Bab 7

15.4K 702 22
                                        

-Semua karena kakakmu, jika tidak ada kakakmu. Maka penggantinya adalah kau yang harus mendapatkan hukumannya-

Happy Reading

****
Aku mengerutkan dahiku ketika melihat Jasmine diam terpaku karena perkataan ku barusan.

"Jas.."

"Ulangi Mir, siapa wanita yang disebutkan oleh kak Azka?" ucap Jasmin menyela perkataanku.

"Farah" ucapku.

"Ya Tuhan" gumam lirih Jasmine, membuatku semakin mengerutkan dahiku dalam.

Sebenarnya siapa wanita itu? Dan ada hubungan apa dengan Jasmine.

"Siapa sebenarnya dia Jas?" ucapku. Jasmine yang mendengarnya sedikit terkejut, kemudian menatapku dengan mata yang merasa takut.

Hal itu semakin membuatku bingung. 'Apa mungkin selama ini kak Azka selingkuh di belakang kak Mia?' pikirku melantur.

****
Azka semakin geram. Setelah kemarin melihat chat antara Miranda dan Rio sekarang di tambah foto Mia yang berduaan dengan lelaki lain.

"Sialan mereka!" ucap Azka spontan. Membuat Andra menghentikan rapat sejenak. Perbuatan Azka barusan juga tak luput dari pengamatan para dewan direksi.

"Kita lanjutkan besok" ucap Azka sambil berlalu. Ia merasa geram, bagaimana bisa hidupnya di permainkan oleh dua saudara laknat itu.

Andra yang melihatnya hanya dapat menghela nafas dan memijat keningnya yang terasa pening dengan tingkah Azka akhir-akhir ini.

"Farah adalah mantan kekasih Andra sebelum aku. Atau bisa di sebut mereka bertiga adalah sahabat. Tapi Farah terlalu serakah. Ia menginginkan keduanya. Wanita itu gila.
.
.
.
Kau harus bisa menjauhkan Azka dari dia, Mir"

Ucapan Jasmine terus terngiang di kepala Miranda. Ternyata ia masih punya pesaing lagi selain kakaknya yang sekarang entah dimana keberadaanya. Sepertinya perjuangannya untuk mendapatkan hati Azka sedikit sulit.

Tanpa Mira sadari ada seorang lelaki yang menatapnya dengan binar.
"An.." ucapnya

Miranda mendongak dan menatapnya.

"Rio" gumam Mira.

Rio tersenyum hangat sambil menatap Miranda.
"Akhirnya aku menemukanmu" gumam lelaki itu dengan senyum tersungging di wajahnya.

****
Sedari tadi aku hanya menatap keluar jendela cafe dimana Rio mentraktirku dengan pandangan kosong. Awalnya aku menolak karena ingin segera pulang dan bertemu Azka tapi Rio mengatakan bahwa ada yang ingin di bicarakannya. Jadilah aku disini dengan pikiran kacau mengenai ucapan Jasmine tadi.

"Ehem... An" ucap Rio menyadarkanku dari lamunan.

Aku mengerjapkan mataku beberapa kali sebelum menjawab panggilan dan ucapan dari Rio. Sungguh kebiasaan yang buruk yang akhir-akhir ini kembali menghinggapiku setelah dulu aku berpisah dari lelaki yang ada di hadapanku ini.

"iya, yo?"

Rio menghela nafas, "Kau pasti tidak mendengar apa yang barusan ku katakan?"

Second Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang