Part 32 - The Trap

6.9K 452 48
                                    


Chilla terbangun dengan rasa sakit yang menghantam kepalanya. Ia memegang kepalanya yang terasa berat seraya mendudukkan dirinya diatas ranjang. Dengan tertatih – tatih ia melangkah ke kamar mandi. Hampir seminggu ini, kondisi fisiknya melemah. Badannya terasa panas dingin dan ia sering mual. Ia tidak tahu apa penyebabnya karena saat Dalton ingin membawa nya di periksa ke dokter, ia selalu menolak dan mengatakan bahwa ia hanya perlu istirahat karena kelelahan.

" Chilla?"

Chilla mendongak menatap Dalton yang entah sejak kapan menyandar di kusen pintu dan tengah memperhatikan Chilla yang duduk diatas closet. Pria itu sangat khawatir saat ia terbangun dan tidak mendapati gadis itu disampingnya tapi pikiran bahwa Chilla menghilang itu pun musnah saat mendengar suara air dari dalam kamar mandi.

" Kenapa tidak memanggilku?"

Dalton menggendong Chilla di depan dada nya setelah gadis itu menyelesaikan kegiatannya di kamar mandi.

" Ayolah, aku sudah merasa baikan." Chilla tersenyum kecil lalu mengalungkan kedua tangannya pada leher Dalton dan menyusupkan wajahnya pada dada bidang pria itu.

" Tidak. Kau masih perlu istirahat."

Dalton menyelimuti tubuh Chilla dan menempelkan tangan kanannya pada kening gadis itu, ia mengerutkan keningnya. Suhu tubuh Chilla masih hangat, yang berarti gadis itu masih meriang.

" Apa aku panggilkan dokter saja?" Gumam Dalton, membuat mata Chilla yang baru terpejam kembali terbuka dan menatap Dalton dengan ketidaksetujuan.

" Jangan. Sudahku bilang aku hanya perlu istirahat yang cukup, sayang." Kekeuh Chilla yang terlihat sedikit cemberut.

" Kalau begitu kamu harus cepat sembuh agar tidak membuatku cemas lagi." Dalton memprotes melihat betapa keras kepalanya Chilla untuk tidak ke dokter.

" Sekarang pejamkan matamu dan tidur." Titah Dalton yang tidak menerima penolakan.

Chilla hanya bisa mengangguk pasrah, ia memejamkan matanya dan kembali terlelap di samping Dalton.

~

Cairan bening kembali keluar dari mulut Chilla, ia kembali merasa mual. Akhir – akhir ini, Ia merasa seperti tidak mengenali tubuhnya sendiri. Seperti ada makhluk lain yang menghuni tubuhnya. Mungkinkah? Batin Chilla mengusap perut ratanya.

" Kamu masih belum baikan, sayang?"

Ini adalah malam kesekian dimana Dalton terbangun di tengah malam karena Chilla.

" Ya.." Chilla mengangguk – angguk dengan gugup.

Ia tidak tahu apakah ia harus mengatakan kemungkinan itu pada Dalton. Ia takut bahwa pria itu akan kecewa kalau pemikirannya itu salah.

" Apa yang sedang kau pikirkan, sayang?"

Entah sejak kapan Dalton telah berdiri di hadapan Chilla dan merapatkan tubuh gadis itu padanya. Chilla menelan ludahnya, ia gugup di tatap intens oleh mata abu – abu Dalton.

" Apa ada hal yang mengganggu pikiranmu?" Tanya Dalton yang melihat keterdiaman Chilla.

" Itu.. Kurasa.. aku..."

Kring Kring

Kring Kring

Telepon rumah yang berada di dalam kamar mereka berdering, membuat Chilla menghentikan perkataannya. Awalnya tidak ada satu pun dari mereka yang bergerak untuk mengangkat telepon itu. Dalton yang masih menatap lurus pada Chilla, menunggu gadis itu melanjutkan perkataannya sedangkan Chilla kembali ragu untuk mengungkapkan pikirannya. Telepon rumah yang tidak kunjung berhenti itu akhirnya membuat Chilla mendorong tubuh Dalton menjauh.

His Lover (Mafia Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang