Belum bisa melupakan bukan berarti selalu berharap bisa bersama di masa depan.
***
"Aika..."
Aika memutar bola matanya, sore itu Darja meminta untuk bertemu di taman kompleks. Langit sudah mulai tampak memerah, azan magrib segera berkumandang ketika Darja memintanya untuk bertemu.
Wajah Darja, sore itu tampak tidak baik. Ada kesedihan di mata anak remaja bernama lengkap Darja Djalasena Sastrakusuma itu.
"Apa sih? Ngajak ketemuan jam segini? Nanti aku dicari Mama, udah mau magrib."
Aika menggerutu, Darja tersenyum lembut pada gadis remaja itu. Perbedaan usia satu tahun di antara mereka tak menjadi masalah, Darja adalah teman main Aika sejak kecil. Anak laki-laki yang duduk di bangku kelas 8 itu semakin tampan di masa pubertasnya. Apalagi ia memang memiliki darah bule dari keluarganya.
"Aku mau ngomong sesuatu."
"Kenapa, Ja?"Darja duduk di samping Aika. Cowok itu memberi satu batang cokelat kemasan yang biasa dijual di supermarket untuk Aika. Cokelat berslogan 'emang rela bagi-bagi?' adalah cokelat kesukaan Aika.
"Makasih."
"Ka. Aku suka sama kamu."Aika menoleh, ia menatap Darja dengan jantung berdegup tak keruan. Darja dengan wajah tenang mengucapkan kalimat sakral yang diam-diam ditunggunya semajak ia mengenal rasa suka di masa pubertas.
"Kamu itu cinta pertamaku," lanjut Darja, ia menerawang langit yang mulai memerah.
"Ja... "
" Hm?"
"Sebenarnya, aku juga suka kok sama kamu. Kamu cinta pertamaku juga."Aika tersenyum malu setelah mengatakan isi hatinya. Dua orang remaja awal yang belum memahami cinta itu tengah berbunga-bunga hatinya.
Bagi Aika, cinta adalah rasa nyaman, ingin terus melihat orang yang disukai dan perasaan deg-degan jika bertemu. Ia pernah membaca di salah satu novel teenfiction, begitu kiranya definisi cinta. Dan, ia merasakan semua itu saat bersama Darja.
Sedangkan bagi Darja, cinta adalah perasaan ingin melindungi dan menjaga, perasaan rindu luar biasa dan bahagia saat bertemu Aika.
Sesederhana itu perasaan cinta di antara keduanya, perasaan yang terus berkembang dan menyakiti salah satunya nanti. Atau mungkin dua-duanya.
"Kamu pulang gih, udah sore," ucap Darja.
Aika mengerutkan keningnya, biasanya setelah mengatakan cinta, si tokoh cowok akan mengajaknya jadian. Tapi Darja? Malah menyuruhnya pulang? Yang benar saja?
"Kamu beneran nyuruh aku pulang?"
Darja mengangguk.
"Jangan lupa mandi," ucap cowok itu sambil tersenyum.
Aika mendengus, ia berdiri dengan tiba-tiba tanpa mengucapkan salam perpisahan pada Darja. Tanpa Aika tahu, hari itu adalah hari terakhir ia bertemu Darja, karena hari-hari selanjutnya, Darja menghilang tanpa kabar. Semua keluarganya mendadak pindah entah kemana, Darja tak mengatakan salam perpisahan, ia menghilang membawa cinta pertama Aika yang menyedihkan.
Ditinggalkan, sehari setelah bilang cinta? Aika merasakannya dan itu sangat menyakitkan, apalagi jika orang yang melakukannya adalah cinta pertama.
***
"Nggak berubah. Masih suka ngelamun ternyata, Masnya datang bukannya disambut malah ngelamun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Repeat
Teen FictionSeri Kampus 4 Trigger warning: Post Traumatic Stress Disorder, anxiety disorder, overthinking, feeling useless, toxic family. Darja adalah cinta monyet Aika. Nahasnya Darja meninggalkan Aika sehari setelah bilang cinta. Bertahun-tahun mereka tidak b...