Alyn hilang kepercayaan dirinya. Alyn akan meninggalkan keluarganya. Kalau bukan karena ketulusan lelaki itu, munkin Alyn sudah melakukan hal bodoh seperti melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Getting Pregnant
Fanfiction#1 Ranking on Shortstory [22 November 2018] "Kak Tanggungjawab!" "mending kamu gugurin aja. Aku belum siap jadi ayah!"