part 21

7.5K 481 3
                                    

"Ayah kok dari tadi senyum-senyum sendiri sih? beda banget sama tadi pagi. Bukannya Ayah baru saja membatalkan perjodohan Reno yang begitu ayah inginkan. Gimana tanggapan keluarganya? Ya, walaupun mami agak kurang setuju sama perjodohan ini, mami ngerasa gak enak juga sama keluarganya, bahkan mami gak sempet ke sana."

"Mami gak akan mengerti kenapa ayah bersikeras mau menjodohkan Reno dengan pilihan ayah itu. Mami harus ketemu sama orangnya langsung. Ayah sudah memperhatikan calon mantu ayah sejak lama. Tapi sudahlah jodoh di tangan Allah."

Kata-kata Pak Mario begitu pasrah tapi senyuman masih mengembang di bibirnya.

Ada yang tidak beres. Pikir Mami.

Melihat Ayah dan Maminya sedang duduk santai di tepi kolam renang Maureen segera menghampiri. Ia perhatikan ayahnya sedang dalam mood yang bagus, dengan hati berdebar kencang ia beranikan diri.

"Apa lagi ini anak senyum-senyum juga? Pasti lagi ada maunya?" sang mami yang jeli melihat gelagat putri bungsunya.

"Mami tahu aja. Bolehkan, Yah!"

"Main boleh-boleh aja. Apa dulu ni? Mau beli tas baru lagi, atau sepatu, baju, barangkali mobil? Apa lagi sekarang?"

"Bukan itu, Yah."

"Lalu apa?"

"Camping."

"Oke."

Maureen heran ayahnya begitu mudah setuju dengan keinginannya.

"Maureen mau pergi kemping," tegasnya lagi.

"Ayah setuju, kan tadi udah bilang oke."

"Ayah gak khawatir sama Maureen?" mami seolah tahu yang ada dalam pikiran Maureen sekarang.

"Iya," imbuh Maureen.

"Kamu tu orang yang selalu berpikir matang-matang sebelum bertindak kecuali dalam lima hal, baju, sepatu, tas, gadget keluaran terbaru dan satu lagi pacar. Kemping di hutan pasti sudah dipikir resikonya, kamu gak mungkin bisa having fun kayak kamu jalan ke mall apalagi ini untuk pertama kali. Ayah pikir itu akan menjadi pelajaran baru dalam hidup kamu mencoba sesuatu yang belum kamu lakukan sebelumnya."

"You know me so well, Dad. Thank you so much." Maureen mencium pipi ayahnya.

"Mami gak setuju."

"Apa sih mami ini, kebijakan Ayah selalu saja tidak disetujui. Just go girl! Ayah izinkan."

"Restu mami juga penting, ingat!"

"Ayah lupa bahkan surga ada di bawah telapak kaki mami. Rayu dulu deh tu mami kamu baru ayah juga izinin!"

"Ayah gak fair," Maureen dongkol.

"Kok ayah yang dibilang gitu. Kamu yang gak fair, mentang-mentang ayah yang nyari duit kamu izin sama ayah aja. Ayo sana dapetin juga izin mamimu."

Kini tangan Maureen bergelayut pada maminya.

"Coba ayah juga bilang kayak gitu saat mau jodohin Reno. Mami bakal seneng."

"Mami benar, maaf kalau kemarin-kemarin terlalu memaksa tanpa mendengarkan masukan mami ataupun keinginan Reno. Terima kasih sudah bersabar."

Pak Mario beranjak dari kursinya. Ia mendaratkan kecupan hangat di kening istrinya sebagai permintaan maafnya dan rasa syukur karena istrinya telah banyak bersabar untuknya.

💗💗💗

"Mulai besok Reno akan bekerja di perusahaan ayah."

"No vacancy."

TasabilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang