22. Hold On

61.1K 8K 535
                                    

Gue udah beberapa hari gituloh engga bisa nulis, terindikasi stres, gue paksa deh hari ini, voila. Bisa dong, tapi belum gue edit. Nanti bantu edit ya, tunjukin typos typos durjanah. okey. Kuy gimme 400 comments.

QOTD:

Masih berkomunikasi sama cinta pertama?

IG: Aristavstories p.s kemaren gue dodol, lupa user IG wkwk.

***

Genggamanmu adalah nyata yang pernah menjadi andai, dekapanmu adalah fatamorgana yang dulu menjadi angan dan kehadiranmu adalah sebuah kebenaran bukan dusta yang menjadi bayangan.

Aika mengembuskan napasnya sembari menutup aplikasi Instagram di ponsel. Nyatanya, bully-an itu masih tetap berlanjut, menyerangnya melalui kata-kata yang tidak pantas untuk diucapkan, hingga menyebut jabatannya sebagai wakil Presiden BEM hanyalah alibi untuk mendekati Darja dan membuat hubungan Darja serta Miranda berakhir.

Cewek itu mengusap peluh di dahi, ia harus mencoba untuk kembali bangkit dan mengeyahkan kalimat-kalimat yang sempat membuatnya terpuruk itu. sudah bukan rahasia lagi, kalau media sosial saat ini telah menjadi ajang di mana, kasus cyber bullying semakin menjadi dan tidak bisa dibendung. Orang-orang seakan lupa, bahwa media sosial adalah tempat untuk mengakrabkan diri dan berteman, bukan sebagai wadah untuk saling benci dan bermusuhan.

Aika duduk seorang diri di gazebo yang terletak di depan jurusan. Ia hanya memainkan ponselnya sejak tadi, tidak melakukan hal yang berguna sedikitpun, ia hanya sedang mengalami malas yang luar biasa-mungkin ini bagian dari rasa tertekan yang ia rasakan. Sehingga, tidak ada hasrat untuk melakukan sesuatu selain diam.

"Aika..."

Seseorang memanggilnya, membuat Aika menoleh, ada Miranda dengan blouse berwarna merah beserta celana jeans yang membalut kaki jenjangnya, tiba-tiba duduk di depannya, membawa satu gelas cokelat dingin yang tinggal seperampat gelas.

"Gue mau minta maaf atas kelakuan temen gue, gue baru tahu setelah Darja marahin mereka kemarin."

Dahi Aika berkerut-kerut, membentuk tumpukkan kulit yang diartikan sebagai sebuah kebingungan. Cewek itu memandang Miranda tidak mengerti, bibirnya terbuka, mengeluarkan sebuah kalimat pertanyaan.

"Maksud lo?"

"Lo di-bully kan di sosmed?"

"Darimana lo tahu? Kita kan enggak saling follow."

Miranda tersenyum kecut, tidak saling follow bukan berarti ia tidak tahu apa-apa. Jujur, ia memang sempat kecewa dan sakit, tapi bukan berarti ia menolerir tindakan teman-temannya yang sudah merundung Aika. Bagaimanapun, ia masih percaya hukum sebab-akibat.

"Nggak penting darimana gue tahu. Gue ngerasa nggak enak aja sama lo."

Terdiam sesaat, Aika memandang lurus Miranda yang tampak selalu cantik dengan make up minimalis yang selalu membalut wajahnya. Mungkin Darja memang salah satu cowok bodoh yang sudah menyia-nyiakan seseorang seperti Miranda dan memilih dirinya, yang bisa dikatakan tidak terlalu menonjol, kecuali jabatannya sebagai wakil Presiden BEM. Tapi, Aika adalah cewek egois yang memiliki ego besar untuk mempertahankan Darja di sisinya, bukankah Miranda yang memilih untuk melepas Darja? Sekarang, saat Darja sudah bersamanya, bolehkan dia mempertahankan cowok itu untuk dirinya sendiri? Ia bukan manusia super baik hati yang rela menyerahkan orang yang dicintainya untuk orang lain dan berlagak sok ikhlas walau dalam hati menangis. Ia tidak akan pernah menjadi perebut, hanya mungkin pernah mendoakan Darja agar bisa bersamanya, dan saat akhirnya doa itu dikabulkan, Aika akan memilih untuk menggenggam dengan erat.

RepeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang