DIA????

570 32 1
                                    

"ya itu kamu, penghianat" teriak suara dari dalam rumahnya, ketika ia baru saja sampai, suara bersahut-sahutan itu membuat cuaca rasanya ingin ikut bergabung, ia melihat ayah dan ibunya telah bertengkar hebat di ruang tamu, tamparan ayahnya terlihat jelas dipipi ibunya dan cakaran ibu juga terlihat jelas di hidung dan kening ayahnya, mereka sudah lama sekali tidak bertengkar seperti itu, namun sekali bertengkar hebat sekali, alfa yang tak mau ikut campur hanya bisa berlari sekencang-kencangnya yang hanya ingin dia mau hanya kamar tercintanya lah yang sangat mengerti dia.

"aaakkkhhhh" teriakan suara ibunya semakin membuatnya merinding, ingin rasanya dia pergi dari rumah tapi rasanya susah sekali, ayah dan ibunya yang terlalu egois dan tidak pernah mau mengalah ataupun disalahkan, keduanya ingin sama-sama menang.

"nonnn...." Teriak bi nur mengetuk pintu kamar alfa yang nampaknya tengah panic

"kenapa?" alfa membuka pintunya dengan terburu-buru

"ibu sama bapak luka, bantu bibi bersihin lukanya yuk" ujar bi nur panic,mereka pun berdua akhirnya turun kebawah dan benar luka di wajah dan tangan ayah sudah menutupi sebagian dan tamparan ayah kepada ibu pun semakin membengkak, alfa benar-benar terkejut mengapa mereka berdua semurka ini, padahal mereka pernah saling mencintai, alfa juga tidak tau letak kesalahan mereka dimana, mengapa ini semua terjadi....

"ini non" bi nur menyerahkan cairan anti septic dan kapas kepada alfa,alfa mulai menghampiri ibunya karena pak muju sudah dahulu membersihkan luka di wajah ayah.

"itu alfa, ayah kamu selingkuhi ibu" sahut ibunya seolah menyindir ayahnya

"heh, jangan membalikan fakta didepan anakmu yah, mau cari perhatian, gitu?" teriak ayahnya

"loh, memang iyakan, kenapa marah, kalau marah berarti iya dong" balas ibunya lagi

"aku begitu karna kamu duluan yang begitu" ayahnya masih membalas

"aku begitu gimana hahhh.... Kalau sudah salah itu ngaku dong"

"itu yang kemarin malam ngantar kamu pulang siapa? Gendut dan brewokan"

"kan sudah aku bilang dia teman kerjaku"

"teman kerja kok cipika-cipiki, pake beliin kamu tas baru lagi"

"salah emang kalo teman cipika-cipiki, kamu sendiri lebih parah dari aku"

"hehh... diam kamu, enggak usah semakin memperjelek aku didepan anak"

"ah, sudahlah, aku mau tidur di ruang kerja saja hari ini, muak ketemu istri yang enggak pernah bersyukur" ujar ayahnya lagi, dan ayahnya langsung menuju ke ruang kerjanya yang terletak di ruang bermain alfa semasa kecil

"sudah alfa cukup" ibunya menghentikan alfa yang masih mengobatinya, dan ibunya langsung menuju ke kamarnya, alfa yang melihat ayah dan ibunya yang berpisah tempat tidur hanya bisa berdiam, apakah masalah ini akan bertahan lama, ataukah endingnya bijaksana.

Setelah kejadian semalam, alfa ingin ketika ia terbangun dari tidur, semua tidak akan sama lagi seperti kemarin, harapannya ialah seperti biasa, ayah dan ibu mereka yang tentram.

"alfa, sarapan sayang" sahut ibu di pagi hari, dengan rawut wajah nan bahagia

"iyahh" senyum alfa karna ini pertama kalinya ibunya kembali memanggilnya sayang

"ayah, sudah sarapan belum" senyum bahagia ibunya tadi seketika menghilang hanya dengan mendengar alfa menyebut ayahnya

"emmm, enggak tau, Tanya aja sama ayahmu" sahut ibunya cuek, kemudian alfa mulai menghampiri ruang kerja ayahnya, disana ayahnya masih terbarik di sebuah sofa yang lumayan besar berwarna merah maroon itu

AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang