Bab 3

15.7K 820 40
                                    

Happy Reading

****
Aku menuruti permintaan mama untuk datang ke rumahnya. Walaupun dengan perasaan gugup.
Sesampainya di depan rumah kak Azka, aku sedikit terpana dengan rumahnya. Rumah yang sesuai dengan keinginanku. Keluarga kak Azka memang lebih kaya dari keluargaku. Tapi mereka baik.

Tok
Tok
Tok

"Ass...."

"Waalaikumsalam... Menantu mama!" teriak mama nyaring. Aku hanya tersenyum lembut sambil membalas pelukannya.

Kami berbincang mengenai kabarku dan kabar kak Azka. Bahkan mama menanyakan apakah Azka sudah melakukan itu? Ya Tuhan. Apakah mama sevulgar itu?  di ruang keluarga lagi bicaranya. Aku yang di tanya hanya tersenyum malu.

"Oh ya... Mama mengundangmu ke sini bukan hanya menanyakan kabar tapi juga, ingin menyuruh kamu dan Azka untuk bulan madu"

"A... Apa?"

"Bulan madu, sayang" ucap mama sambil mengelus rambutku

Aku hanya menatap mama tak percaya. Bulan madu? Benarkah aku dan kak Azka akan bulan madu.

****
Ketika aku pamit pulang mama tidak memperbolehkanku pulang, katanya ia ingin makan bersama dengan aku dan kak Azka. Kami pun memasak makanan kesukaan kak Azka dan juga papa. Ngomong ngomong soal papa, tadi beliau sudah pulang dari pekerjaan nya tapi sejak hari pernikahan itu papa menatapku tak suka. Persis seperti tatapan kak Azka.

Ketika makan malam pun, kak Azka hanya berbicara dengan mama dan papa. Mungkin sedikit, bahkan bisa di hitung dengan jari ketika berbicara denganku.

Aku mencuci semua piring, karena aku memang menginginkannya. Walaupun tadi sempat berdebat dengan mama. Ketika aku berjalan menuju ruang keluarga. Suara pembicaraan papa dan kak Azka di ruang kerja menghentikan langkahku.

"Aku ingin kau segera menemukan Mia, Azka! Dia wanita tidak tau diri!"

"Aku akan berusaha pa. Mia sangat cerdik dalam bersembunyi"

"Lalu apa yang kau lakukan jika Mia kembali?"

"Aku akan menceraikan Mira"

Mendengar itu, kenapa dadaku merasa sakit. Apakah benar aku mulai mencintai kak Azka?. Mengapa secepat ini?. Padahal pernyataan batinku kemarin hanya untuk menghibur rasa hatiku.
Aku pun segera beranjak dari pintu dan menuju ke sofa dengan mama.

"Kau yakin?"

"Ya aku yakin" ucap Azka

"Papa tidak yakin Azka, dia wanita baik" ucap papa lemah. Azka mengeraskan rahangnya.

"Mungkin dari luar baik, tapi tidak tau dalamnya. Mungkin saja seperti Mia" ucap Azka tegas.

"Jangan sampai nanti ketika kau berpisah dengannya, kau menyesal"

"Tidak... Tidak akan!"

Malam hari aku tidur di sofa karena tidak mungkin aku tidur satu ranjang dengan kak Azka. Tadi aku sedikit terkejut ketika mama tiba tiba saja menginginkan kami untuk tidur di rumah mama. Usai mengatakan itu aku pun pamit untuk istirahat lebih dulu. Karena aku lelah, ditambah perkataan papa dan kak Azka yang seakan membenciku.

Azka masuk ke dalam kamarnya. Ia merindukan kamar ini. Ketika ia beranjak menuju kamar mandi, ia melihat Mira tidur di sofa.
Sebenarnya ia merasa kasihan, tapi ia tidak bisa. Wanita yang masih dari keluarga Mia tetaplah picik seperti Mia.

Malam semakin larut, tapi Azka tidak bisa memejamkan matanya. Ia terus terjaga, hingga ia mendengar suara isak tangis. Azka pun menoleh kearah sumber suara. Mira?
Ia pun mendekat ke sofa yang di tiduri Mira.
Ketika sudah dekat ia mendengar gumaman dari mulut mungil Mira.

Second Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang