Sorry for the late update
Happy reading ^^" Betty, kau akan pergi kemana?"
Chilla yang sedari tadi duduk memangku wajah di kamar Betty memperhatikan wanita itu sedari tadi sibuk memilih pakaian akhirnya bertanya. Ia penasaran terlebih ia melihat Betty sedikit merias diri membuatnya semakin heran. Apa Betty akan pergi berkencan?
" Ya, begitulah. Kau tahu bukan persediaan pupuk tanaman di florist kita sudah menipis. Jadi aku harus ke kota untuk memesan persediaan pupuk." Jelas Betty sambil mengganti pakaian rumahannya dengan sebuah kaos oblong dan hot pant.
" Betty, apa aku boleh ikut?"
Chilla menatap Betty dengan puppy eyesnya berharap kali ini ia bisa ikut ke kota bersama Betty. Betty menghentikan gerakannya saat mendengar ucapan Chilla. Ia terdiam sesaat sebelum melanjutkan kegiatannya memoles bedak pada wajahnya dan mengacuhkan permintaan Chilla walau hanya berlangsung lima menit sebelum berujar dengan nada jengah karena mata Chilla terus mengekori setiap gerakannya.
" Jangan menatapku seperti itu, Chilla. Lebih baik tanyakan saja pada Paman Albert."
" Okay." Betty melihat dari balik cermin kursi yang diduduki Chilla sudah kosong.
'Cepat sekali. Seingin itukah dia ke kota.' Betty bergumam sendiri dan melanjutkan polesan bedaknya.
Lain halnya dengan Chilla, gadis itu terlihat mencari – cari keberadaan Paman Albert di depan florist. Ia sedikit kebingungan saat tidak menemukan paman Albert yang seharusnya sedang menyiram bunga. Ia melangkah kembali kedalam rumah Betty dan mendapati Paman Albert sedang menonton berita di ruang tamu.
" Paman tidak menyiram bunga?" Tanya Chilla yang mengambil posisi duduk disamping Albert.
" Nanti, berita di tv sedang seru. Sayang untuk dilewatkan." Jawab paman Albert dengan tangan kanan yang memegang remote dan menaikkan volume suara tv.
" Paman, Boleh aku ikut Betty ke kota?" Chilla mengajukan niatnya untuk meminta izin pada Albert.
Dahi Albert berkerut memikirkan permintaan Chilla. Albert terdiam berpikir dengan pandangan yang tertuju pada tv. Selama ini ia terlalu mengekang Chilla sampai gadis itu tidak boleh kemana – mana. Mungkin kali ini saja ia izinkan. Ia berdehem sejenak sebelum menolehkan kepalanya menghadap Chilla yang duduk disampingnya.
" Kamu boleh pergi." Ujar Albert.
" Boleh?!" Chilla menatap Albert dengan berbinar – binar.
" Tapi dengan satu syarat." Albert mau tidak mau terkekeh melihat Chilla yang begitu senang hanya karena diizinkan pergi ke kota.
"Apa syaratnya paman?" Chilla mengerutkan kening menatap Albert.
" Stay close with Betty. Ingat, kamu tidak tahu jalan di kota. Jadi jangan sampai tersesat." Albert mengelus rambut Chilla dengan lembut lalu beranjak dari sofa dan melangkah keluar ruangan sebelum membalikkan badannya dan berpesan sekali lagi pada Chilla.
" Kau tidak ingin bersiap – siap atau kau tidak jadi pergi, Chilly?"
" Tentu saja jadi dan jangan memanggilku Chilly." Kesal Chilla yang langsung melesat kedalam kamar Betty membuat Albert kembali terkekeh dan memulai pekerjaannya menyiram tanaman.
~
Mobil sedan yang dibawa Dalton berhenti di beberapa rumah dari florist. Ini lah kebiasaannya. Memperhatikan cintanya dari kejauhan. Dalton menurunkan setengah dari kaca mobilnya dan mengamati florist. Tidak ada orang selain Albert yang menyiram bunga. Keningnya mengernyit dalam saat melihat mobil butut milik Albert keluar dari pekarangan florist. Tapi bukan itu yang membuat ia heran lebih tepatnya siapa yang berada dibalik kursi penumpang dan sedang melambaikan tangan pada pria itu sambil tertawa senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Lover (Mafia Series)
Romance(18+) Mata itu.. Selalu membius dan menghanyutkan setiap aku menatap kedalamnya. Mata itu.. Selalu memperlihatkan sorot kerinduan yang tidak ku pahami. - Achilla Camile Peterson Private secara acak !! Silahkan difollow terlebih dahulu untuk kenyaman...