"pagi cin" alfa menyapa cinda didalam kelas, namun cinda memasang wajah yang kecut sekali untuk pagi ini, tidak biasanya ia seperti ini
"iya pagi" cinda yang memasang wajah itu melihat kearah alfa, dia Nampak sangat cuek
"kamu kenapa, sakit lagi?" alfa yang sangat heran dengan tampang cinda hari ini justru dia sangat kwatir
"enggak apa" cinda menggeleng cuek, dan ia langsung mengalihkan alfa dengan membaca buku pelajaran, alfa benar-benar ingin tau apa yang terjadi dengan cinda. Enggak biasanya cinda cuekin alfa, biasanya terjadi apapun ke cinda ia pasti cerita ke alfa, tapi untuk kali ini dia sangat beda.
"daf..." teriak alfa saat melihat dafa ingin ke perpustakaan "eh.. fa, kenapa?" Tanya dafa
"lu mau ngapain ke perpus?" Tanya alfa melihat dafa membawa buku yang sama dengannya
"mau ngehapalin dialog, kalau dikelas aku enggak konsen"
"kebetulan aku juga mau ngehapalin dialog"
"bagus dong, jadi kita bisa belajar bareng" mereka berdua pun akhirnya menghapalkan dialog itu bersama, namun mereka tidak tau bahwa sebenarnya cinda sudah membututinya dari belakang. Awalnya cinda kurang percaya dengan apa yang dikatakan rosa teman sekelasnya, saat ia mengadu ke cinda bahwa alfa dan dafa sudah semakin akrab.
"maksud lu apa?" teriak cinda saat alfa mulai duduk ditempat dudunya, dia masih enggak mengerti dengan cinda hari ini kenapa dia sangat marah hari ini.
"hah???" alfa binggung kenapa cinda berteriak kepadanya tiba-tiba menanyakan padanya maksud tujuan cinda apa, padahal dari tadi alfa enggak tau apa-apa tentang cinda hari ini.
"enggak usah sok baik deh lu, munafik" teriak lagi cinda kepada alfa, membuat kegaduhan didalam kelas saat itu, semua teman-temannya menarik cinda yang berusaha ingin mencakar alfa
"kenapa sih? Aku enggak ngerti kenapa kamu tiba-tiba marah sama aku?" pertanyaan alfa tidak dihiraukan oleh cinda, dia yang menangis semakin muak melihat kelakuan alfa
"sumpah yah, gue kira lu teman baik gue, ternyata kebaikan lu ada keinginan busuk dibelakangnya" cinda mulai menyolot dan mulai jijik dengan alfa
"maksudnya apa sih?" pertanyaan alfa langsung dijawab putri "kamu kan tau kalau cinda suka banget sama dafa, kenapa kamu malah pacaran sama dafa" jawab putri, alfa benar-benar heran dengan pikiran teman-temannya.
"yang pacaran sama dafa siapa?" Tanya alfa tegas "ya kamulah" balas cinda
"kenapa kalian bisa berpikiran aku pacaran sama dafa?" Tanya alfa "aku ngeliat sendiri kamu diperpus sama dafa lagi ketawa-ketiwi" jawab cinda
"aku juga akhir-akhir ini ngeliat kamu fa, sama dafa mulu" jawab putri
"iya, waktu cinda enggak masuk, kamu sama dafa kekantin bakso bareng" jawab rosa
"udah lah fa, semua juga pada lihat kan, jadi enggak usah bohong" cinda menyindiri alfa saat ia sudah mengetahui kebusukan alfa yang selama ini alfa sembunyikan
"kalian itu bodoh atau gimana? Aku sama dafa lagi ngehapalin dialog, karena aku sama dafa dipilih buat jadi pemeran utama buat perpisahan nanti" alfa mulai menjelaskan, namun rasanya cara bicara alfa tidak pantas untuk mengatakan mereka bodoh, apalagi di situasi yang lagi panas.
"enggak usah bilang bodoh kali fa, santai kan bisa aja" dio mulai marah melihat alfa yang sudah kelewatan
"kenapa harus kamu fa? Kenapa harus kamu yang nampil bersama dafa" Tanya cinda
"aku mana tau, tiba-tiba dafa nyamperin aku, katanya aku dipilih jadi pasangannya buat tampil di perpisahan" jawab alfa, namun cinda tidak merespon perkataan alfa, ia masih menanggis dan teman-teman lain pun mulai simpati ke cinda
"lagian dafa nya juga sudah punya pacar" seharusnya perkataan itu tidak terlontar dimulut alfa, cinda yang mendengar itu kembali marah
"iya, kan kamu pacarnya, pantesan kamu suka nyuruh aku pacaran aja sama kak arif, biar aku bisa cepat-cepat pergi dari dafa kan, terus kamu pacaran deh sama dia" kali ini suasana mulai menjadi-jadi
"kamu kenapa bisa berpikiran begitu" perkataan alfa tidak dihiraukan siapapun, cinda dan sebagian teman-temannya yang lain pergi dari kelas meninggalkan alfa, dari sebagian teman yang lain didalam kelas sinis melihat alfa.
Alfa benar-benar sangat kesal hari ini apalagi ditambah ayah dan ibunya yang berantem lagi, baru saja ia beberapa hari melihat ayah dan ibunya mulai akrab dan tepat di hari alfa berantem dengan cinda, ayah dan ibunya pun kembali berantem. Dikeesokannya, saat alfa masuk ke kelas, ia melihat tempat duduknya sudah diduduki dio, dan ia juga melihat teman-temannya yang mula mengerjainya, tempat duduk alfa mulai dikasi perment karet bekas disetiap sisinya, buku alfa yang sengaja dijatuhkan, atau alat-alat tulis alfa yang hilang tiba-tiba.
"kamu kenapa akhir-akhir ini murung banget" Tanya virgo saat ia melihat alfa yang melamun dari tadi padahal teman-teman satu team drama alfa lagi sibuk latihan
"enggak apa" jawabnya cuek
"oke.. kalau enggak mau cerita enggak apa, cuman kamu jangan enggak semangat gitu doang, bentar lagi kan kita semua mau tampil di perpisahan, kamu enggak mau kan penampilan grub kalian jelek, apalagi kamu itu pemeran utama, kamu yang paling jadi perhatian" virgo mulai menasehati alfa, dan alfa juga menyadari tingkahnya
"alfaa..." saat asik mengobrol dengan virgo, alfa dipanggil oleh dafa
"aku kesana dulu, mau latihan" ucap alfa dan dianggukan oleh virgo. Virgo yang melihat alfa dari kejauhan Nampak senyum.
"udah embat aja bro, kelamaan lu" tepuk seorang dari belakang dan itu adalah teman satu kelas virgo dan teman satu club bandnya
"nanti, dia masih ada masalah, nanti kalau masalahnya udah kelar" jawab virgo. Saat alfa lagi asik latihan diperpus bersama teman-teman club drama nya tiba-tiba bagas masuk kedalam, alfa melihat bagas disana, wajah alfa sudah sangat geram melihat bagas apalagi kejadian saat di ruang osisi itu rasanya ia ingin sekali memakan bagas. Dilihat nya dari jauh bagas tengah berbisik ketelinga kak sella dan kak sella kemudian mengangguk, alfa yang pura-pura seolah melihat kembali membaca dialognya. Kemudian kak sella mendatangi alfa membisikan sesuatu, raut wajah alfa sangat kesal dan dia langsung keluar dari perpus itu untuk menemui seseorang.
"kenapa?" alfa bertanya jutek
"nih" bagas memberikan 1 bungkus coklat kesukaan alfa
"enggak lagi ulang tahun" alfa menolak
"sebagai ucapan maaf, terima yah" yah alfa mau enggak mau harus nerima karena dia juga minta maaf masa alfa enggak mau maafin
"udah ya, sibuk" selepas mengambil coklat pemberian bagas ia pun meninggalkan bagas dan langsung masuk ke perpus untuk kembali latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet
Random[ tahap revisi ] Dulunya dia seorang gadis yang manis dan mempunyai hati yang baik Tapi , mempunyai banyak teman bukan berarti dia akan bahagia Orang-orang salah menggunakan kebaikannya Dan malah lebih membencinya, ia selalu sendirian Ia selalu kese...