Chapter 8

2.6K 377 17
                                    

Ceklik...

"Hoon...lo tau gak sih? Katanya si Hwiyoung,si cewek cupu itu udah mati. Tadi gue ketemu Hwiyoung di jalan" Jelas Mark sambil menaruh barang belanjaannya. Begitu juga Lucas. Disini Hwiyoung adalah tetangga sekaligus teman Jihoon dan Mark.

"Emang iya? Bagus deh" Kata Jihoon sambil mengambil chitato yang ia titipkan tadi sama Lucas.

"Oh...itu tadi yang namanya Hwiyoung. Masih cakepan gue" Kata Lucas dengan lagak sombongnya.

"Najiss" Kata Mina sambil melempar tisu yang udah ia gulung-gulung ke arah Lucas.

"Nyampah aja sih lo...heran gue" Kata Lucas sambil mengambil tisu tadi dan buang ke tempat sampah.

"Eh...mau tau sesuatu gak?" Tawar Haknyeon tiba-tiba.

"Apaan tuh?" Tanya Yeri. Semua langsung berkumpul di depan tv. Terlihat Haknyeon yang mengeluarkan sesuatu dari kantong bajunya.

"Tadi pas gue abis olahraga,gue nemu kertas ini. Tapi,cuma ada tulisan huruf R. Kalian tau gak apa maksud huruf R ini?" Tanya Haknyeon. Semua menatap satu sama lain.

"BTW gue juga dapet buku. Tapi satu buku itu kosong. Cuma ada tulisan huruf P" Jelas Tzuyu sambil mengambil buku itu yang berada di tasnya. Terlihat Jihoon yang sedang berpikir keras.

"Hoon...nama si cewek cupu itu siapa?" Tanya Yeri tiba-tiba. Semua menatap Yeri bingung.

"Kalo gak salah dia bukan orang sini. Udah ketahuan sih dari namanya aja Pristy" Jawab Jihoon.

"Nah...mungkin ini petunjuk dari ini. Dimulai dari Tzuyu. Tzuyu nemuin huruf P duluan kan? Habis itu Haknyeon. Haknyeon dapet petunjuk huruf R kan? Itu sih menurut pendapat gue aja" Jelas Yeri sambil melipat kedua tangannya di bawah dada.

Ting...

"Ponsel siapa tuh bunyi?" Tanya Changbin setelah mendengar notifikasi dari ponsel seseorang.

"Ponsel gue" Jawab Rocky sambil merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya.

Pristy

Ternyata kalian udah pada tau nama gue. Hebat deh....selamat ya!!!
Gue punya hadiah buat kalian semua. Mau tau?
Hari ini kalian semua harus pergi ke puncak. Kalo enggak,satu orang harus rela mati.

"APA-APAAN NIH?!" Teriak Rocky sambil melempar ponselnya. Semua kaget mendengar teriakan Rocky. Semua menatap Rocky bingung.

"Apa-apaan sih lo....hape dilempar-lempar" Kata Arin sambil mengambil ponsel Rocky yang tergeletak di lantai begitu saja.

"Kalian harus baca itu guys..." Perintah Rocky sambil menunjuk ponselnya yang sedang di pegang Arin. Karena mereka semua penasaran,mereka membaca apa yang disuruh Rocky.

"Loh?! Dia kan udah mati,kenapa masih ada di bumi?" Tanya Changbin.

"Bener juga ya...mungkin yang dibilang,siapa deh tadi namanya?" Tanya Woojin.

"Hwiyoung"

"Nah....dia boong kali" Sambung Woojin.

"Tapi gue ditunjukin foto jasadnya" Tambah Mark. Semua menatap satu sama lain.

"Apa kita harus turutin dia?" Tanya Yehana setelah selesai membaca pesan itu.

"Ngapain juga kita harus turutin dia? Emang dia siapa? Bukan tuhan kan?" Protes Chaeyoung sambil berdiri dan menuju kamarnya.

"Tapi ini berhubungan dengan nyawa. Kita harus percaya atau enggak?" Tanya Sohye yang sudah khawatir.

"Percaya atau enggak,kita harus turutin dia...gue gak mau kalian semua mati. Please....gue mohon sama kalian" Kata Tzuyu dengan nada memohon yang sangat serius. Semua menatap Tzuyu prihatin.

"Oke. Gue akan ke puncak" Kata Jihoon yang langsung pergi ke lantai atas untuk berkemas. Semua menatap Jihoon tidak percaya.

"Kenapa? Jangan buang waktu kalian" Kata Jihoon yang sudah berada di tengah-tengah tangga lalu melanjutkan perjalanan ke kamarnya.

"Kita turutin aja dulu pesan misterius itu" Kata Lucas dan menaiki tangga untuk berkemas dan diikuti yang lain.
.
.
.

12.00

"Barang kalian udah semua kan? Gue mau tutup nih bagasinya" Kata Rocky.

"Udah"

"Kalian udah izin ke Pak Taeyang kan?" Tanya Mina yang diangguki oleh semuanya.

"Siapa yang bisa nyetir mobil?" Tanya Sohye.

"Gue. Gue bisa. Pokoknya gue bisa diandalkan deh..." Kata Woojin sambil menyisir rambutnya yang berantakan.

"Idih...sombong banget" Cibir Yeri. Dan semua langsung memasuki mobil papa-nya Jihoon.
.
.
.

In car...

"Nanti di puncak kita nginep dimana nih?" Tanya Laun yang duduk di belakang.

"Gue udah nyiapin villa" Jawab Jihoon tanpa menoleh ke Laun. Laun hanya mengangguk mengerti.

"Lo semua yakin....kita harus turutin dia?" Tanya Chaeyoung yang duduk di tengah sambil menatap ke luar jendela.

"Kita ikutin apa mau dia dulu aja chae....masalahnya ini bersangkutan dengan nyawa. Kalo udah bersangkutan dengan nyawa,kita harus percaya gak percaya" Jelas Jaehyun.

"Gue setuju sama Jaehyun" Kata Lucas.

"Ah....lo mah cuma setuju setuju aja" Cibir Mark.
.
.
.

So hyun side

"Ternyata ngejebak temen-temen lo itu gampang ya...." Kata Pristy sambil berjalan mondar-mandir di hadapan So hyun. So hyun hanya menundukkan kepalanya karena takut untuk melihat muka Pristy.

"Lo tau,kenapa gue ngelakuin ini semua? Karena Jihoon dan Mark udah bikin gue depresi berat. Dan gue pengen bales dendam sama mereka berdua. Hahahaha" Jelas Pristy.

"Tapi kenapa temen-temen gue dan gue juga harus terlibat?" Tanya So hyun sambil menatap Pristy.

"Emm...karena gue pengen bunuh mereka satu per satu dan termasuk lo. Hahahahaha" Jawab Pristy sambil meninggalkan So hyun yang sedang menangis.

"Kenapa? Kenapa dia begitu jahat?"

▪ Who is she? ▪

who is she? | 99 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang