MWINT - 10

26 11 1
                                    

 "Hai Rin." Alyssa dan Naumi melambaikan tangan ke arah Verrin, kemudian Verrin membalasnya dengan senyuman tipis dan berjalan menuju mejanya. Dirinya merasa di perhatikan oleh kedua mahluk yang tidak asing lagi di hadapannya. Yup Mereka adalah sahabat Verrin yang sedang memasang face full smile kepadanya.

"Ada apa?" Tanya Verrin dengan muka datar

"Harusnya kita yang nanya." Jawab Naumi yang masih melihat ke Verrin.

"Nanya apa?"

"Siapa Cowok ganteng tadi?" Tanya Alyssa to the point, dan di ikuti anggukan Naumi.

"Hmm, dia~~~"Jawab Verrin bingung, Ia sudah menerka kalau mereka gak bakal puas jika belum mejalaskan dengan rumus panjang kali lebar.

"Dia siapa?" Tanya Naumi lagi, dan memindahkan posisi duduknya tepat di samping Verrin.

"Dia anak teman orang tua gue." Jawab Verrin mencoba singkat dulu.

"Jangan bilang lo di jodohin kek cerita novel – novel." Kata Naumi memastikan firasatnya salah.

"Ya gaklah."

"Ya kalo gak, terus apa?"

"Ibunya teman SMA mama gue, nah Ayahnya dipindahtugaskan mendadak, jadi belum ada persiapan apapun untuk tempat tinggal dan sementara mereka tinggal di Rumah gue dan jangan heran kalo gue ke Sekolah barengan."

"Owhh jadi begitu." Jawab Alyssa dan Naumi menandakan mereka sudah mengerti sekarang.

Verrin mengeluarkan nafas merasa lega ia tidak perlu menggeluarkan rumus kedua. "Btw, kalian tau dari siapa?"

"Siapa lagi kalo bukan reporter kelas." Jawab Alyssa sambil mengarahkan jempolnya ke Agustin.

Kemudian verrin menatap tajam Agustin dari dalam kelas, pasalnya ia sempat melihat Agustin yang berjalan di koridor sama dengan Verrin dan Bagas. Tebakkannya jarang meleset sudah dipastikan dia akan membicaraknnya ke seluruh teman kelas dan ternyata benar dialah penyebar berita itu.

*******

Saat Verrin berjalan menuju toilet tidak sengaja matanya berpapasan dengan tubuh seseorang dari belakang ia melihat sosok cowok tinggi dengan dada bidang tampak dari punggungnya sepatu berwarna putih rambut hitam seperti yang diliatnya tadi pagi sebelum berangkat sekolah.

Lalu Verrin memperdekat dirinya ke arah dimana cowok itu sedang berdiri bersama guru senior yang kelihatanya sedang memarahinya.

"Ehh bodoh amat, toh dia cuman di beri siraman rohani." Pikir Verrin tidak memperdulikan yang di lihatnya barusan dan kembali melanjutkan langkahnya.

Setelah selesai berurusan dengan toilet, ia kembali melewati jalan yang tadi masih sama dengan apa yang dilihat sebelumnya, tiba – tiba ia penasaran dengan cowok yang dari tadi berdiri di depan tiang Bendera. Akhirnya Verrin memutuskan untuk melihat ketempat itu.

"Kok perasaanku makin gak enak ya" "Apa aku kesana aja." "Tapi apa untungnya." Dalam batin verrin. Lalu terlintas "owh ya benar, aku jadi tau apa yang terjadi sama cowok yang tampaknya tidak asing itu." Kata Verrin berbicara sendiri.

Kemudian Ia mulai memperdekat dirinya dengan lokasi itu dekat, dekat, dan semakin dekat layaknya ia sedang menperagakan gerak tubuh dalam syuting film.

"Ya Tuhan! itu kak Bagas." Kata Verrin mendapat jawaban dari semua firasatnya tadi.

"Kenapa dengan dia?" "Aduh gawat nih, gak bisa diam aku kalo udah begini."

Kemudian Verrin memberanikan diri ke tengah lapangan itu.

"Permisi bu, ini kenapa ya?" Tanya Verrin sedikit takut sama guru yang berada di depannya sekarang.

My World is Not ThereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang