"fa..ibu boleh masuk" ibunya gita, mengetuk pintu. Saat di lagi asik videocall dengan Jeremy, karena memang aktivitas itu hampir ia lakukan, entah membicarakan apa, intinya bersama dengan Jeremy ia suka.
"bentar dulu yah" alfa langung mematikan ponselnya, dan membukakan pintu untuk ibunya, entah kenapa ibunya tumben memanggilnya kekamar, biasanya hanya menyuruh bi nur
"kenapa bu" ucap alfa saat melihat ibunya yang sudah duduk dikasurnya
"ibu mau ngomong bentar fa, bisa?" ucap ibunya lagi dan alfa mengangguk
"bisa" jawabnya.
"emm... ibu enggak bisa lama sih alfa, habis ini ibu mau balik kerja lagi" ucap ibunya yang canggung dan ragu-ragu
"iya bu, kenapa?" jawab alfa biasa
"tunggu ayah dulu kesini, bentar lagi sampai" ucap ibunya, alfa tidak mengerti dengan maksud ibunya, mengapa harus menunggu ayah.
Tidak menunggu waktu lama akhirnya ayahnya datang , ibu dan ayahnya sudah berkumpul di ruang tamu membicarakan hal penting, yang tak disangka sebuah info bahwa mereka akan pisah, bahkan sabtu nanti mereka sudah siding, dan membicarakan hak asuh, alfa akan tinggal dimana, apakah dengan ayah ataupun ibunya.
Alfa kesal dan tak berujung, ia pergi meninggalkan ayah dan ibunya ke kamar, seperti biasa kalau lagi kesal dan emosi, ia suka menyiksa dirinya, seperti yang telah lama ini ia lakukan.
"angkat keeekkk" kesal alfa, saat ia menelvon Jeremy tidak di angkat, jelas saja apalagi sudah menunjukan pukul 1 pagi, alfa pergi dari rumah tidak membawa apa-apa, yang ia bawa hanya ponsel dan jaket merah maroon yang ia pakai, ia terus menelvon Jeremy masih tidak diangkat. Ia masih berjalan, tidak tau kemana arahnya, ingin kerumah siapa dia tidak tau, bahkan ia juga tidak tau dimana rumah keluarganya yang lain, karena orangtuanya juga jarang mengajak alfa kesana.
"halooo, fa... kenapa" akhirnya panggilan ke 35 terjawab jua, suara Jeremy serak dan tidak jelas, mungkin karena dia sudah tertidur dari tadi
"jemput..." ucap alfa samar-samar karena dia memang sedang menangis, ia tidak tau harus kemana lagi "share lokasi" jawab lagi Jeremy dengan cepat menutup televon alfa, alfa pun memberikan lokasi dimana ia sekarang.
Hampir 2 jam akhirnya Jeremy datang membawakan alfa jaket paling tebal yang ia punya, ia melihat alfa yang duduk dipinggir jalan dengan menutup wajahnya karena ketakutan
"mau kemana? Malam-malam gini" Tanya Jeremy panic, karena alfa masih saja terus menangis
"aku mau kerumahmu" itulah jawaban terakhir alfa, tidak ada jawaban apa-apa lagi, Jeremy tau ini pasti ada hubungannya dengan orang tua alfa. Jeremy akhirnya membawa alfa kerumahnya, sebenarnya ia takut disangka aneh jika akan ketahuan dengan tetangganya, tapi untung saja tetangganya sudah pada tertidur pulas, hingga tidak ada gossip yang aneh-aneh.
"aku buatin teh ya?" Jeremy mempersilahkan alfa untuk duduk di ruang tamu sembari membuatkan alfa teh hangat
"diminum dulu" Jeremy mulai memberikan teh hangat itu, dan alfa meminumnya
"oh ada alfaa" ucap mama Jeremy, karena Jeremy juga sebelum membuatkan alfa teh, ia membangunkan ibunya, untuk mengizinkan alfa tinggal disini untuk sementara
"sudah makan nak?" Tanya lagi mama Jeremy dianggukan oleh alfa, sebenarnya ia belum makan tapi ia tidak mau merepotkan mama Jeremy
"jer... nanti anterin alfa ke sebelah kamar kamu yah, biar nanti dia tidur disitu, mama mau lanjut tidur dulu" ucap mamanya dan langsung pergi meninggalkan alfa dan Jeremy di ruang tamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet
Random[ tahap revisi ] Dulunya dia seorang gadis yang manis dan mempunyai hati yang baik Tapi , mempunyai banyak teman bukan berarti dia akan bahagia Orang-orang salah menggunakan kebaikannya Dan malah lebih membencinya, ia selalu sendirian Ia selalu kese...