Sudah 2 tahun alfa berpisah dengan Jeremy, sudah 2 tahun pula ia terus kesana-kemari tinggal di rumah yang berbeda, perpisahan ayah dan ibunya membuatnya lelah terlebih lagi, ayah dan ibunya mempunyai kewajiban mereka yang baru menghidupi dan tinggal bersama orang baru, apalagi ia selalu mendapatkan perlakuan buruk dari saudara tirinya yang tidak suka alfa masuk dikehidupan mereka.
"kalau sudah selesai makan tuh ya cuci kek piringnya, emang lo boss, tau kan kalau disini enggak pakai pembantu" suara songong saudara tirinya hampir setiap hari ia dengar, febby itulah namanya, dia anak tiri dari pernikahan ayah kandung alfa, febby bahkan satu kelas dengannya disebuah universitas dijakarta mengambil jurusan sastra bahasa.
"lo naik angkot aja yah, gue mau jemput pacar gue hari ini" ucap febby lagi, dia memang anak paling royal dikampus, hmm... tepatnya dikelasnya saja, dia suka mentraktir teman-teman kelasnya kalau dia mendapatkan ip tertinggi, febby memang anak yang cerdas dan pandai menghitung, itulah yang menjadi hal terbaik ia lakukan untuk mencari muka dengan ayah barunya, amdi masih setia dengan usaha sepantunya, meskipun pernah jatuh namun ia berhasil bangkit kembali dengan cepat, meskipun mempunyai uang yang banyak namun istri amdi tidak mau menyewa pembantu rumah tangga, apalagi sifat istrinya itu posesif, ia tidak ingin suaminya makan masakan orang lain selain dirinya, itulah yang menjadikan amdi menikahinya, perhatian dan penyayang.
"happy birthdayyyy.... Maaf belum bisa balik kesana, mungkin beberapa bulan lagi, tunggu ya" sahut seorang laki-laki pada ponsel alfa, dia adalah Jeremy orang yang selama ini bersama alfa meskipun mereka berbeda pulau, namun komunikasi mereka tetap terjalin.
"aku kira kamu lupa" sahut alfa lagi, ia benar-benar senang orang yang ia tunggu akhirnya memberikan kabar juga, setelah perpisahannya beberapa tahun yang lalu, Jeremy memang sempat pulang hanya untuk beberapa minggu dan harus balik lagi, mereka juga menghabiskan hari-harinya bersama, bagi mereka berdua, bertemu sedetik saja sudah menghapus kerinduan selama beberapa tahun ini.
"aku balik nanti, mau dibawain apa?" Tanya Jeremy, alfa tertawa kocak mendengar perkataan sahabatnya itu, Jeremy memang suka bertanya kalau dia pulang nanti harus bawa apa, alfa juga sering meminta beberapa banyak hal, tapi ketika balik, Jeremy malah tidak membawa apa-apa.
"halahhh...halah... pasir jogja saja kamu enggak pernah bawain, apalagi barang-barang lain" jawab alfa ketus.
"suatu saat nanti aku akan membawakan sesuatu yang besar, tunggu saja" balas lagi Jeremy, seolah meyakinkan alfa dengan perkataannya barusan
"iyaiya, udah ya, ada dosen" alfa kemudian menutup televonnya itu, menyudahi perbincangannya yang tak berujung, tapi terkesan bermakna.
"pa... kapan kebali lagi?" febby mulai meminta sesuatu kepada ayahnya dengan manja, memang kegiatan yang hampir menjadi sebuah hobby untuk amdi mengajak anak dan istrinya kesana, kalau bisa dihitung 1 tahun hampir 3-5 kali kesana, kalau amdi tidak sibuk dengan usaha sepatunya.
"kamu kan masih sibuk kuliah" jawab amdi lagi membalas ajukan anaknya itu
"tapi kan bisa izin, lagian bete dijakarta" ucapnya lagi, kali ini rayuan febby memang benar-benar berhasil
"iyasudah, bulan depan kita kesana" balas amdi, alfa tau dan alfa mulai terbiasa dengan aktivtas seperti ini, merengek seperti anak sd, semua kemauannya dengan mudah ia dapatkan seperti mudahnya seseorang membalikan telapak tangan.
Baru saja hendak beranjak pergi setelah membasuh beberapa piring-piring kotor yang sepertinya sengaja diacuhkan, alfa mendengar lagi febby tengah menghasut fikiran ayahnya itu.
"pa, kenapa sih itu anak masih disini, kan udah lebih seminggu, bukannya dia sudah harus ke rumah ibunya" belum sempat mendengar balasan dari ayahnya, alfa langsung balik ke kamar, iya tenang aja besok aku pergi-gumam alfa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet
Random[ tahap revisi ] Dulunya dia seorang gadis yang manis dan mempunyai hati yang baik Tapi , mempunyai banyak teman bukan berarti dia akan bahagia Orang-orang salah menggunakan kebaikannya Dan malah lebih membencinya, ia selalu sendirian Ia selalu kese...