KESALAH PAHAMAN

444 20 1
                                    

Sudah 9 jam Jeremy terus memegang tangan mungil alfa, sudah lama ia tidak melihat gadis ini, bahkan tersenyum. Kepergian Jeremy yang jauh sempat dikesalkan oleh alfa, dan sempat menjadi bahan alfa untuk marah karena hanya Jeremy lah orang yang alfa punya dan orang yang alfa curhakan semua kekesalan alfa, sekarang gadis manja, pemarah dan cuek itu masih tidur, dan belum terbangun, tidak ada keinginan lain selain melihat alfa bangun dan memanggil namanya, keinginan sederhana, hanya itu.

"nak, makan dulu, daritadi kamu belum makan" ada seseorang dari belakang yang memanggilnya, tapi dia tau siapa pemilik suara itu, dia adalah gita ibu kandung alfa

"iya tante, taruh disitu aja nanti saya makan" ucap Jeremy lagi yang masih setia memandangi alfa

"tante mau pulang, tante bisa minta tolong jagakan alfa? Nanti tante kesini lagi" ucap gita membereskan beberapa pakaian alfa yang memang sudah dibawa oleh bagas sebelum akhirnya bagas minta izin untuk pulang

"iya tante, bisa" jawab lagi Jeremy, kemudian gita pergi meninggalkan Jeremy dan alfa yang masih terbaring, disana tidak ada siapa-siapa, semua pulang dan pasti akan kembali lagi, tapi tidak dengan Jeremy dia masih ingin disana menjaga gadis kesayangannya, Jeremy masih mengenakan pakaian yang daritadi siang dia pakai, dia juga belum makan, dia rasa semua itu belum sepenuhnya dia lakukan.

"kamu bangun dong, jahat banget sih nyuruh aku begadang, biasanya kan kamu paling bawel kalau aku suka telat tidur, sekarang, malah kamu sengaja nyuruh aku begadang, bangun dong, biar begadangnya barengan" Jeremy mencubit pelan lengan gadis itu berulang-ulang, ia tau gadis itu pasti mendengarnya, ia menangis entah karena apa, ia merasa tidak ingin gadis itu merasakan sakit yang tak berujung, gadis yang selalu terlalu sering terluka, dan gadis yang masih sering menyakiti diri sendiri, ia tau karena luka dikaki dan tangannya masih ada, bekas lukanya pun masih ada.

Sudah jam 10 pagi, dan alfa juga masih belum bangun, tidak tau sampai kapan, semoga akan baik-baik saja, itu harapan besar Jeremy. dikantin rumah sakit dia hanya makan mie meskipun juga tadi dia sempat makan makanan yang dibeli oleh gita, tapi dia masih kelaparan, tidak ada percakapan kepada siapapun, dia hanya sendrian memandangi orang yang lalu lalang disana ditemani es jeruk dan mie instan yang dia pesan, masih lusuh dan bau asem karena dia juga belum ada mandi apalagi ganti celana dalam, dia akan pulang ketika alfa bangun nanti dan alfa akan memaksanya untuk pulang. Dikamar alfa sudah banyak berdatangan keluarga alfa bahkan keluarga Jeremy pun ada disana, maka dari itu Jeremy keluar untuk mencari makan.

"boleh duduk disini?" ucap seseorang laki-laki yang ia kenal, orang yang sangat ia benci, orang yang membuat alfa terbaring dirumah sakit, bagas.

Jeremy hanya diam tidak merespon apapun, gaya tubuhnya pun menunjukan bahwa dia tidak suka

"diam berarti boleh" bagas langsung duduk disamping Jeremy, ia tau Jeremy pasti tidak suka tapi dia tidak ingin Jeremy berlarut-larut membencinya

"hanya makan mie boy? Makanlah yang lain supaya lebih terisi" bagas mulai mengajak Jeremy mengobrol, dengan gayanya yang santai sambil minum kopi mocca yang ia pesan

"saya tidak kenal anda, jadi jangan sok kenal" jawab Jeremy cuek

"maka dari itu ayo kenalan" bagas menyambut tangannya terlebih dahulu, menunjukan bahwa ia ramah, Jeremy hanya melihat sepintas cara dia menyambut Jeremy tapi tidak diindahkan olehnya, dia masih menunjukan sifatnya yang dingin

"berhenti sok kenal dengan saya, PEMBUNUH" Jeremy menekan kata pembunuh, ia tampak sangat marah, jelas saja laki-laki yang sudah berhasil membuat alfa begini tapi laki-laki ini justru malah seperti orang yang tidak bersalah

"saya bukan pembunuh, berhentilah menganggap saya seperti itu" balas bagas yang juga tegas, bagas tidak suka dia dianggap seperti itu karena menurutnya dia memang tidak melakukan apapun kepada alfa

AlphabetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang