Chapter 19

1.9K 252 13
                                    

Jlebb

"Argh..."

"Chaeyoung...Arin, apa yang ter-"

"Oh my gosh"

"Hiks...no...hiks...not now..."

"What the?!"

"WAE?! Mengapa ini terjadi lagi?"

"Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Mark sambil memukul tembok karena merasa kesal dan frustasi atas kejadian ini.

"Biarkan dulu mereka melepas kepergian Arin dan Chaeyoung" Bisik Woojin sambil menepuk pundak Mark pelan. Mark mengangguk tanda paham.

"I HATE YOU PRISTY!!! MUNCULLAH KE HADAPAN KAMI!!! APA LO UDAH PUAS MEMBUNUH TEMAN-TEMAN GUE, HAH?! JAWAB GUE, DASAR PSIKOPAT BR***SEK" Amarah Yeri tiba-tiba saja pecah. Air mata terus mengalir di pipi Yeri. Ia tidak tahan bahwa kedua sahabatnya ini mati karena teror yang tidak jelas ini. Sohye yang berada di sebelahnya hanya bisa mengelus punggung Yeri dan mencegah Yeri saat ia berontak.

"Yer...udah yer..." Kata Sohye menenangkan.

"Gak mau hye...gue harus bunuh Pristy dulu, baru gue puas" Jelas Yeri.

"Hiks...gue takut hoon..." Bisik Tzuyu yang berada di pelukan Jihoon.

"Ssstt...ada gue kok disini" Kata Jihoon sambil mengelus pucuk kepala Tzuyu.

"Padahal tadi Chaeyoung sama Arin masih ketawa bareng sama kita, tapi beberapa jam kemudian, di hari yang sama, hiks...mereka...hiks...berdua...udah...hiks..." Tangis Sohye pun akhirnya juga pecah. Dan sekarang Yeri yang menenangkan Sohye.

"Udah hye...kita selesaiin ini sama-sama. Biar kita cepet selesai dari semua teror ini. Biarkan Chaeyoung dan Arin tenang disana" Nasihat Yeri yang membuat Sohye mengerutkan dahinya.

"Sok nasihatin gue nih...padahal lo tadi juga ngamuk" Timpal Sohye tersenyum sambil menghapus jejak air matanya.

"Hehehe"

Tin...tin...

"Guys...kayaknya polisinya udah dateng" Kata Mark yang membuat semuanya menoleh ke arahnya.

"Kuy.." Ajak Laun sambil menarik tangan Haknyeon yang kebetulan ada di sampingnya.

"Tunggu..." Suara Tzuyu memberhentikan semua yang ada di sana. Tiba-tiba Tzuyu menuju kamar mandi yang membuat Jihoon mengerutkan dahinya. Terdengar suara sobekan dari arah kamar mandi. Tak lama Tzuyu muncul dengan gorden yang biasanya ada di bathtub hotel-hotel gituh...tau kan? Tau lah ya...

"Buat apa tzu?" Tanya Sohye dengan raut wajah kebingungan. Sayangnya pertanyaan Sohye diabaikan oleh Tzuyu. Tzuyu hanya fokus pada tujuannya. Menutupi mayat Chaeyoung dan Arin dengan gorden tersebut.

"Gue sayang kalian....walaupun gue baru beberapa hari kenal sama kalian berdua. Maafin gue kalo gue ada salah sama kalian" Bisik Tzuyu di telinga keduanya. Tzuyu pun menutupi mayat Chaeyoung dan Arin dengan gorden tersebut. Selama ia menutupi Chaeyoung dan Arin, air mata Tzuyu tidak bisa dibendung lagi. Ia terus menerus menangis. Begitu pun Sohye dan Yeri yang kembali menangis.

"Yuk..." Suara Mark yang membuat Tzuyu, Yeri, dan Sohye menghapus air matanya.
.
.
.

So hyun side

"Jangan berharap lo bisa keluar dari sini!" Kata Pristy di depan muka So hyun.

"Kalo lo berani coba-coba kabur lagi, gue gak akan segan-segan untuk bunuh lo!" Tegas Pristy sekali lagi. So hyun hanya membuang mukanya, menghindari kontak mata dengan Pristy.

"Gue akan beraksi lagi malam ini. Mungkin bukan satu lagi, tapi semuanya akan mati tanpa terkecuali. Lo tau? Teman lo itu udah berani-beraninya minta pertolongan pada polisi. Mereka gak tau kalo berisiko tinggi" Jelas Pristy yang membuat So hyun tersenyum licik.

Sebentar lagi lo akan kalah, Pristy -So hyun

"Kenapa lo?" Tanya Pristy sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Enggak" tanpa ba-bi-bu, Pristy meninggalkan So hyun yang sedang bersorak senang dalam hatinya.
.
.
.

Police side

"Apakah ini villanya?"

"Tapi alamatnya memang menunjukkan villa ini"

"Tapi mengapa disini sangat menakutkan?"

Polisi itu daritadi gelisah memikirkan apakah benar ini rumahnya? Polisi itu memang sendiri tanpa teman-teman polisi yang lain.

"Aku mengetuk pintunya saja lah" Akhirnya polisi itu mengetuk pintu villa tersebut.

Tok...tok...

Tidak ada jawaban

Tok...tok...

Tidak ada jawaban....lagi

Tok...tok...

"Apa mereka hanya iseng saja?"

Tok...tok...

"Baiklah...karena tidak ada yang keluar, mending saya pulang. Nonton drakor sambil makan spaghetti. Slurp....lezatt"

Polisi itu membalikkan badannya dan menuju ke mobil. Saat polisi itu menyalakan mesin mobilnya, ternyata mobilnya tidak mau menyala.

"Kenapa lagi nih mobil?"

Lama ia mencoba menyalakannya, akhirnya ia mengecek keluar untuk melihat kumpulan mesin-mesin yang berada di bagian depan mobil.

Asap keluar dari situ saat polisi itu membukanya.

"Uhuk...uhuk..."

Tanpa disadari, ada seseorang yang memasuki mobil polisi itu. Saat polisi itu sudah selesai memperbaiki mesin mobilnya, ia kembali masuk ke mobil.

"Akhirnya bisa juga"

Jleb

"Argh"

"Polisi yang malang"

"You shouldn't come here. You're better watch your favorite drakor"

"Hahahaha"

▪ Who is she? ▪

Maafkan author baru bisa update
Seperti yang author bilang waktu itu, author udah kelas 9, jadi bakalan jarang update

who is she? | 99 lineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang