kidnap

66.8K 8.9K 2.9K
                                    

Kalau kebanyakan masyarakat Indonesia itu penganut aliran jam karet alias tukang telat, Kak Doyoung ini beda lagi. Dia gak terlambat. Malah, dia datang terlalu cepat.

Ehm, gak juga, sih.

Dia bilang kok kalau mau jemput lebih awal. Dari yang tadi malam bilangnya mau jemput pukul 9 jadinya pukul 8. Katanya biar gak terlalu macet. Biar gak terlalu panas juga. Dan biar di luarnya lebih lama.

Mau bilang kangen doang panjang banget pengantarnya.

Tau gak dia ngabarin perubahan jadwalnya kapan?

Pukul 6 pagi.

Iya, dia yang bangunin gue hari ini. Bahkan alarm gue sehari-hari gak sebar-bar telponnya Kak Doyoung pagi ini. Sebelum teleponnya gue angkat, hp gue gak berhenti bunyi. Yah, Kak Doyoung emang se-almighty itu.

Untung gue udah setrika baju dari tadi malam!

LINE

bunny🐰:
Ortu mna?

nayuna:
Gak ada kak
Mami sama papi keluar kota
Emang semalem gak sadar mobil papi gak ada di teras?

bunny🐰:
Oh
Trun



Kedua ujung bibir gue tertarik ke atas. Gue gak bisa menahan diri buat gak senyum saking semangatnya.

Nah! kalau on time begini kan, gue seneng!

Mengambil tas dan bercermin sejenak, gue keluar dari kamar lalu turun ke bawah. Walau masih di tangga, samar-samar gue udah bisa mendengar suara Kak Yuta. Kayaknya mereka berdua lagi ngobrol di ruang tamu.

"Hidih, pagi-pagi banget lo nongol. Mau ngapel apa mau kuliah?"

"Taken culture."

Gue kontan ketawa. Cuma dua kata tapi sudah sangat cukup untuk menyinggung perasaan Kak Yuta.

Haduh, kasihan banget sih, abang gue. Tapi gimana, ya? Kak Yuta itu memang bullyable.

Sampai di bawah gue berdeham untuk menyadarkan keduanya kalau gue sudah ada di tengah-tengah mereka. "Kakak gak boleh gitu sama Kak Yuta. Yang boleh nistain dia cuma aku aja."

Kak Yuta mendecih. "Dasar manusia-manusia laknat."

"Kan gue belajar dari ahlinya."

"Ngebicarain diri sendiri?"

"Ngebicarain kakak gue."

Kak Doyoung ketawa.

Berjalan mendekat ke arah Kak Doyoung, gue pamit ke Kak Yuta. "Pergi dulu ya, Kak. Gue udah bilang Mami sama Papi. Kalau lo lapar, di kulkas ada rendang buatan bundanya Kak Doyoung. Makan aja. Intinya jangan mati sebelum gue kembali."

Kak Yuta cuma menaik-turunkan alisnya. Gue sama Kak Doyoung pun keluar dari rumah terus masuk ke mobil.

Karena sekarang masih terbilang pagi, jadi AC-nya gak dinyalain. Kaca mobil aja yang diturunin. Gak lupa gue pake selimut yang tersedia buat menutup tubuh bagian bawah gue. Sekalian gue endus-endus juga. Tiga hari gak naik mobil ini bikin gue kangen sama wanginya.

"Kakak belum ngomong kita mau ke mana."

"Terus?"

"Ya ... Ya masa aku gak tau kita mau ke mana?"

"Semalem gue bilang apa?"

"Istirahat. Mau diculik sampe malam."

"Tau arti culik?"

The Grumpy | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang