Chapter 27

2.5K 140 0
                                    

Aku menggunakan gaun berwarna merah bergaya yunani berbahan sifon dengan dua kain panjang di sematkan di kedua sisi belakang lengannya, serta rambutku ku angkat naik ke atas dan membiarkan beberapa helainya terjatuh bebas di pundak ku ketika baru saja aku keluar dari kamar mandi dan Elliot menatapku mematung dengan pupilnya yang membesar.
"ada apa? apa aku terlihat aneh?", tanyaku. Dan well, aku sedikit terpukau dengan Elliot yang menggunakan setelan bewarna hitam serta kemeja yang berwarna sama pula. Perpaduan pilihan busananya menimbulkan kesan maskulin di dirinya, membuatnya terlihat jauh lebih tampan dan jauh menggairahkan. Sialan dia bahkan lebih menggoda di banding semua pria yang selama ini pernah kukencani, oh apa yang baru saja aku pikirkan? apakah aku sudah kehilangan akal sehatku? sadarlah Rose!. Aku menatapnya dengan tatapan bertanya tanya menutupi ketertarikan terbesarku terhadapnya.
"well, aku hanya kesal mengapa kau keluar dan berpenampilan seperti itu", erangnya.
"apakah aneh????", tanyaku kini terdengar tidak senang. Tunggu apakah pemilihan warna merah lipstik ku terlihat terlalu berlebihan sehingga aku kelihatan seperti boneka Bratz yang rambutnya kusut dan botak setengah karena habis di tarik tarik oleh anak anak. Apakah aku sungguh terlihat seburuk itu?.
Aku menunggu Elliot mengatakan sesuatu ketika ia dengan gelisah terlihat menghembuskan nafas dengan kasar.
"jika saja ini bukan hal yang penting tentu saat ini aku tidak akan pernah mengizinkanmu untuk keluar dari ruangan ini", katanya nyaris berbisik. Aku merasakan seketika Pipiku memerah dan jantungku berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya, tapi dengan cepat ku kendalikan diri. Aku berjalan seanggun mungkin melewatinya lalu tersenyum menggoda kearahnya.
"oh sayang, kau tidak akan selalu mendapatkan apa yang kau inginkan", lalu sebelum keluar melewati pintu, aku memberikan kedipan mata untuk merayunya. Kulihat tatapan Elliot menjadi gelap dan ia seolah olah menegang seperti badannya telah berubah menjadi patung.
Oh yang benar saja, sejujurnya aku juga menginginkan hal yang sama, aku ingin tangan kokohnya yang hangat menurunkan gaun ini dari tubuhku. Tapi dengan segera kubuang jauh jauh fikiran tololku itu dan berusaha untuk fokus terhadap penawaran kerja sama yang sebentar lagi akan kami terima. Tidur dalam satu ruangan yang sama bersama Elliot tidak pernah menjadi ide yang baik, karena hal itu selalu menimbulkan efek buruk untuk ku. Well, buruk berbuah manis kurasa, batinku nyengir.
Setelah kami tiba di salah satu restauran mewah yang terdapat pada bangunan hotel kami, kulihat Brown dan Stella telah terlebih dahulu duduk di sebuah meja bundar tengah sibuk berbincang bincang dengan tiga orang pria, dua pria paru baya dan seorang lagi pria muda yang terlihat cukup tampan, berambut gelap dan menggunakan kaca mata di balik mata birunya. Pria tampan itu langsung bangkit dari kursinya ketika melihatku dan Elliot datang.
"dan kau pasti adalah miss Amstrong si cantik yang banyak di bicarakan orang?", tegurnya tersenyum ramah, setelah itu dua pria yang lainnya menoleh ke arahku dan langsung menghentikan obrolan mereka bersama Brown.
"dan kau ?", kataku mengulurkan tangan sambil memberikan pandangan menilai bertanya tanya siapakah orang ini, aku tidak berhenti menyunggingkan senyuman ramah padanya, lalu melirik sesaat para pria lainnya yang kurasa adalah bagian dari sekutunya.
"perkenalkan madamoiselle, namaku adalah Stefano Moutinho aku adalah CEO dari Fontvielle, yang akan menjadi mitra Aero kuharap kedepannya", katanya lalu mencium punggung tanganku dengan lembut.
"Elliot Badler sir", kata Elliot langsung menyela kami.
"oh ya, dan kau pasti Elliot badler. Kau bertunangan dengan nona ini bukan?", kata Stefano dengan ramah.
Kemudian dua pria yang lainnya bergantian menyalami kami, mereka yang lainnya adalah sekertaris executive dan penasihat hukum perusahaan itu.
Kami kemudian duduk dan berbincang sambil menunggu makanan hidangan laut khas lokal monaco pesanan kami di sajikan. Suasana restaurant ini begitu memancarkan kemewahan dengan iringan musik jazz, semua pengunjung disini berpakaian formal dan rapi.


Mr. Mouthino terlihat sangat berusaha meyakinkan Brown dan Elliot tentang profit yang akan kami terima jika bersedia membeli beberapa persen saham mereka. Kulihat Elliot begitu serius membaca dan meneliti isi perjanjian mereka sembari sedikit bertanya beberapa hal dan langsung di jawab dengan percaya diri oleh pria paruh baya yang duduk bersebelahan dengan Stefano Mouthino.
Tiba tiba Elliot menoleh karena telah mendapatiku sedang menatapnya, ia balas menatapku dan memberikan senyuman khasnya, sialan! pria ini adalah milik ku!.
"bagaimana menurutmu miss Amstrong?", tanya Elliot tatapannya tidak lepas dariku.
"ya madamoiselle, kami juga ingin mendengar pendapat anda", sahut Stefano dengan nada sopan ikut melirik ke arahku, aku tidak tahu apakah ini hanya perasaanku saja, tapi menilai dari tatapan Stefano, kurasa ia tertarik padaku. Tatapan tatapan seperti itulah yang biasa kuterima dari para pria kebanyakan di luar sana. Well, jika aku belum memiliki Elliot, mungkin saja berkencan dengan pria eropa ini bukanlah ide yang buruk. Karena jika boleh jujur dia tidak kalah tampan dari Elliot, tapi tentu saja Elliot ku jauh lebih mempesona.
Aku memberikan senyuman sekilas untuk Stefano dan berujar, "aku tidak akan berkomentar apapun sebelum pengacara kami selesai mempelajarinya dan memastikan bahwa apa yang tertera di sana adalah legal dan dapat menghasilkan keuntungan bagi kedua belah pihak serta tidak ada sedikitpun kecacatan di dalamnya", dengan mataku tidak pernah lepas sekalipun menatap mata Elliot Badler.
Elliot tersenyum menggoda sambil mengangguk.
"Brown, aku mengandalkanmu. Jika kau membelinya pastikan beberapa product kita bisa menjadi referensi mereka, seperti menggunakan beberapa fitur dari Aero sebagai pertanda bahwa perusahaan kita telah menjadi mitra", kataku lalu melirik Brown dan Stefano secara bergantian.
"itu ide yang sangat brilian madamoiselle", kata Stefano lalu mengambil tanganku dan mencium punggung tanganku. Saat itu aku berada pada posisi sedang duduk terhimpit antara Elliot dan Stefano. Dari sudut mataku aku melihat tatapan tidak suka dari wajah Elliot, kurasa rahangnya mengeras karena ekspresi nya yang tadi terlihat santai berubah menjadi mengerikan seolah olah dia sedang melihat seseorang yang patut untuk diberi hukuman mati. Hal ini membuatku ingin menjahilinya.
"tidak ada apa apanya dibandingkan dirimu Mr. Mouthino". Jawabku sambil tersenyum.
"kurasa kita akan membuat draft perjanjiannya secepatnya, bukankah begitu Elliot?", kata Brown, kurasa ia berusaha mengalihkan perhatian Elliot. Well, apakah Brown berusaha menyelamatkannya?, kulihat Stella berusaha menahan diri agar tidak terkekeh di samping Brown. Aku memutar bola mataku ke arah Stella.
"ya, Mr. Amstrong dan kau juga sir mohon kerja samanya", sambil melirik sekilas partner Stefano lalu berpindah menatap Stefano sambil mengangguk.
"kupikir setelah ini berakhir tidak ada lagi yang bisa kita lakukan malam ini bukan? bagaimana jika kau sedikit memamerkan keseruan Casino di kota ini?", lanjut Elliot percaya diri.
"maksudmu kau ingin menantangku Mr. Badler?", tanya Stefano terdengar bersemangat.
"hanya jika Mr. Amstrong tidak keberatan, dan tentu saja aku harus mendapat izin dari tunanganku untuk bermain, apakah kau setuju sayangku?", kata Elliot dengan nada halus lalu mencium sekilas pipiku. Elliot terlihat sedang menegaskan jika aku adalah miliknya. Tatapan Stefano seketika berubah menjadi tatapan seperti ' aku siap menerima tantanganmu! ayolah lawan aku '.
"mari kita lakukan, kurasa kita semua membutuhkan hiburan sebelum panggilan tugas", sahut Brown menyetujui.



.....................................




Stefano membawa kami ke tempat casino yang paling mewah di negara ini, nama resmi nya adalah Casino de Monte Carlo yaitu kompleks perjudian dan hiburan yang terletak di Monte Carlo. Biasanya orang orang mengunjungi tempat ini sejam, satu setengah jam atau bahkan lebih jika kau suka menghambur hamburkan uang yang kau miliki. Kasino ini menawarkan beberapa permainan mewah dan bergengsi untuk memuaskan para pelanggan dari berbagai kalangan.
Di ruang permainannya, kasino ini menawarkan permainan seperti  Roulette Eropa, Black Jack, Hold'em Poker dan sebagainya. Dan jika kau terpecah antara meja dan mesin slot, mesin mesin itu akan memuaskan setiap keinganmu.
Beberapa kali kutangkap aura ajakan menantang Elliot pada Stefano, tapi aku sedikit memperingatinya jika ia harus mengontrol dirinya dan langsung di setujui olehnya. Aku juga sesekali menikmati permainannya dan sempat mengalami kemenangan dan kekalahan beberapa kali. Stella tidak ikut bermain, dia terus berada di samping Brown dan sesekali memberinya semangat. Selama keseruan kami Elliot terus berusaha menempeliku, merangkul pinggangku dan sesekali mengecup sesaat bibirku.
"apa kau cemburu pada Stefano?", tanyaku berbisik kepada Elliot.
"ya, aku cemburu. Dia jelas jelas tertarik padamu! itu tidak bagus Rose, aku baru saja mendapatkanmu", katanya dengan nada dingin. Hal itu membuatnya terlihat menggemaskan, tanpa sadar aku tertawa terbahak bahak.
"mengapa kau tertawa? apakah ada sesuatu yang lucu?", tanya Elliot penasaran.
"tidak, hanya saja kau lucu".
"aku lucu? kenapa?".
"kau lucu saat cemburu".
"kau lebih lucu sayang, jadi selama ini kau juga menyadari nya bukan?".
"menyadari apa?", tanyaku tiba tiba menghentikan tawaku.
"menyadari jika dia tertarik padamu", jawab Elliot dengan tatapan tidak senang.
"ya tentu saja".
"oh sayang jadi kau tahu dan balas menggoda nya?".
"Elliot, semua pria suka padaku itu bukan hal yang baru", kataku sengaja meledek nya.
"kita harus pergi dari sini", kata Elliot nyaris berbisik.
"tapi kita belum selesai", balasku.
"tidak, ini sudah cukup sebentar lagi akan pagi dan kau harus ku hukum!". Kata Elliot tiba tiba menarik ku mendekat ke tubuhnya, dan saat ini kami sedang berdempetan, Elliot sempat melirik ke arah Stefano yg sedari tadi memperhatikan kami lalu memberikan senyuman sopan dan dibalas pula oleh senyuman sopan Stefano. Kemudian tatapannya terkunci ke arahku. Aku berusaha tidak terlihat terpukau oleh tatapannya meskipun sebenarnya aku terpukau. Yang benar saja, matanya adalah salah satu bagian ter favoritku, bagaimana bisa aku tidak terpukau?. Tapi aku berusaha sebisa mungkin untuk menyembunyikannya.
"jadi sekarang kau sudah berani memberi hukuman kepada seorang Rosie Amstrong?". Tanyaku.
"tentu saja nona muda".
"ingat, aku masih klien mu".
"dan perlu kau ingat aku adalah tunanganmu".
"jadi kau merasa berhak?".
"sejak dulu aku selalu merasa berhak atas dirimu sayang. Hanya saja aku suka mengulur waktu".
"dan kau terlalu percaya diri".
"terkadang, di butuhkan rasa percaya diri yang besar untuk mendapatkanmu".
Ucapan terakhir nya membuatku kehabisan kata kata untuk membalasnya.
"jadi, kita akan pulang sekarang?", tanyaku sedikit tergagap.
"tidak secepat itu sayang, aku ingin memperlihatkanmu sesuatu". Lalu Elliot menarik tanganku, memberi isyarat dr kejauhan pada Stefano bahwa kami akan meninggalkan tempat ini terlebih dahulu.
"kita meninggalkan Brown dan Stella". Pekik ku.
"mereka akan mengerti", jawabnya tidak peduli dan terus menarik ku keluar. Aku hanya mengikutinya tanpa banyak bertanya lagi. Sejujurnya aku sedikit gugup, entah dia akan membawaku kemana, aku sama sekali tidak punya gambaran mengenai hal ini. Kupikir dia akan langsung mengajak ku pulang dan well, memberikan hukumanku di kamar. Oh tuhan apa yang baru saja kupikirkan?, bukan berarti aku tidak senang dengan ide lainnya, hanya saja aku tidak terpikir. Biasanya para pria yang sedang di mabuk cinta akan sangat tidak sabar untuk segera menyeretku di tempat tidur. Tapi Elliot tidak, dia selalu berhasil membuatku terkejut dengan tingkah tidak terduganya. Ya, tunanganku sungguh berbeda dari para pria yang selama ini ku kencani.

How To Marry a Rich Lady (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang