Gue gak tau kalau di kalian gimana, tapi buat gue, masa kuliah itu gak ada indah-indahnya.
Oke, ada sih, dikit. Dikit doang. Sisanya? Susah! Ribet!
Intinya, masa-masa ini gak sebahagia yang kalian lihat di sinetron. Gak cuma tentang adegan datang dan ketemu gebetan di parkiran, gak cuma tentang ngelabrak musuh kalian di kantin pas jam istirahat, dan gak cuma tentang pulang cepat terus pacaran sampai malam. Hell, BIG NO!
Kuliah itu tentang kalian masuk kelas terus dapat materi dari dosen—kebanyakan malah harus cari bahan sendiri, dapat tugas dan harus dikumpul sesuai deadline dengan syarat satu kelas gak boleh ada yang sama, belum lagi kalau ada kegiatan organisasi selepas jam kuliah.
Memang gak setiap hari, sih. Ada juga saat-saat tertentu ketika kalian akan merasa gabut dan kosong sekosong-kosongnya, sampai guling-guling di kasur pun jadi kerjaan biar ada rasa capeknya. Tapi sekalinya penuh, rasanya sampai mau muntah-muntah.
Once again, ini di gue. Gue gak tau di kalian bagaimana. Gue cuma memperingatkan buat kalian yang belum menyentuh bangku perkuliahan, jangan berharap berlebihan. Ini bukan taman bermain, Sayang.
"Bang Atuuuuy! Bang! Bang! Bang! Bang! Ke!"
"Heh, kampret! Ngomong apa lo barusan?!"
"Lagian kenapa angkatnya lama banget, sih?!"
"Gue matiin."
"IH! JANGAN DONG!"
Tut!
"Halo? Halo? Kak? Kak Yuta?" Gue mengecek layar hp gue, dan sambungannya emang udah putus. "Dasar kakak durhaka!"
Gue melempar hp gue ke atas sofa. Iya, cuma ke atas sofa. Soalnya kalau ke lantai kasihan. Nanti rusak. Kalau rusak nanti Papi sama Mami suruh benerin pake uang jajan sendiri. Gak rela dong gue. Masa uang gue habis cuma gara-gara Kak Yuta?
Dengan mood yang semakin rusak, gue kembali fokus ke laptop, kembali mengecek tugas entah untuk yang keberapa kalinya. Tapi baru habis satu paragraf, hp gue bunyi.
Kak Yuta.
Oh, ngerasa bersalah juga? Bagus! Hampir gue pecat jadi kakak.
"Paan?"
"Dih, gak ada sukurnya banget lo gue hubungin ulang."
"Ya abis, ngajak ribut mulu!"
"Heh, telinga gue bising lo teriak-teriak terus. Makanya jadi cewek itu yang kalem dikit, biar kita rukun."
"Gue capek soalnya, Kak," rengek gue.
"Curhat?"
"Sampah!"
"Mulut lo, ya!"
"Tck! Tau ah!"
"Kenapa, sih? Riweh banget lo malem-malem."
"Jemput."
"Hah? Gimana gimana?"
"Jemput, Kak!"
"Ini jam 11 malem lo di mana, Yuna?" Kak Yuta kedengaran panik.
"Di rumahnya Mark."
"Ngapain?"
"Diculik. Ya gaklah! Nugas, Kak. Gue kerja kelompok. Ini baru beres."
"Tugas lo sebanyak apa dah? Udah kelompok, masih semalem ini juga."
"Ya namanya juga kerja kelompok. Sebagian kerja sebagiannya lagi berkelompok."
"Yeee, bego sih, lo. Mau aja disuruh-disuruh. Masa kaum penjajah dijajah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grumpy | Doyoung
FanfictionSUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU KESAYANGAN ANDA Gue gak marah, lo nya aja yang salah paham - Doyoung • Just for fun • Non baku • Tidak mengikuti kaidah penulisan yang baik dan benar ☆ Beberapa orang memutuskan berhenti membaca di tengah jalan. Itu pilih...