21

3.6K 208 4
                                    

Setelah lelah berbelanja Berburu berbagai macam Cokelat yang ada di Supermarket, Lisa langsung pulang ke Hotel diantar oleh Kai.

"Mau masuk dulu?"tanya Lisa setelah lama terdiam selama di perjalanan.

"Tidak perlu, ini ...."Kai menyodorkan sekantong kresek besar penuh yang semua isinya adalah berbagai hal mengenai makanan yang bernama Cokelat. Mulai dari Susu Cokelat , Selai Cokelat , Cokelat hangat siap seduh , berbagai camilan rasa Cokelat dan yang paling utama dan tidak ketinggalan adalah Cokelat Batang.

Mungkin hampir semua Cokelat batang yang ada di Supermarket itu Kai beli
Dan Lisa hanya bisa diam mematung, karena memang selama mereka berbelanja Lisa hanya diam mengikuti Kai dari belakang.

Bukan berharap Kai akan membelikannya sebatang cokelat, melainkan karena dia tidak punya uang sepeser pun. Dia lupa tidak membawa dompet karena terburu-buru saat pergi tadi.

Menunggu Kai menawarinya satu batang Cokelat? itu sepertinya tidak mungkin. Kai hanya berjalan kesana kemari mengambil berbagai hal yang berasakan Cokelat,
tanpa mengeluarkan sepatah katapun atau setidaknya berkata, Apa kau mau membeli Cokelat? atau Kenapa kau hanya diam? Apa mau aku belikan?

Selama di perjalanan pulang kai tidak mengatakan sepatah katapun dan Lisa juga melakukan hal yang sama karena kesal dengan tingkah idolanya itu. Mereka hanyut dalam pemikiran masing-masing.

Apa dia suka Coklat?
Aku juga suka, tapi gak sampai beli banyak banget kayak gitu.
Apa gak mau dibagi satu batang pun?
Itulah pemikiran-pemikiran absurd Lisa.

"Kenapa? mau tolong dipegangin?"tanya Lisa polos, saat Kai menyodorkan kantong kresek belanjaannya itu padanya.

"Buat kamu."

"Ha?"Lisa kaget bukan main. Sungguh tidak bisa dipercaya!. "Maksudnya?" tanyanya memastikan.

"Ini, pegang."Kai mengangguk dan menyodorkan kembali kantong belanjaannya pada Lisa.

"Emm ... aku ambil satu batang aja kan?"
Lisa mengambil kantong belanjaan itu dan mengambil sebatang coklat dari sana.

"Ini, makasih,"ucapnya, kembali menyodorkan kantong belanjaan itu pada Kai.

"Semuanya untuk kamu."Satu hal yang Kai katakan tapi bisa membuat Lisa pusing tujuh keliling.

"Maksudnya apa? ini ... aku sudah ambil satu." Dia menunjukkan satu batang cokelat kemasan yang dia ambil tadi.

"Semua itu untuk kamu,"ucap Kai lagi.

"Itu tidak lucu sama sekali, tolong ... mood ku sedang tidak baik hari ini."Lisa mulai bingung. Dia senang karena sudah mengerti maksud dari perkataan Kai, tapi dia juga tidak ingin terlalu berharap dan berusaha agar bersikap normal.

"Aku membelikannya, jadi ... kau harus menerimanya."

"Tapi."

"Anggap saja itu hadiah pertemanan."Kai tersenyum tulus.

"Apa kita teman?"

"Apa?"Kai tiba-tiba merasa gugup.

"Iya, kita teman. Teman dalam bahasa Korea apa?" Lisa bertanya walau sudah tahu jawabannya.

"Aku pamit ... Chingu,"ucap Kai.

"I-iya, terimakasih banyak, maaf sudah merepotkan."Lisa sedikit merasa canggung karena idolanya baru saja memanggilnya dengan sebutan Chingu.

"Aku akan pulang, jangan terlalu banyak memakan cokelat, berlebihan itu tidak baik."Kai berkata kemudian pergi berjalan menuju lift.

"Bukankah Kau yang berlebihan membelikanku cokelat sebanyak ini?"

I'm Fine Oppa ( Completed )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang