Bab 16

10.9K 505 6
                                        

Happy Reading

Jangan lupa klik bintang sebelum baca 😉

*******
Sudah tiga hari Mira terbaring lemah, walaupun air matanya sudah mengering tidak menutupi wajah kecewa, penyesalan karena anak yang belum ia ketahui telah meninggalkan nya.

Harapan agar pernikahannya bisa bertahan dengan Azka hancur. Tidak ada yang bisa ia gunakan sebagai penguat agar Azka bertahan disisi nya. Ayahnya sendiri bahkan meneriaki dirinya wanita tidak becus semalam. Hanya bunda nya saja yang membela. Azka, untung semalam dia tidak ada. Jadi tidak mengetahui bagaimana drama di keluarga Mira.

Mira tersentak ketika ada tangan yang mengusap air matanya. Azka menatap nya, tapi ia tidak tau arti tatapan itu. Apakah lelaki itu sedih, hancur sepertinya atau malah bahagia sehingga ada alasan untuk berpisah dengan nya? Pikiran itu terus menguasai di otak Mira.

"Kenapa menangis lagi, Mir?"

Dahi Azka mengkerut melihat Mira menatapnya dalam, ia ingin tau apa isi otak cantiknya itu.

"Azka, ayo kita bercerai"

Ucapan Mira to the point membuat Azka menahan nafas sejenak.
"Apa maksud perkataan mu?"

Mira menatap Azka sekilas kemudian mengalihkan pandangannya "Ayo bercerai, karena sejak awal pernikahan ini tidak benar. Kita hanya terpaksa, lagi pula jika kita pisah kamu bisa kembali dengan kak Mia"

Azka masih memandang tidak percaya kearah Mira. "Lebih baik kita mulai dari awal saja, aku minta maaf kalau selama ini tidak perhatian dengan mu Mira"

"Tidak, aku sudah memaafkan mu. Itu jalan satu satunya Azka. Agar tidak ada yang saling tersakiti. Kamu maupun kak Mia. Lagi pula kak Mia hamil anak mu, kamu harus lebih perhatian padanya"

Azka tidak menyerah mendengar ucapan Mira, ia masih ngotot kalau ia butuh Mira dalam hidupnya. Tapi Mira tentu saja masih bertahan dengan pendiriannya untuk berpisah dengan Azka.

"Kamu tidak bisa egois dengan menahanku disini Azka kalau endingnya akan tetap sama kita tidak akan saling mencintai sampai kapan pun"

"Kita bisa, mari kita ulang dari awal Mir, aku yakin kamu akan mencintaiku begitu pula denganku"

Batin Mira bergolak, memang jika dimulai dari awal ia sudah dipastikan akan jatuh cinta lebih dulu dari pada Azka. Mira harus bertahan dengan pendiriannya ia tidak boleh goyah hanya berpisahlah cara agar mereka bahagia. Iya kan?.

"Keluar Azka"

"Mira kita belum selesai bicara" ucap Azka masih tenang walaupun di dalam diri lelaki itu panik.

"Aku bilang keluar Azka! Apa kamu tuli?!"

Azka terkejut baru kali ini Mira membentak padanya.

"Kita bisa bicara baik baik, Mir"

"Keluar, aku bilang keluar!"

Dengan menahan emosi Azka pun keluar, sebelum membuka pintu ia mendengar ucapan Mira yang membuat dadanya sesak.
"Aku akan mengirim surat perceraian segera"

Blam!

********
Aroma rokok memenuhi ruangan yang hanya diisi oleh Farah, tidak ada hari bahagia selain hari ini dimana ia bisa membunuh sesuatu yang disayang oleh orang yang telah menghancurkan rencana nya. Setelah ini kandungan yang ada di dalam dirinya akan ia lenyapkan. Mario sudah ia awasi. Ia tidak butuh bantuan siapa pun, bahkan Jordan sudah melaksanakan misi nya sendiri.
Ia menyesal kembali rokoknya, pikiran nya kembali akan perjodohan dirinya dengan Rio lelaki baik yang hampir menggoyahkan pertahananya ternyata lelaki itu masih mencintai mantan pacarnya yaitu Mira.
Maut boleh menghindar dari Mira, tapi tidak dengan anaknya. Malang sekali nasibmu.

Second Wife (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang