P.28 - Lagi.

213 18 3
                                    

"Huaahh... Badan ku sakit semuanya"

Ara bangun dari tidurnya, dia baru sadar bahwa dia semalaman tidur di lantai. Ara berniat membangunkan Sehun sekalian meminta maaf setelah dia selesai mandi.

Saat sudah selesai mandi seperti rencana awal Ara akan ke kamar Sehun untuk membangunkan Sehun dan sarapan bersama.

Tapi saat Ara hendak membuka pintu perutnya terasa sangat sakit. Ada mencoba untuk menahan sakit di perutnya dia tetap berjalan ke kamar Sehun.

Saat Ara membuka pintu
Apa yang sedang aku lihat ini?

"Apa-apaan ini?!"

Ara tidak percaya dengan apa yang dia lihat sekarang Kakaknya dan Joy tidak memakai busana apa-apa dalan satu ranjang.

"Ohh ternyata kamu sudah bangun Ara?"
"Honey ayo bangun, pakai baju mu jalankan rencana ku" Joy menepuk pipi Sehun

Ara yang ketakutan langsung lari keluar sambil menahan rasa sakit di perutnya

"Pak Kepala!!!! Tolong Ara!!"

Ara berteriak memanggil kepala pelayan karena Ara melihat Joy memegang pisau yang sangat Ara takuti dan di belakang Joy tampak Sehun yang memakai treningnya dan kaos putih

Ara sudah beberapa kali memanggil Pak kepala tapi tidak ada jawaban sama sekali, Ara juga memanggil pelayan yang lain tapi tetap sama, tidak ada jawaban.

Kemana mereka semua? -batinAra

"Honey sekarang ya?" Joy bertanya pada Sehun yang kini berdiri di sampingnya

Dan anehnya Sehun mengikuti apa kata Joy dia hanya mengangguk dengan tatapan kosongnya. Sehun tampak sulut mengendalikan dirinya, entah apa yang di berikan Joy kepada Sehun

Kaki tangan seluruh tubuh Ara gemetar karena Joy semakin mendekat kearah Ara dengan menodongkan pisaunya

"KAKAK!!!!"

Ara memberontak saat Joy menahan tanganku dengan tenaganya. Sekuat tenaga aku memberontak mencoba melepaskannya namun terlambat tanganku sudah terikat

"Sayang... dia gak akan nolongin kamu karena dia juga gak tau apa yang dia lakuin sekarang... kamu pasti mencari para pelayan rumah ini kan? Mereka mungkin aja udah mati"

Joy menempelkan pisau itu di wajah Ara, Ara mulai menangis ia meneriaki nama Sehun dan Mami nya.

"Sayang simpan tenagamu ini, gak akan ada yang dengar kamu, karena kamu sebentar lagi mati"

Saat pisau itu mendekat Ara mencoba menghindar namun terlambat pisau itu sudah tertancap di perutnya.

Joy tau bahwa sebentar lagi Sehun akan sadarkan diri jadi Joy memukul kepala Sehun dengan Vas bunga yang ada disana hingga kepala Sehun banyak mengeluarkan darah

Pada saat itu juga Sehun terjatuh tak sadarkan diri, Joy melarikan diri dari rumah Sehun

"Kenapa nih cewek lari-lari?" Ucap Daniel bingung saat hendak memencet bel di gerbang rumah Ara
"Penjaganya kok malah tidur?"
"Paakk... bangun!!"

Tapi mereka tidak kunjung sadarkan diri, Daniel memperhatikan perempuan yang baru saja lari melewatinya, ia melihat sebuah mobil hitam dangan plat A ** 3. Daniel merasakan hal yang tidak enak dia langsung berlari masuk kedalam rumah Ara dan benar saja dia melihat Ara dengan darah yang mengalir dari perutnya

Daniel menelpon bantuan untuk datang kesana setelah itu dia menelpon Polisi untuk mengatasi tempat ini.

.......
.......

Sehun dan Ara langsung dibawa ke rumah sakit. Daniel terus mondar-mandir di depan UGD untuk menunggu hasil dari dokter didalam.

"Daniel!!!" Teriak Jihoon dan Daehwi yang ngos-ngosan karena berlari

"Akhirnya kalian sampe juga, tolong bantu gue buat cari tau penyebab ini semua"

"Kita pasti bantu nil"

"Ara gimana? Gue khawatir" Mata Daehwi mulai berkaca-kaca

"Wi jangan nangis lah" Jihoon merangkul Daehwi dan Daehwi hanya mengangguk, menahan air matanya agar tidak jatuh

"Lo tunggu disini ya, Gue sama Jihoon mau balik ke rumah Ara buat mastiin" Ucap Daniel yang kini berdiri di depan

"Hati-hati kalian"

"Siap!"

Skip...

Polisi sudah datang di kediaman Keluarga "Oh"

Daniel kesana untuk ikut mencari keberadaan pelayan-pelayan

Dan ternyata mereka semua di kurung di ruang bawah tanah yang gelap, kotor dan pastinya mengerikan

Dan Daniel menemukan sebuah ruang pribadi dan sepertinya itu adalah ruangan sang kepala pelayan

Mereka melihat ada seorang yang tergeletak tak berdaya dengan mulut yang berbusa

Jihoon memanggil salah satu polisi dan di ikuti yang lainnya

Tiga hari kemudian

Keadaan Sehun mulai membaik tapi tidak dengan Ara

Ara hanya diam dan menatap kosong semuanya sejak dia sadar. Hanya untuk kali ini Sehun mengizinkan sahabat laki-laki Ara untuk menjenguk dan membantu Sehun menjaga adiknya di rumah sakit

"Kak"

"Hmm"

"Boleh tanya?"

Sehun melihat ke arah Daniel seperti menjawab 'mau tanya apa?'

"Hal apa yang terakhir kali kakak ingat?" Daniel deg degan

Sehun melihat ke arah Ara, Daniel mengikuti arah tatapan Sehun.

"Terus?"

Sehun mulai menaikan nada suaranya dan sepertinya akan marah "Berhenti bertanya!!" Sehun menatap tajam Daniel

"Kakak!!!!" Ara berteriak sambil menutupi wajahnya

Daniel pun langsung membantu Sehun dengan mendorong kursi rodanya

Ya untuk saat ini hanya Daniel yang berani mendekati Sehun

"Ara ini Kakak!"
Sehun menggapai tangan kanan Ara

Ara langsung menatap Sehun lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain. Saat itu juga Ara melihat Jihoon yang sedang memotong buah.

"Jauhkan pisau itu!!"

Jihoon yang kaget langsung melempar pisau itu ke lantai. Mereka semua yang ada disana menatap Ara sangat prihatin karena Ara yang sejak tadi terus memanggil Sehun dan meminta pertolongan

Ara terus memejamkan matanya dengan kaki yang memberontak sejak tadi. Sehun kali ini terpaksa meminta bantuan Daniel dan Jihoon untuk memegangi kaki Ara.

Padahal sebenarnya Sehun tidak menginginkan hal itu, tapi apa boleh buat lihatlah kondisi Sehun yang sekarang ada di kursi roda.

Ara berhenti memberontak dan dia mulai tenang lalu membuka matanya

Perlahan Daniel dan Jihoon melepaskan pertahanan pada kaki Ara

Sehun hanya diam dan terus menatap Ara yang gemetar dan terus melihat sekeliling dengan wajah pucat pasih

Daniel langsung menekan tombol darurat untuk memanggil dokter dan tak lama kemudian dokter datang

Mereka berempat di minta oleh dokter untuk keluar, sebelumnya Sehun bersih keras agar dia tetap didalam namun akhirnya dia mengalah

Mengingat kondisinya sekarang seperti zombie

"Hoon, kasihan ya Ara" Daehwi dengan mata berkaca-kaca menundukan kepalanya, Jihoon menepuk punggung Daehwi
...
...
...

"Jangan buat aku khawatir" -Daniel

"Ara apa kabar ya?" -Guanlin

"Hun, nanti kita bakalan kesana lagi tenang aja" -Ceye, baek, suho, kai, Kyungsoo, Xiumin
.
.
.
Tbc

My Possessive BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang