party

48K 8.3K 2.3K
                                    

Jujur, gue terkesan dengan apa yang dipantulkan cermin di depan gue ini, yang gak lain dan gak bukan adalah diri gue sendiri. Gak, gue gak lagi muji diri sendiri. Gue lagi memuji Mami. Dia berhasil bikin gue tampak selaras dengan dress yang sedang gue kenakan. Gak terlihat kekanakan, dan gak terlihat ketuaan. Plus, ini gratis.

"Suka gak?" tanyanya.

Gue mengangguk. "Mami pas muda pasti cantik banget, ya?"

Mami tersenyum jumawa. "Ya gitu, deh! Makanya Papi kamu naksir. Eh, tapi kenapa emang?"

"Kita mirip soalnya."

Mengernyit sejenak, Mami lalu terkekeh. Namun sejurus kemudian tatapannya berubah. Gak terlihat jenaka lagi, melainkan sarat akan afeksi. "Mami suka lupa kalau anak Mami udah pada gede semua. Kayaknya baru kemarin kamu minta digendong Papi kalau diajak temu kolega. Sekarang udah punya acara sendiri aja. Perginya sama cowok pula."

Gue mengelus-elus punggung tangan Mami yang tersampir di pundak gue. "Artinya, Mami harus sering-sering ingat waktu. Jangan ngerasa muda melulu."

Mami senyum sampai matanya tersisa segaris. "Kalau aja Doyoung belum di bawah, udah Mami berantakin lagi make up kamu."

"Iih, kok jahat sama anak sendiri?"

"Hm? Maaf, kamu siapa, ya?"

Kita berdua kontan ketawa.

"E-ekhem! Excuse me, Ladies. Langkahnya bisa dipercepat gak? Ini perut belum di isi ngomong-ngomong."

Menoleh ke sumber suara, gue mendapati pintu kamar yang terbuka dan Kak Yuta yang udah nyandar di sana. Seperti biasa, dia emang perusak suasana.

"Nih, Yut. Adeknya cantik, kan?"

Kak Yuta memandang gue dari atas ke bawah terus balik ke atas lagi. "B aja."

Gue memutar bola mata malas. Ketebak, sih. Yang namanya orang tua kan, gimanapun bentukan anaknya bakalan tetap dibilang cakep. Lain lagi kalau saudara, apa lagi kalau dia adalah seorang Nakamoto Yuta. Mau gue dandan ala-ala Miss Universe pun tetap aja bakal dibilang buluk.

Inilah kenapa gue punya trust issue. Gak ada yang bisa dipercaya bahkan keluarga kita sendiri.

Mami cemberut. "Ih, ini kerja keras Mami tau!"

"Yailah, dandanin orang doang dibilang kerja keras. Yuta yang sehari-hari bikin maket apa kabar? Kerja rodi?"

Mami menggelengkan kepala diikuti dengan gerakan telunjuk di depan dada. "Kamu tuh, gak ngerti soal beginian, Yuta. Ada banyak konsep di dalamnya. Keserasian, ketelitian, kejelian, kesabaran, ke—"

"Kenyamanan, kesempurnaan, cin—"

"Yuta!"

Kak Yuta mengangkat kedua tangannya. "Oke, sorry, Mi."

Mami memijat batang hidungnya. "Duh, salah apa sih, punya anak cuma dua tapi dua-duanya suka bikin sakit kepala? Taunya cuma menghujat orang tua."

Kak Yuta cuma ketawa gak berdosa. Gue baru mau ikut nimbrung ketika hp gue bergetar. Ada chat masuk dari Kak Doyoung.

The Grumpy | DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang