KUN yang baru saja keluar dari kamarnya pun, dikejutkan oleh bantingan keras dari pintu kamar maknae line.
Dan pelakunya adalah Renjun.
Kun sebagai orang yang dekat dengan Dream pun, akhirnya mendatangi Renjun yang sekarang tengah ke dapur untuk mengambil segelas air.
Tanpa maksud mengejutkan Renjun, Kun menepuk pundak Renjun pelan.
Renjun hanya menoleh kearah Kun sekilas, lalu menaruh gelasnya yang sudah ia habiskan isinya itu.
"Kenapa hyung?" tanya Renjun yang bingung kenapa Kun tiba-tiba datengin dia.
"Kamu yang kenapa tadi banting-banting pintu?" tanya Kun, lalu mengisyaratkan Renjun untuk duduk di kursi meja makan.
"Capek hyung.." jawab Renjun sambil nunduk lesu. Gak kuat menghadapi berbagai macam masalah yang terjadi diantara teman-temannya.
"Capek kenapa?" tanya Kun lembut, seraya mengelus pundak Renjun berulang kali untuk menenangkan emosi Renjun yang sering meledak akhir-akhir ini.
"Capek dengerin Chenle sama Jaemin berantem mulu." jawab Renjun.
"Menurut kamu, siapa yang salah memangnya?" tanya Kun sambil mencari informasi tentang Jaemin.
"Chenle. Karna dia selalu mancing amarah Jaemin. Tapi, Jaemin juga salah karna gak mau kasih tau alasan sebenernya kenapa Jeno sama dia musuhan." jawab Renjun menyalahkan keduanya. Menurut Renjun, dua-duanya salah.
"Hm.. Berarti salah Jeno juga kan? Kenapa kamu malah salahin Jaemin aja?" tanya Kun yang heran kenapa adiknya ini hanya menyalahkan Jaemin. Padahal Jeno pun gak ikut buka suara tentang permasalahan mereka.
"Karna Jaemin salah, kata Jeno." jawab Renjun sedikit ragu. Renjun hanya mendengar alasan dari satu pihak.
Gimana bisa dia menentukan siapa yang salah?
"Terus, kamu cuma percaya sama Jeno doang?" tanya Kun gak habis pikir.
"Iyalah, Hyung. Semua disini juga tau gimana sikap Jaemin sebelum dan sesudah insiden dia encok waktu itu." jelas Renjun.
Kun pun mencari informasi lebih banyak tentang Jaemin. Siapatau, bisa menjadi titik terang dari permasalahan ini.
"Memang kayak apa?" tanya Kun penasaran.
"Entah, sekarang dia aneh. Dulu Jaemin itu baik ke semua orang, walaupun enggak sama Jeno. Tapi sejak insiden itu, seakan dia menjauh dari member Dream." terdengar Renjun menghela napas setelahnya.
"Kaliannya aja kali yang menjauh." tuding Kun.
"Beneran deh, Hyung. Kita-kita ini kayak buat kesalahan yang bikin dia menjauh, tapi kita gak ngerasa pernah buat dia marah kok." bela Renjun.
"Kalian yang gak peka. Harusnya kalian lebih terbuka satu sama lain. Jangan dipendem gini aja." saran Kun sebagai Hyung.
"Iya kali ya, Hyung." pikir Renjun.
Kun pun menepuk pundak Renjun dengan lebih kuat lagi, meyakinkan diri Renjun bahwa dia bisa membuat adik-adiknya baikan lagi.
"Coba deh lebih terbuka, kamu yang mimpin. Kamu kan yang tertua di kamar itu." kata Kun.
"Iyadeh, nanti aku coba kelarin masalah ini." jawab Renjun final.
Setelahnya, mereka pergi ke kamar masing-masing kembali.
••••
Renjun masuk ke kamarnya lagi dengan santai. Raut mukanya pun tidak seseram tadi. Mukanya sekarang lebih tenang.
Renjun pun mengacak rambutnya, karna gugup, lalu tersenyum ke arah 3 anak yang ditinggal Renjun.
Setelah Renjun keluar kamar tadi, mereka termenung dalam diam, sampai kembalinya Renjun ke kamar.
"Ayo deh kita ngumpul dulu," ajak Renjun yang baru aja duduk kembali di kasurnya.
"Ada apa nih, Hyung?" tanya Jisung bingung.
"Tolong Jisung panggil Jeno, Mark Hyung sama Haechan buat kesini deh. Kita kumpulan dulu anak Dream," suruh Renjun kepada Jisung.
Jisung pun mengangguk lalu keluar dari kamarnya.
Sekembalinya Jisung ke kamar, ia membawa 3 orang yang Renjun perintahkan untuk berkumpul tadi.
"Ada apa nih? Tumben kumpul-kumpul serius?" tanya Haechan dengan semangat disaat yang lain berwajah serius.
Memang perusak suasana.
Hening untuk 5 menit setelahnya, Renjun pun bungkam. Dia gak tau harus membicarakan apa dengan member Dream.
Dia hanya ingin membernya kumpul dan tatap-tatapan seperti ini. Siapa tau masalahnya bakal selesai.
Tapi, kalau diem-dieman seperti ini, apakah akan selesai?
Enggak.
"Jadi, gak ada yang mau buka suara nih, ada apa?" tanya Mark selaku Hyung yang mageran, tapi pas Jisung manggil tadi, Mark langsung berdiri paling pertama.
Mark rasa ada yang gak beres sama member-membernya. Makanya, dia harus bertindak juga.
"Nggg— gini.." semua menoleh kearah sumber suara,
Renjun kini membuka suaranya perihal apa tujuan mereka berkumpul di kamar ini.
"Aku mau coba nyelesain masalah diantara Dream. Antara Jaemin dan Jeno, antara Chenle dan Jaemin, dan siapapun disini yang berantem." kata Renjun membuka pembicaraan.
"Aku juga?" tanya Chenle kaget.
"Iya, kamu kan yang sering mancing amarah Jaemin?" todong Renjun.
"Itu sih salah dia," jawab Chenle mengalihkan matanya dari tatapan serius Renjun dan Mark yang ada di hadapannya.
"Itu cuma alasan kamu aja, Chenle-ya. Kamu cuma berusaha nyalahin Jaemin. Sebetulnya ada apa?" tanya Mark lembut.
Sekejap, Chenle terdiam. Dia bingung harus berkata seperti ini didepan orangnya, apa enggak.
"Jaemin, aneh.." jawab Chenle dengan ragu-ragu.
Dan benar saja. Tatapan Jaemin langsung membulat kala Chenle menyebut dirinya aneh.
"Aneh kenapa?" tanya Mark lagi.
"Aku gak bisa kasih tau disini, karna ada orangnya lah, Hyung." jawab Chenle ketus, lalu memandang takut kearah Jaemin.
"Gue kenapa?" tanya Jaemin dengan nada menantang. Matanya melotot, dan tangannya ia kepalkan, sampai urat-urat ditangannya bermunculan.
"Kamu... Aneh." ulang Chenle lagi, kali ini dengan nada menusuk, dan tatapan Chenle yang menjadi serius.
Apa yang Chenle sembunyikan dari Jaemin? Apa ini yang selama ini buat Jaemin dijauhi oleh anak Dream?
Apa ini semua perbuatan Chenle yang menyebar cerita tentang Jaemin yang tidak-tidak?
Sebenarnya, apa salah Jaemin?
••••
Makasih udah mau baca cerita gak jelas gini wkk. Entah ini cerita nomin atau nct. Ikuti alurnya aja ya. Kalo diakhir kalian anggap ini crita NCT, aku ubah judulnya.040718
KAMU SEDANG MEMBACA
Dibalik Layar <Nomin> ✔️
Historia CortaSiapa bilang keromantisan Jaemin dan Jeno di depan layar itu atas dasar suka sama suka? Kalian gak tau aja gimana mereka dibalik layar. 010718 - 170918 Buku ini ditulis tahun 2018 💛