Chapter 3

28.4K 4.1K 1.3K
                                    

SESAMPAINYA anak-anak dream plus Kun di dorm. Mereka langsung memasuki kamar mereka masing-masing.

Terkecuali Kun.

Kun langsung mendatangi Taeyong yang sedang ada di studio musiknya. Biasanya di jam-jam seperti ini, Taeyong sedang membuat lagu untuk comeback selanjutnya.

Kun mengetuk pintu dengan pelan, lalu masuk tanpa disuruh. Karna Taeyong pun biasanya tidak akan mempersilakan siapapun masuk ke studionya.

Taeyong akan diam dan menyapa orang tersebut ketika ia sudah memasuki studionya.

“Taeyong-hyung..” panggil Kun setelah menutup pintu studio dengan rapat.

“Hm? Siapa?” tanya Taeyong di balik kursi hitamnya, lalu Taeyong memutar kursi tersebut. Sehingga sekarang Taeyong bisa melihat Kun yang duduk di sofa.

“Ah! Kun-ah, ada apa?” tanya Taeyong yang masih sibuk memegang kertas dan juga pulpen.

“Hyung, Jeno sama Jaemin kenapa sih? Kok mereka musuhan dari dulu?” tanya Kun langsung to the point.

“Coba deh tanya sendiri sama merekanya, gak jelas juga. Mereka sama-sama bungkam masalah itu.” jawab Taeyong yang sekarang menatap Kun.

“Kenapa sih emangnya?” tanya Taeyong yang bingung kenapa Kun tiba-tiba nanya kayak gitu.

“Aneh aja, Jaemin yang menghindar dari Jeno, dan Jeno yang seolah acuh sama kehadiran Jaemin.” jelas Kun yang buat Taeyong menganggukan kepalanya.

“Masalah cinta mungkin?” tebak Taeyong dengan asal.

“Cinta?” pikir Kun yang ngerasa tebakan Taeyong masuk akal juga.

Taeyong berdehem pelan lalu mengangguk.

“Apa mungkin mereka saling suka?” tebak Kun kemudian.

“Duh, jangan ngaco deh. Mereka kan sama-sama cowok.” jawab Taeyong lalu membalikkan kursinya lagi ke arah monitor.

“Mungkin aja kan? Karna rumor-rumor diluar sana...” pikir Kun.

“Ck! Itu cuma khayalan para fans diluar sana yang jodoh-jodohin Jaemin sama Jeno. Gak mungkin beneran lah.” Taeyong marah.

Bukan karna Kun yang nanya-nanyain dia pas dia sibuk, tapi karna Kun terlalu membahas tentang rumor-rumor yang dibuat oleh fans.

“Iya deh Hyung. Maaf..” Kun kicep. Lalu berdiri dari tempat duduknya.

“Aku mau nanya sama yang lain dulu.” pamit Kun, lalu membuka pintu studio, dan keluar dari sana.

Sebetulnya, apa yang disembunyikan sama Taeyong-hyung sih? Kok aku ngerasa ada yang disembunyiin dari masalah ini? batin Kun.

••••

Karna Jaemin ikut mobil member yang tua, jadi Jaemin sampai duluan di dorm, 10 menit sebelum member Dream yang lain sampai.

Jaemin sekamar dengan Chenle, Jisung, dan Renjun.

Sedangkan Jeno sekamar dengan Mark dan Haechan.

Jaemin bernapas lega kala ia sampai di kamar seorang diri. Tanpa tatapan sinis dari Chenle, dan omelan dari Renjun yang setiap hari menyuruh Jaemin untuk bermaafan dengan Jeno.

Menurut Jaemin, yang salah adalah Jeno. Dan sebaliknya. Menurut Jeno, Jaemin yang salah.

Selalu begitu.

Makanya, tidak ada jalan terang untuk menuntaskan permusuhan ini.

Selama Jaemin datang duluan, Jaemin tiduran di kasur dengan nyaman. Sampai akhirnya, ada seseorang membuka pintu tanpa mengetuknya terlebih dulu.

Jaemin hanya menggunakan celana panjang yang tadi dia gunakan, dan bajunya tadi ia lemparkan ke dalam keranjang pakaian kotor.

Jadi, sekarang Jaemin tanpa baju atasan.

Untungnya, di dorm ini hanya dihuni oleh member-member NCT saja. Kalau noona-noona yang sering mengurusi mereka juga tinggal disini, itu yang berbahaya.

Jaemin dengan santai menoleh kearah pintu yang mau terbuka.

Dengan gerakan lambat, seseorang yang tadi membuka pintu, akhirnya muncul di hadapan Jaemin.

Biasanya sih, kalau Chenle, Jisung atau Renjun yang masuk kamar, mereka selalu mengetuk pintu terlebih dulu.

Tapi, orang ini, tidak ada sopan-santunnya tanpa mengetuk pintu.

“Ngapain lo kesini?!” Jaemin yang tanpa memakai baju atasan pun, mengarahkan badannya kearah lain. Memunggungi orang yang tadi masuk ke kamar Jaemin.

“Di kamar gue, ribut. Anak-anak lagi main PS. Jadi gue kesini.” jawab orang tadi dengan santai. Lalu tiduran di ranjang Jaemin sekarang.

“Bangsat. Ngapain lo tidur disini? Ini. Kasur. Gue.” kata Jaemin dengan nada tidak suka, menekan setiap kata yang ia keluarkan.

Tanpa menolehkan kepalanya ke arah Jeno yang sekarang ikutan menanggalkan bajunya.

“Yaudah sih, gue mau tidur. Pinjem dulu bentar kasurnya.” jawab Jeno lalu melemparkan kaos yang tadi ia pakai ke ranjang Jisung, disampingnya.

“Gue juga mau tidur ya, Jeno. Lo bisa kan tidur di kasur Chenle, Jisung atau Renjun?” tanya Jaemin menyindir.

“Lo gak liat?” tanya Jeno, menyuruh Jaemin mengedarkan pandangannya ke arah kasur-kasur manusia yang tadi Jaemin sebutkan.

“Kasur mereka berantakan. Cuma kasur lo yang rapi.” lanjut Jeno lalu memejamkan matanya.

“Lo bisa rapiin kan? Gue mau tidur sekarang.” Jaemin sekarang membalikkan badannya. Menatap Jeno dengan penuh kebencian.

“Sayangnya, gue anti bersih-bersih.” jawab Jeno dengan tetap menutup matanya.

“Sialan.” akhirnya, tanpa banyak bicara lagi. Jaemin pun tidur disamping Jeno.











••••

Hm ena ya tidur berduaan.. Untung sama-sama cowok hehehe jadi gapapa.

030718

Dibalik Layar <Nomin> ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang