Perjalanan Bandung-Jakarta.
Handphone berdering.
Dengan malas Reno mengangkatnya. Sambil terus minta mempercepat laju mobil pada sopir.
"Sorry Zaq! Gue tadi buru-buru,gak sempet jelasin apa-apa. Gue gak bisa gabung kali ini."
"Sedikit kecewa sih gue. Lo baru nyampe udah maen cabut aja. Ada yang salah sama acaranya atau gimana ?"
"Acaranya oke,cuma bokap gue yang gak ngerti anak muda. Bokap bilang ini urgent. Ya apalagi kalau bukan masalah adik gue."
"Awalnya gue yang galau, lo yang terus paksa gue ikut. Eh kenapa jadi lo yang gak ikut?"
"Galau kenapa lagi lo? Jangan bikin gue seneng." Goda Reno.
"Lha temennya sedih malah seneng."
"Jadi kapan lo putus? Kalau lo putus sama kekasih hati lo, gue bakal gercep. Lo inget itu!"
"Gila! Sejak kapan lo suka cewek gue?"
"Sejak lo ceritain dia hampir tiap hari ke gue." Ekspresi wajah Reno berseri.
"Ah dasar pagar lu! Dia bukan tipe lo."
"Pagar makan tanaman lo, gitu? Siapa suruh lo nanam dekat pager. Hehehe."
Suara Zaqi tak lagi ia dengar.
Reno berpikir keras. Ia bahkan bingung bagaimana cara dia membayangkan seseorang yang belum pernah ia temui, tapi telah begitu jatuh hati dengan wanita yang selalu diceritakan sahabatnya itu.Reno larut dalam segedung kebingungan. Sejak kapan ia menyukai wanita yang menurut Zaqi bukan tipenya.
💗💗💗
Reno sudah membersihkan diri, ia masuk ruang keluarga dan duduk di samping Marini, maminya. Rambut gondrongnya yang masih basah itu kini terurai di bahu Marini. Kepalanya bergerak-gerak mencari posisi nyaman.
"Reno. Mami capek."
"Disenderin dikit udah capek Mi."Reno segera mengangkat kepalanya.
"Bukan gitu. Mami capek mikirin kamu belum juga serius membina hubungan dengan wanita, pacaran terus tapi gak ada yang bener satupun. Main-main saja kerjamu. Perasaan Mami belum lega kalau kamu belum menikah."Seolah mendapat kode Ayah segera bergabung di ruang keluarga tempat semua anggotanya berkumpul. Ada juga Maryam,keponakan Reno dari kakak perempuannya Marsya yang sekarang entah berada dimana,balita itu duduk sambil memainkan bonekanya sambil sesekali mengibaskan rambut panjangnya. Disusul Maureen yang sudah memakai stelan tidurnya.
Di awal cerita ayah membahas kejadian di kampus Maureen. Tidak jelas dan Reno tak begitu peduli,hanya Ayah dan Maureen yang tahu lebih dalam persoalan itu. Dan tiba tiba saja Ayah membahas tentang Sabil,semua orang di rumah tahu bagaimana Ayah kalau sedang bercerita tentang dia yang baik,cerdas dan pemberani. Sampai pada kalimat bahwa dia menginginkan Sabil jadi menantunya.
"Jadi maksud Mami nyuruh Reno cepet nikah biar Maureen bisa cepet nikah juga."
"Ayah sudah memutuskan...."
"Pasti mau jodohin Maureen sama anak asuh kesayangan ayah,"sela Reno.
Ayah menggeleng."Sebelum adikmu kamu yang harusnya lebih dulu menikah."
"Kita tidak sedang membicarakan Reno. Dari tadi ayah bicara tentang kehebatan Sabil, kesayangan ayah."
"Ini memang tentang dia dan tentunya kamu."
"Sabil?! Come on! Dia itu kan...?"
"No!" Seolah tahu maksud Reno."No,she isn't. She, catat dan ingat!" Pungkasnya
Selama ini ayah tak pernah berkata apapun soal perjodohan. Akhir akhir ini justru mami yang selalu cerita tentang gadis santun ,ramah ,pemberani yang telah menyelamatkannya dari pencopet sampai muncul harapan ingin menjohkan dia dengan putranya. Tak mau kalah Maryam ikut-ikutan ingin menjodohkan omnya dengan guru TK-nya. Hanya Maureen yang netral cenderung cuek dengan keadaan di sekitarnya.
"Menurut ayah Reno akan tertarik setelah mendengar cerita Ayah. Pokoknya Reno gak bisa terima. Imagenya sebagai pria di mata Reno terlalu kuat. Lagian Reno gak suka dijodohin."
"Udah Yah, jangan dipaksa wong anaknya gak mau! Gimana kalau sama yang mami ceritain aja Ren? Pertimbangkan pilihan Mami juga dong," ucap mami.
"Om Reno, guru Maryam juga baik, Maryam mau dia jadi tante Maryam."Maryam tiba di pangkuan Reno sambil menggenggam tangannya. Reno memeluknya.
"Lihat Yah, Mami! Maryam jadi matang sebelum waktunya. Masak anak TK mau ngejodohin omnya. Tapi kalau mami maksa Reno akan pertimbangkan pilihan mami, Reno juga bakal temui guru Maryam. Tapi sebelum itu Reno mau mengejar cintanya dia dulu."
"Siapa dia?" Mami dan Maureen antusias.
"Pacarnya Zaqi yang sebentar lagi jadi mantannya."
Semua terkesiap, bahkan mami hampir pingsan mendengar kejujuran atau lebih tepatnya kegilaan Reno.
"Kamu boleh temui ketiganya," ayah beranjak dari duduknya." Tapi kalau dalam satu bulan kamu belum memutuskan pilihanmu. Ayah akan menjodohkanmu dengan Sabil."
💗💗💗
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Tasabila
General Fiction#2 saudara (17/11/2018) "Kuakui aku sudah sering pacaran! Aku sering mengajak mereka makan malam romantis di tempat-tempat mewah. Tapi seorang wanita ajaib telah membuat satu hal yang tidak kusukai menjadi hal yang kutunggu-tunggu. Aku ingin sarapan...