part 24

6.9K 400 2
                                    

Di ruang makan yang belum tertata seutuhnya mereka bertiga duduk. Bila melaporkan perkembangan desainnya pada Ersya meskipun ia tak terlalu fokus akan hal itu. Dari tadi ia terus mengatakan hal yang sama pada Reno dan tidak mau lepas darinya.

"Kak Reno udah janji kalau putus sama kak Raysa mau jadian sama aku. Sekarang gimana, Kak?"

Reno tak bergeming. Image-nya di hadapan Bila kini luluh lantak.

Bagaimana ia memandang Bila yang berada di hadapannya sebagai  the untouchable girl. Gadis yang tak bisa ia sentuh dan segan ia lakukan. Sementara Bila telah menyaksikan dirinya dua kali dipeluk oleh gadis yang notabene adik kakak dan saling bersaing untuk mendapatkan cintanya. Mungkin dulu dia akan merasa bangga menghadapi situasi ini tapi kali ini tidak. Ersya terus merajuk, tangannya berusaha menyentuh tangan Reno yang berusaha Reno hindari sampai akhirnya sebuah panggilan dari ponsel Ersya membuatnya menghilang dan melebur kembali bersama kesibukan dan rutinitasnya  yang padat.

"Apa yang kamu pikirkan tentang aku?" Reno bertanya saat mereka tengah bersiap untuk pulang. Bagaimanapun ia ingin tahu pandangan Bila terhadap dirinya.

"Kenapa bertanya seperti itu?" Bila balik bertanya.

"Karena aku peduli apa yang kamu pikirkan."

"Banyak hal yang ada dalam pikirannku."

"Katakan!"

"Kamu terlalu mengganggu."

"Apa aku membuatmu tidak nyaman?"

Bila pamit pada penjaga rumah dan melangkah lebar menghindari Reno.

"Apa aku begitu mengganggu?"

"Sangat."

"Alasannya?"

Reno terus-terusan bertanya namun Bila tetap melangkah lurus ke depan.

"Jangan mengikutiku terus!"

"Sekarang kamu yang mengikutiku, jawab dulu, kamu belum mengatakan alasannya," Reno kini berjalan mundur di depan Bila. Ia beberapa kali menghadang arah langkah Bila.

Seorang pria berlari dan tanpa ragu mendorong bahu kanan Reno  dan menonjok wajahnya.

"Jangan ganggu dia!" serunya.

"Raka!" Bila baru mengenali sosok itu.

"Kamu gak apa-apa?" ucapnya pada Bila yang terlihat panik dan berusaha melerai. Pria bernama Raka itu kini mencengkeram kerah baju Reno. Ia mengira Reno telah mengganggu Bila.

Reno yang tidak bisa terima dengan perlakuan Raka melakukan perlawanan. Keduanya terlibat perkelahian.

"Raka stop!"

Berkali-kali Bila mencoba menghentikan namun mereka tidak berhenti saling memukul.

"Apa di...a orangnya yang dijodohkan denganmu dulu? Hah?" teriak Reno.

"Hentikan! Bukan. Raka berhenti gak! Kamu salah paham!" Bila kini berdiri di samping kanan  Raka, mencoba menghentikan tangannya yang terus memukuli Reno.

Reno mengepalkan tinjunya, mengumpulkan tenaga untuk memukul pria tangguh dihadapannya.

Buk.

Reno melayangkan satu pukulan  dengan sisa tenaganya. Ia berhasil mendaratkannya tepat di wajah, ia berlutut dan menundukkan kepala, kedua tangan menopang tubuhnya yang lelah, sesaat kemudian seseorang ambruk di hadapannya. Ia tersenyum puas, ia mengangkat kepalanya dengan bangga.

"Bila?"

Reno terperanjat memandang Bila yang terkapar tak berdaya. Raka menepuk-nepuk pipinya, berusaha menyadarkannya.

TasabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang