Lucy berlari ke dalam kamar Dalton dan Chilla dan hampir tertawa keras melihat betapa mengenaskannya kondisi Chilla sekarang. Gadis itu meringkuk di bawah selimut. Pastinya, Chilla mengalami trauma berat terhadap pria. Apakah seharusnya ia berterima kasih pada Kenzo yang telah tiada?
" Chilla, ini aku."
Lucy memeluk tubuh Chilla dan menganggukkan kepalanya pada Dalton yang berdiri membelakangi Chilla. Setelah Dalton pergi meninggalkan mereka berdua. Barulah, Lucy melepaskan pelukannya.
" Kamu tidak apa – apakan? Ceritakan padaku apa saja yang telah kau alami." Tanya Lucy yang sedikit memaksa Chilla untuk bercerita.
Chilla akhirnya menceritakan kejadian itu pada Lucy dengan berat hati yang membuat Lucy menggeram. Menurut cerita Chilla, Kenzo sama sekali tidak sempat menyentuh Chilla dan Chilla yang membunuh pria itu. Well, untuk berita yang terakhir ia memang sudah tahu karena dengan kematian pria itu lah sengketa yang ia rencanakan dapat berjalan. Tapi Lucy tetap berpura – pura seakan ia baru mengetahui hal itu.
" Sudah – sudah, itu bukan salahmu. Pria itu memang pantas mati." Lucy menenangkan Chilla dan kembali memeluk gadis itu.
~
Sengketa yang dibuat oleh White Snake berhasil membuat kericuhan. Suasana yang semakin memanas membuat Dalton terpaksa mengungsikan Chilla dari Mansion. Untuk sementara Chilla tinggal di sebuah rumah sederhana yang letaknya tidak jauh dari Mansion De Luca dan terletak di tengah hutan bersama beberapa orang pelayan.
Sesekali Lucy mengunjungi Chilla dirumah itu, seperti sekarang. Kedua gadis itu lebih sering menghabiskan waktu bersama karena Dalton belakangan agak sibuk mengurus sengketa yang terjadi. Lucy dan Chilla sedang menikmati teh hangat di depan balkon lantai dua. Chilla masih seperti kemarin, lebih sering melamun walau kondisi mentalnya sudah membaik.
Lucy meletakkan cangkir teh yang ia minum ke atas meja dan mengambil sepiring roti gandum. Ia mulai mengoleskan selai pandan sambil melirik keadaan sekitar mereka yang sepi. Para pelayan mansion sepertinya telah selesai membersihkan tempat ini dan kembali ke mansion. Suasana yang sangat mendukung rencana yang sedari dulu ingin Lucy tuntaskan.
" Chilla, Kau tahu? Sejak pertama kali melihat mu aku sudah sangat iri padamu."
Lucy memulai pembicaraan walau Chilla tidak menjawab ucapannya tapi gadis itu melirik sekilas pada Lucy, menandakan gadis itu mendengarkan ucapan Lucy.
" Aku sangat iri padamu karena Dalton selalu memperlakukanmu dengan hangat, manis dan penuh cinta." Ujar Lucy
" Ia tidak berbuat demikian pada siapapun, termasuk aku..."
" mantan tunangannya." Gerakan mengoles selai Lucy berhenti.
Ucapan Lucy berhasil menarik perhatian Chilla, Mata Chilla terlihat sedih, tidak percaya dan merasa bersalah pada Lucy "Maaf, Aku tidak pernah tahu.. kalau kamu mantan tunangan Dalton, Lucy."
" Tidak apa – apa karena Dalton memang tidak ingin kau mengetahuinya." Lucy tersenyum lebar dan menyatukan dua helai roti gandum yang telah ia oles selai menjadi satu.
" Tapi aku ingin kau mengetahuinya. Aku ingin kau tahu kalau aku sangat iri padamu hingga sangat membencimu, Achilla."
Nada bicara Lucy mulai berubah dan senyuman yang biasa ditampilkan Lucy hilang saat gadis itu mengambil pisau roti sedangkan Chilla yang sedari tadi memperhatikan Lucy mulai merasa ada yang tidak beres dengan gadis itu.
" Aku membencimu karena kau sangat tidak tahu terimakasih padaku." Lucy mulai memotong roti gandum yang ia oles tadi.
" Aku membencimu yang tidak betah tinggal di mansion impian aku dan malah membangun rumah sialan ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
His Lover (Mafia Series)
Romance(18+) Mata itu.. Selalu membius dan menghanyutkan setiap aku menatap kedalamnya. Mata itu.. Selalu memperlihatkan sorot kerinduan yang tidak ku pahami. - Achilla Camile Peterson Private secara acak !! Silahkan difollow terlebih dahulu untuk kenyaman...