Aku beneran se-kangen itu menulis tentang mereka. Kebetulan sebelum-sebelumnya juga banyak yang minta part sendiri tentang liburannya Yuna di Malang sama keluarganya Doyoung. Jadi berhubung waktu dan kesempatannya ada, jadilah chapter ini.
So, happy reading!
•••
Coba tebak hari ini hari apa?
Hari ini ...
Hari ...
Terbaik sedunia!!!
It's the beeest daaay eeeveeeer ~
(Beeest daaay eeever)
It's the beeest daaay eeeveeeer ~
(Beeest daaay eeever)Setelah menghabiskan lebih dari 3 minggu masa libur semester tanpa ke luar kota apalagi ke luar negeri, hari ini gue akhirnya bisa berlibur dengan layak alias liburan dengan makna yang sebenarnya. Hari ini gue akhirnya akan melakukan perjalanan yang cukup jauh sampai ke provinsi sebelah, Jawa Timur, dengan orang terkasih alias pacar tercinta. Huehehehehe.
Dua minggu yang lalu, Kak Doyoung mengajak gue pergi ke Malang dengan keluarganya, katanya liburan keluarga terakhir sebelum ada yang berganti status jadi kepala keluarga—Kak Gongmyung, kakak tertua Kak Doyoung, dua bulan ke depan akan melangsungkan acara pernikahan. Gue pribadi juga nggak mengerti kenapa gue juga diajak padahal gue belum jadi bagian dari keluarganya. Tapi bodo amat sama alasannya. Selama gue bisa bersenang-senang, gue ayo aja.
Nggak seperti liburan sebelumya, yang omong-omong bikin gue hampir kehilangan nyawa, kali ini nggak ada perdebatan sama sekali dari keluarga gue saat gue meminta izin, baik dari Mami, Papi, maupun Kak Yuta. Kebetulan Mami sama Papi juga mau ada perjalanan dinas ke Thailand besok. Jadi kata Mami, daripada gue berdebu di rumah, mending gue ikut Kak Doyoung ke provinsi tetangga.
Kak Yuta sendiri kelihatan nggak begitu peduli waktu gue mengutarakan tentang ajakan itu saat makan malam tempo hari. Mungkin dia sudah dengar lebih dulu dari Kak Doyoung. Sayang sekali dia nggak bisa ikut karena liburan kali ini bukan di antara teman-temannya. Jadi dengan berat hati dia harus rela tinggal sendirian di rumah selama beberapa hari ke depan.
Kak Yuta yang malang. Semoga dia bisa segera buka hati lagi supaya nggak terus-terusan sendiri.
Gue tersentak begitu hp gue berbunyi. Ada panggilan masuk dari Kak Doyoung. Segera gue menggeser tombol hijau dan menjawab panggilannya. "Halo?"
"Udah selesai?"
"Udah, Kak."
"Barangnya masih di kamar?"
"Nggak, kok. Udah diturunin sama Kak Yuta dari semalam. Udah di ruang tamu. Sisa dibawa keluar aja terus dimasukin ke mobil terus pergi, deh."
"Bentar lagi gue sampai."
"Okeee!"
Panggilan terputus sesudahnya. Gue bangkit dari tempat tidur kemudian bercermin, memastikan penampilan gue hari ini nggak bercelah karena gue mau ketemu—ekhem—calon mertua. Setelah itu gue mematikan semua sumber listrik yang ada di kamar. Tepat setelah gue selesai, panggilan dari Mami yang mengatakan bahwa Kak Doyoung sudah di bawah pun terdengar. Gue bergegas keluar dan turun dari lantai dua.
Rupanya semua anggota keluarga gue sudah berkumpul di ruang tamu, ada Kak Doyoung juga. Seperti biasa, gue akan menemukan pemandangan berupa orang tua gue yang menyambut dia dengan teramat ramah. Kak Yuta sendiri cuma duduk di sofa sambil makan lolipop, sepertinya nggak berniat bergabung menyapa temannya yang satu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Grumpy | Doyoung
FanfictionSUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU KESAYANGAN ANDA Gue gak marah, lo nya aja yang salah paham - Doyoung • Just for fun • Non baku • Tidak mengikuti kaidah penulisan yang baik dan benar ☆ Beberapa orang memutuskan berhenti membaca di tengah jalan. Itu pilih...