Chapter 11

20.3K 3.1K 350
                                    

Taeyong POV.

Aku sedang berada di studio musikku, membuat lagu yang harus jadi esok hari agar bebanku hilang satu persatu.

Tapi, entah kenapa, hari ini aku mendadak rindu dengan seseorang yang setahun ini pergi meninggalkanku.

Hhh..

Kalau saja, ia tak masuk kedalam dunia KPOP seperti pekerjaanku selama ini. Ia tak akan pergi meninggalkanku untuk selamanya.

Aku tak suka ia mengikuti jejakku.

Sebenarnya, ia tak ingin menjadi idol sepertiku, hanya saja ia menjadi fans dari grupku, itu yang membuatku resah.

Dia, adikku.

Aku tak memperkenalkan adikku ke khayalak umum, bahkan ke memberku pun aku tak pernah membicarakannya.

Aku sangat sayang pada adikku, dan aku tidak ingin fans-fans mencari adikku karna mereka adalah fansku.

Aku juga tidak mau memperkenalkannya pada member-memberku, karna aku takut kalau adikku memaksaku untuk mendekatkan dirinya pada salah satu biasnya.

Aku tidak bisa menolak permintaan adikku, itulah sebabnya aku tidak mengenalkannya, daripada aku susah-susah mencari alasan untuk menolak.

Aku memegangi bingkai foto adikku yang dulu berumur 15 tahun. Mungkin kalau sekarang ia masih hidup, ia akan seumuran dengan Chenle.

Jadi, aku pun selalu senang saat berada disamping Chenle. Aku selalu menganggapnya sebagai adikku. Walaupun adikku perempuan, ya tetap saja mereka seumur.

Aku ikhlas jika saja adikku meninggalkan karna penyakitnya yang ia idap.

Tapi, bukan itu penyebab ia meninggal sekitar setahun yang lalu.

Ia meninggal karna dibunuh.

Dibunuh. Dibunuh. Dibunuh.

Memikirkannya saja aku ingin membunuh balik orang yang dengan sengaja menusukkan pisaunya tepat di perut adikku.

Untuk menjaga imageku, bahkan hanya keluarga dan managerku yang tau. Member-memberku tidak tau.

Padahal saat itu, aku sudah menjadi bagian dari NCT, dan leader. Seharusnya aku lebih terbuka satu sama lain.

Ya, seharusnya.

Tapi aku tidak bisa membicarakan rahasia ini kepada orang lain. Takutnya mereka menyebarkan berita ini dan perjuanganku selama bertahun-tahun menjadi trainee, akan lenyap dimakan berita yang aneh-aneh.

Aku memang leader yang tidak becus mengurus anak-anakku. Aku tidak terbuka, aku tertutup, aku tidak peduli dengan perkelahian mereka, aku hanya mementingkan karierku sendiri.

Mungkin kalau mereka berpikir aku egois, aku memang egois. Tapi, dibalik itu semua, aku memikirkan image mereka juga kedepannya.

Aku tidak ingin menyebarkan berita keluargaku sendiri tentang adikku yang ditusuk oleh teman satu sekolahnya.

Walaupun sebenarnya aku masih ragu, karna aku diberitahu oleh pihak polisi dengan ciri-ciri yang minim.

Hanya 2 ciri yang diberitahukan kepadaku sebagai petunjuk. Namun, 2 ciri itu tidak berhasil apa-apa.

Dengan berciri pria dan bersekolah di sekolah yang sama seperti adikku, siapa yang akan kutuduh?

Tidak ada yang bisa kutuduh.

2 ciri itu bersifat luas, dan aku pun sudah menutup kasus ini di pengadilan.

Aku tidak ingin kasus ini sampai ke berita luas, hanya aku, keluargaku, dan manager-nim yang tau.















••••
Ini cuma clue aja ges. Gak usah dimasukin ke otak wkk

140718

Dibalik Layar <Nomin> ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang