Chapter 17

1.9K 263 8
                                    

"Apa perlu saatnya kita telpon polisi?" Tanya Sohye tiba-tiba yang membuat semuanya menoleh ke arahnya.

"Apa lo yakin? Minta bantuan sama polisi itu ribet loh" Kata Yeri yang diangguki Chaeyoung.

"Mending ribet atau tidak sama sekali?" Tanya Woojin dengan kata mutiaranya.

"Widih...gak nyangka gue jin..." Kata Mark sambil menepuk-nepukkan punggung Woojin.

"Apasih lo? Lebay" Kata Woojin sambil menepis tangan Mark dari punggungnya.

"Aih...jawab dong pertanyaan gue" Marah Sohye yang merasa bahwa ia di hiraukan.

"Apa salahnya mencoba?" Tanya Tzuyu sambil menaikkan alisnya.

"That's right baby..." Kata Jihoon sambil menitikkan jempolnya ke arah Tzuyu. Tzuyu hanya tersenyum malu.

"Gue telpon sekarang ya..." Kata Sohye sambil mengeluarkan ponsel-nya yang berada di kantung celana-nya.

Jleb

"KENAPA HARUS MATI LAMPU PADA SAAT KEK GINI?" Teriak Rocky sambil mendongakkan kepalanya menatap langit-langit tembok.

"Gue ambil senter dulu" Kata Tzuyu dan langsung beranjak berdiri.

"Mau gue temenin?" Tanya Jihoon.

"Gak usah. Gue bisa sendiri" Jawab Tzuyu dengan santai. Merasa khawatir, Jihoon mengikuti Tzuyu dari belakang.
.
.
.

Tzuyu side

Tzuyu melewati lorong-lorong yang sangat gelap. Ia tidak perduli itu. Ia terus mencari senter yang berada di laci dapur.

"Huftt...kenapa hidupku seperti ini? Di penuhi oleh terror, teman yang hilang entah kemana, teman yang mati dengan mengenaskan. Hiks...apa-apaan ini semua?" Tiba-tiba saja Tzuyu menangis. Ia sudah tak tahan membendung air matanya. Ia terduduk di samping meja makan. Jihoon hanya bisa melihat dari tempat persembunyiannya. Karena kalau ia menghampiri Tzuyu, tidak akan selesai masalahnya. Apalagi Tzuyu yang keras kepala.

"Hiks...aku hanya ingin membantu Jihoon, tapi aku tidak bisa...hiks...maafkan aku" Tangis Tzuyu yang semakin menjadi. Tetapi, dengan segera ia membekap mulutnya dengan tangannya sendiri. Ia tidak mau tangisannya terdengar oleh teman-temannya.

Hei...ini bukan salahmu Tzuyu. Ini semua salahku -Jihoon

Dengan segera Tzuyu menghapus air matanya dan mencari senter kembali.

"Apa ini?" Saat Tzuyu sudah menemukan senter, ia menemukan buku semacam diary yang berada di bawah senter.

"Pristyna Allysa Najswa. Hmm...namanya bagus juga" Kata Tzuyu saat membaca label nama yang berada di cover buku. Jihoon mengernyitkan dahinya.

Karena rasa penasaran yang sangat besar, Tzuyu membuka halaman pertama dari buku itu.

Dear diary,

Hello...my name is Pristyna Allysa Najswa, panggil aja Pristy. Aku baru saja membeli buku diary ini. Dan saat ini, aku akan menjadikan diary adalah teman curhatku.

First, aku baru saja pindah rumah. Setidaknya rumah baruku lebih layak daripada rumah dulu. Rumahku yang dulu terlalu seram dan banyak roh yang bergentayangan di sana. Apa kau tahu diary? Di dekat rumahku ada seorang cowok yang sangat ganteng. Dia adalah cinta pertamaku. Sebelumnya memang aku tidak pernah jatuh cinta segila ini. Dia benar-benar ganteng. Tapi, saat aku melihat ke cermin, aku merasa tidak pantas untuk mendapatkannya. Aku memang cupu, jelek, gendut, ya begitulah. Dia, cowok yang aku sukai, Jihoon ♡.

Sekian,
Pristy

Tzuyu membulatkan matanya. Seketika ia langsung menutup diary tersebut.

"Jadi selama ini Pristy suka sama Jihoon, tapi mengapa dia menakuti Jihoon dengan terror-nya?" Batin Tzuyu. Jihoon masih memandangi Tzuyu dengan intens.

Dia sedang membaca apa? -Jihoon

"Gue harus kasih tau teman-teman" Kata Tzuyu dan segera bangkit. Begitu juga dengan Jihoon.
.
.
.

"Gaes...kalian harus tau ini" Teriak Tzuyu sambil berlari mendekati mereka. Terlihat Jihoon yang sudah duduk dengan tenang.

"Itu apa?" Tanya Chaeyoung sambil mengerutkan dahinya.

"Diary Pristy" Jawab Tzuyu yang membuat semuanya mendekati Tzuyu.

Mereka semua mulai membaca dengan saksama. Mereka membaca dalam diam.

"Jadi...Pristy itu suka sama Jihoon?" Tanya Haknyeon yang diangguki Tzuyu.

"Kayaknya gue ngerti. Kenapa Pristy nyuruh kita untuk ke puncak" Kata Yeri yang membuat semuanya menoleh ke arahnya.

"Maksud lo?" Tanya Arin sambil menaikkan alisnya.

"Villa ini adalah tempat dimana Pristy diasingkan" Jawab Yeri singkat. Semua menatap Yeri bingung.

"Terus rumah yang gue kunjungi sama Jihoon itu, rumah Pristy yang dulu?" Tanya Tzuyu meyakinkan.

"Yap!!! Dia mencoba untuk membunuh Jihoon di rumah itu" Kata Yeri.

"Sumpah...gue masih gak ngerti" Kata Chaeyoung.

"Nanti lo juga bakalan mengerti" Kata Mark.

"Jadi telpon polisi gak?" Tanya Sohye.

"Jadi"
.
.
.

So hyun & Lucas side

"...jadi lo yang minta Mina untuk di bunuh pertama?" Tanya Lucas yang diangguki So hyun.

"Gak ada pilihan lain cas...kalo misalkan gue gak jawab, dia bakalan bunuh lo semua, dan termasuk gue. Gue sebenarnya juga gak mau jawab Mina. Tapi....mau gimana lagi" Jelas So hyun sambil menangis sesenggukan.

"Gue paham kok"

"Cas...gue pengen keluar dari sini" Kata So hyun dengan tatapan memelas.

"Gue juga pengen. Tapi gimana caranya?" Tanya Lucas sambil melihat ke sekelilingnya.

"Itu...ada gunting" Kata So hyun sambil menunjuk gunting yang berada di belakang Lucas. Reflek Lucas menoleh ke belakangnya. Dan benar saja, di belakangnya ada gunting. Lucas berusaha mengambil gunting itu dengan tangannya yang terikat dengan rantai.

"Nah" Seru Lucas saat mendapatkan gunting tersebut. So hyun bersorak senang.

Brakk

"Apa yang kalian lakukan?!"

▪ Who is she ▪

who is she? | 99 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang