"alfa, bisa maju bentar" bu welda memanggil alfa, saat ia memeriksa beberapa lembar kertas masing-masing siswa dan siswi dikelas itu, alfa yang takut pasti akan dimarahi bu welda karena ia mengerjakan tugasnya sendirian, padahal bu welda memberikan amanah untuk berkerja kelompok
"iya bu?" Tanya alfa canggung "kenapa kamu malah berkerja sendiri?, bukannya ibu suruh berkelompok?" Tanya lagi bu welda, alfa hanya bisa diam menggigit bibir bawahnya karena dia juga enggak tau mau menjawab alfa, kemudian bu welda beranjak dari tempat duduknya, menghadap semua murid disana dengan lembar kertas alfa ditangannya
"kalian ini enggak mau satu kelompok dengan alfa atau gimana?" teriak bu welda, nampaknya dia sedang murka, ada satu orang siswa membalas pertanyaan bu welda"kami sudah tawarin ke dia bu, dia malah nolak" alfa yang mendengar itu langsung kaget, tolak? Kapan alfa menolak, kapan juga dari beberapa teman-temanya mewarkan alfa satu kelompok dengannya
"kalian enggak pernah nawarin kok" jawab alfa, entah kenapa alfa bisa seberani ini "ini judul rangkumannya saja, stop bullying, kalian bully dia?" Tanya lagi bu welda, namun kali ini tidak ada yang menjawab semua terdiam terpaku.
"oke baiklah, cukup pelajaran hari ini, ibu harap kalian lebih dewasa, dan mengerti apa yang akan kalian lakukan" bu welda pergi membawa beberapa hasil dari kerjaan murid-muridnya, karena memang jam pelajaran pun telah usai. Saat bu welda, sudah tidak ada lagi dikelas, semua teman-temannya pergi dengan tampang marah dan kesal.
"suka banget ya cari perhatian " leher alfa dicekik keras, sehingga ia sulit bernafas, ia binggung dimana letak kesalahannya, kenapa teman-teman membencinya. Ia menangis sendirian didalam kelas, saat semua siswa dan siswi itu sudah beranjak pergi, dia benar-benar tidak tenang, ia ingin segera pergi.
Dia sudah biasa sendirian dirumah, dia sudah biasa tidak diperdulikan, dia sudah biasa berbicara sendiri, ketika tidak ada tempat lagi untuknya bercerita banyak, ia anak tunggal tanpa adik dan kakak yang menemaninya tidur, menemaninya ke sekolah, menemaninya bermain, menemaninya bertengkar. Ia binggung harus apa, disaat ia menangis, ia hanya bisa berteriak didalam kamarnya dengan sebuah bantal yang menutupi wajahnya, seolah tidak menunjukan kesedihannya kepada siapapun, percuma. Itulah katanya.
"kamu baik-baik saja?" Tanya virgo, melihat alfa yang murung sekali, taman ini sudah menjadi tempat kebiasaan alfa lari dari kelas dan lari dari teman-temannya, baginya neraka terbesar dan paling menyiksanya adalah kelasnya, tempat yang paling seram "no prob" jawabnya.
Virgo tau dan sangat-sangat mengenal alfa, tapi dia juga tidak bisa memaksakan alfa untuk terus berbagi cerita kepadanya, terlebih lagi dia hanya seorang pacar.
"virgoooo" teriak seorang perempuan disebrang, dan itu adalah gita, adik kandung virgo dan masih menjadi status pacaranya bagas, virgo beranjak pergi dari taman itu meninggalkan alfa sendirian, ingin menjadi pacar terbaik tentunya virgo berpamitan. Saat balik ke kelas, karena bel pelajaran terakhir sudah berbunyi, dengan malas alfa melangkah kan kakinya, jika ia bisa melawan mungkin dia akan melawan mereka satu-satu, tapi tentu saja itu percuma 1 alfa melawan 27 orang. Tidak setimpal.
"kok gue mencium bau bangkai ya" sahut beberapa murid disana, saat melihat alfa masuk ke kelas, alfa tau itu sindiran untuknya, tapi ia berusaha untuk tidak memperdulikannya, karena baginya itu sudah menjadi makananya setiap hari.
"oh pantesan, ada tukang cari perhatian sih" balas lagi beberapa siswi itu, alfa duduk ditempat duduknya seperti biasa, kanan paling pojok dekat jendela bolong dan sendirian. Saat tengah serius memperhatikan pelajaran, alfa malah sakit perut, ia tidak mungkin akan kentut disana, pasti dia akan semakin dipermalukan, bahkan akan membuat gossip baru, padahal pelajaran kali ini pelajaran kesukaan alfa, bahasa Indonesia. Ia minta izin untuk ke toilet, untung saja diperbolehkan, saat sudah sebagian membuat isi perut yang dari tadi panas diperutnya. Baru saja ingin keluar dari toilet dia malah ditarik paksa oleh beberapa siswi, ia tidak mengenal siswi itu dan tidak tau dia kelas berapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alphabet
Random[ tahap revisi ] Dulunya dia seorang gadis yang manis dan mempunyai hati yang baik Tapi , mempunyai banyak teman bukan berarti dia akan bahagia Orang-orang salah menggunakan kebaikannya Dan malah lebih membencinya, ia selalu sendirian Ia selalu kese...