"kamu enggak kerumah ayahmu? Sudah sebulan kamu disini?" Tanya ibunya, pagi itu hari minggu alfa memang tidak melakukan aktivitas apapun karena memang tugas kuliah pun tak ada, ia masih berada dirumah ibunya, makan bersama dengan ibu dan saudara tirinya.
"kayaknya bakal jadi 2 bulan, bu" ucap alfa canggung, ia tau memang tidak seharusnya ia berbicara seperti itu, tapi mau bagaimana lagi
"kok bisa?" ibunya memberhentikan suapannya sejenak, karena memang kaget atas ucapan alfa, yang sama sekali bukan kemauannya.
"besok ayah, ke bali" jawabnya lagi sembari menyuapkan sayur kangkung saus tiram buatan nya
"sama keluarganya?" Tanya lagi ibunya.
Alfa mengangguk "iya"
"kamu enggak diajak?" ibunya bertanya lagi, tapi tidak direspon apapun dari alfa, seolah memberikan jawaban tidak.
"ayah kamu memang begitu, pelit. Dulu waktu sama ibu, enggak pernah diajak jalan jauh, paling jauh ya ke bandung, ke tempat toko sepatunya" alfa masih diam, tidak merespon apapun, bukan karena apa hanya saja tidak ada balasan yang pas di perbincangan itu.
"hallo, oh iya aku kedepan" amel tiba-tiba berhenti sarapan, dan langsung pergi karena sepertinya dia sudah punya janji pergi keluar bersama teman-temannya
"ma, pergi dulu ya" amel mencium pipi mamanya didepan alfa, alfa sudah terbiasa dengan sambutan itu
"giliran sama istrinya yang sekarang, sana sini diajak jalan, heran." Ibunya melanjutkan omelan itu
"sudah, sudah bu. Lagian juga ibu sudah pisah sama ayah, buat apa terus menjelekan ayah didepanku" ucap alfa kesal, membuatnya tak nafsu makan
"kenapa kamu jadi ngebela ayahmu, kamu enggak sadar apa, ayah kamu bagaimana pelitnya, anak kandungnya sendiri enggak pernah diajak jalan, giliran anak tirinya dengan bebas meminta" balas lagi ibunya yang melihat alfa malah dengan
"kalau ibu iri karna ayah mau ke bali bersama keluarga barunya, ya ibu tinggal minta sama suami ibu yang baru, enggak usah ngejelekin ayah didepanku" alfa mulai bangkit dari tempat duduk nya dan mengambil piring makan yang masih setengah terisi, karena pemandangan ini membuatnya tak nafsu makan
"kalau ibu diajak ke bali bersama suami ibu yang baru, pasti ibu akan ngelakuin hal yang sama dengan apa yang ayah lakuin ke aku sekarang, mentelantarkan anak kandung" ucapnya lagi setelah ia benar-benar beranjak pergi meninggalkan ibunya yang tak dapat berkata apa-apa lagi, ia tau ini adalah ucapan kasar yang ia lontarkan kepada seorang ibu, tapi mau bagaimana lagi hanya itu yang dapat ia lakukan
kecewa.
"kamu enggak dinas hari ini?" Tanya alfa kepada bagas, karena mereka berdua sedang berada di mall, hanya sedang jalan berdua
"dinas enggak setiap hari" ucap bagas lagi.
Akhir-akhir ini alfa dan bagas sering menghabiskan waktu berdua, tidak setiap hari tapi jika dihitung sudah tidak bisa diperkirakan lagi, bukan hanya sekedar jalan dan bertemu, bahkan chattingan dan viceocall pun mereka berdua sering melakukannya.
Jika diingat hubungan mereka dulu terbilang muda sekali untuk berpacaran, semasa smp yang masih cinta monyet, belum sepenuhnya mengerti cinta dan sayang, hanya seorang anak igusan yang jatuh cinta dan akan bosan seminggu kemudian, bahkan putusnya pun tidak baik-baik.
Mereka berdua pun tak habis pikir jika mereka dipertemukan lagi dalam keadaan dan situasi yang berbeda, alfa yang sudah tumbuh menjadi gadis manis dan bagas tumbuh menjadi pria yang tampan sekaligus mapan, heran saja jika sampai sekarang bagas tidak mempunyai tambatan hati, padahal dengan perkerjaannya yang sekarang cukup menarik hati banyak wanita, namun memang hati tidak bisa dipaksa memilih, jika memang belum ada ya memang tidak harus diadakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet
Random[ tahap revisi ] Dulunya dia seorang gadis yang manis dan mempunyai hati yang baik Tapi , mempunyai banyak teman bukan berarti dia akan bahagia Orang-orang salah menggunakan kebaikannya Dan malah lebih membencinya, ia selalu sendirian Ia selalu kese...