Minal aidzin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin. Beri 200 komens buat lanjut :p anggap aja THR wkwk. Pada mabok ketupat sama opor belom?
***Jangan sok mengungkit masa lalu, kalau akhirnya lo nggak mau tanggung jawab saat gue gagal move on.
Aika tidak tahu harus membuka percakapan apa dengan Darja. Cowok itu juga terus bungkam semenjak tadi, menyisakan udara dingin--embusan angin, asap kendaraan dan riuh keramaian jalanan.
Sekeras apa pun Aika membantah ia akan tetap kalah dan pulang dengan Darja. Cowok yang disukainya itu mungkin telah berubah banyak. Sempat terlintas di pikirannya, mungkin ia kualat dengan Darja di masa lalu. Darja yang dulu terang-terangan mendekatinya dan ia yang terang-terangan menolaknya membuat sesal sempat menghuni hati Aika, karena kini semua berbanding terbalik dengan perhatian yang dulu Darja berikan.
"Rumah lo masih sama?"
Darja bertanya dari balik helm putih yang ia kenakan.
"Iyalah, yakali mendadak pindah," balasnya setengah menyindir Darja.
"Oh."
Aika menerawang jauh, suara bising jalanan membuat ingatannya berhenti pada titik di mana Darja sedang menunggunya di taman kompleks, dengan sekotak susu UHT yang selalu cowok itu bawa kemana-mana dan senyum yang mampu membuat Aika malu-malu sekaligus gemas akan sikapnya.
"Aiiii...baru pulang?"
Darja berteriak, di sampingnya Rano--teman Darja hanya cekikikan sambil mengedip genit pada Aika. Aika yang saat itu mengayuh sepeda berwarna pink miliknya malah melengos, tak mau menyapa balik Darja.
"Aikaaa... nanti aku ke rumahmu ya!"
Aika mengendikkan bahunya, meninggalkan Darja begitu saja. Sampai akhirnya sebuah pesan sms masuk bersamaan dengan tibanya Aika di rumah. Saat itu Aika kelas satu SMP sedangkan Darja kelas dua--beberapa hari sebelum Darja menghilang begitu saja. Saat SMP, Darja dan Aika memang beda sekolah, dan Darja juga lebih sering pulang duluan daripada Aika.
Darja: cantik, kok melengos gitu?
Aika menghela napasnya. Ia mengetik pesan balasan untuk Darja.
Aika: suka-sukalah.
Darja: kenapa?
Aika: tahu ah.
Darja tak lagi membalas membuat Aika sedikit kepikiran. Apa cowok itu marah padanya?
"Ai, ngapain di situ? Cepet masuk, ganti baju dan makan!" perintah mamanya membuat Aika segera masuk ke dalam rumah.
Ingatan itu mau tak mau membuat dada Aika sesak. Efek Darja masih sebesar itu padanya. Andai waktu dapat diputar, mungkin Aika akan sedikit melunak pada Darja.
Memejamkan matanya, Aika meresapi lebih dalam aroma Darja yang sedikit tajam namun menenangkan. Membuatnya betah berlama-lama berada di belakang cowok itu.
"Kenapa lo berhenti?"
Aika bertanya, setelah ia sadar Darja menghentikan motornya--namun bukan di depan rumahnya. Melainkan di depan sebuah taman di kompleks rumahnya.
"Loooo--"
"Turun!"
"Gue mau pulang bukan mau ke sini. Ngapian ke taman? Mau mejeng lo? Kagak ada cewek cantik di sini, adanya kunti. Mau lo?"
Darja mengendikkan bahunya, ia menggandeng tangan Aika. Mendudukkan cewek itu di bangku taman--tepat di dekat air mancur yang ada di taman itu.
"Lo ngapain sih ke sini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Repeat
Teen FictionSeri Kampus 4 Trigger warning: Post Traumatic Stress Disorder, anxiety disorder, overthinking, feeling useless, toxic family. Darja adalah cinta monyet Aika. Nahasnya Darja meninggalkan Aika sehari setelah bilang cinta. Bertahun-tahun mereka tidak b...