Dua hari setelah kejadian itu, Sehun selalu tidur di kamar Ara. Sehun hanya berjaga-jaga agar Ara tidak melakukan hal aneh lainnya. "Kak..."
"Iya?"
"Kapan Mami pulang?"
"Nanti.."
"Kak apa bener Papi sama Mami mau cerai?" Ara menatap lantai, ia tidak mau menangis tapi rasanya sangat sedih, ia tidak rela kalau kedua orang tuanya berpisah "Kalau emang bener... Ara maunya sama Mami.." Ara mengangkat kepalanya, ia mematap Sehun
"Udah jangan dipikirin ya" Sehun mengelus kepala Ara "Siap-siap ke sekolah, kamu udah bolos berapa hari"
"Iya deh"
Ara mandi, ia malas sekali untuk sekolah padahal sebentar lagi ujian. Ara mengganti pakaiannya ke seragam sekolah, saat ia keluar dari kamar ganti, ternyata Sehun tertidur di sofa kamarnya.
"Kak!!bangun!!" Ara berteriak di telinga Sehun, hal itu membuat Sehun terkejut dan langsung bangun "Iya..."
"Ayo berangkat"
Sehun berdiri merangkul Ara, Sehun mengantar Ara sekolah naik bus karena Ara yang meminta. Ara mau sekali-kali naik angkutan umum bersama kakaknya.
"Kak... nanti pulang sekolah jemput juga ya.." Ucap Ara yang duduk di sebelah Sehun, Sehun menganggukan kepalanya sambil tersenyum
"Astaga!" Ara menepuk dahinya, Sehun menatap Ara dan bertanya kenapa, ternyata ponsel Ara tertinggal di rumah
"Gimana dong kak???" Ara tampak bingung"Gak apa-apa.." Ucap Sehun padahal dalam hatinya ia sangat ingin memarahi Ara sekarang juga karena sangat ceroboh dan pelupa.
Setelah tiba di halte bus sekolah, mereka berdua turun. Sehun mengantar Ara sampai ke depan gerbang. Ara melambaikan tangannya kepada Sehun, begitu pula dengan Sehun. Asal Ara selalu senang seperti itu, Sehun juga ikut senang. Bagaimana pun juga senyuman Ara harus tetap bertahan
*****
"Ra.. ayo ke kantin" Ajak Daniel
"Bentar ya.." Ara sedang membereskan buku-bukunya yang berantakan di atas meja, setelah itu di pegi ke kamtin bersama Daniel.
Ara merasa senang karena bisa bersama Daniel dan jauh dari gangguan Vanya tapi dia juga merasa sedih karena tidak ada Stella yang akan memeluknya di sekolah karena merindukannya.
"Ara..." Daehwi lari hendak memeluk Ara, namun di hentikan oleh Daniel
"Ada pawangnya, maaf tuan" Daehwi mundur beberapa langkah
"Jangan macem-macem hwi" Ara memperingati Daehwi lalu mereka pergi ke tempat duduk yang sudah di tempati oleh Jihoon.
"Ra.." Daniel memberikan sesuatu kepada Ara, lalu Daniel tersenyum
"Pake senyum lagi, gimana bisa marah" batin Ara, Ara membuang pandangannya ke arah lain, dia tidak ingin Mark dan Daehwi melihat pipinya yang memerah
"Ra.. telinga lo kok merah?" Daehwi mematap curiga Ara, hal itu malah terlihat lucu.
"Gak kok" Ara menutupi telingannya
"Makanan datang..." Jihoon datang dengan banyak makanan
"Yeayy !" Ara dan Daehwi langsung bahagia saat Jihoon mengeluarkan banyak makanan dari dalam kantong plastik
*****
..
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Brother
Fanfiction[Lagi Proses Revisi] Punya Kakak yang selalu mengawasi kemana pun kamu pergi memang menyebalkan tapi itu juga bentuk betapa dia sangat sayang. Melarang mu ini itu dan berpacaran. Nara kira dia sudah terbiasa namun ternyata belum sepenuhnya. Suatu ha...