Satu hal yang tak ku ketahui darimu
Yaitu ~~
17.30 WIB
"Makasih ya.. udah datang.."
"Iya Naumi, cepat sembuh, ya.." Ujar Velly.
"Btw Naumi, seminggu lagi kita Mid. Makanya cepat sembuh, Lo gak mau gue ambil peringkat Lo, kan?"
"Iya-iya, gue tahu.""Assalamu'alaikum.."
Verrin, Bagas, Alyssa, dan Rino datang membawa buah tangan untuk Naumi.
"Eh.. kalian sudah datang duluan ya?" Kata Alyssa.
"Iya, maaf gak janjian sama kalian dulu."
"Gak papa, kok." Jawabnya.
"Ya udah, kita pulang dulu ya, Naumi."
"Iya..""Kalian.. kenapa baru datang sekarang?"
"Naumi... Sayang, syukur-syukur kita datang."
"Lo tahu gak? Nih kak Rino sempet-sempet ponselnya ketinggalan di rumah. Terpaksa kita harus balik lagi."
"Mana? Itu buat gue, kan?" Tanya Naumi kepada Verrin yang memegang kantong putih besar.
"Owh iya. Ini."
"Naumi, Lo udah mendingan? Kepala Lo gak sakit, kan?" Tanya Alyssa lagi.
"Tadi siang masih sakit, tapi sekarang udah mendingan, kok. Ciee khawatir ya?"
"Ya iyalah. Lo tuh cereboh banget, sehari aja gue gak masuk sekolah, Lo sudah kayak gini. Apalagi kalau seminggu? Udah ...."
"Ngomong apa sih?" Cibir Verrin.
"Naumi, Lo liat gak wajah orang yang nabrak Lo?" Tanya Bagas.
"Gak liat, cuman gue ingat plat motornya."
"Berapa?" Tanya Verrin.
"120920"Mereka asik bercanda gurau, sayang sekali Verrin tak banyak bicara, dia memikirkan apa yang dilihatnya saat Kembali pulang ke sekolah.
"Rin.. Verrin?"
"Ah.. iya kak?"
"Lo mikirin apa?" Tanya Bagas.
"Apa sebaiknya aku memberitahu kak Bagas?
Sepertinya jangan. Tapi.. sudahlah, kasih tau saja." Pikir Verrin.
"Kak ada yang mau Rin, bicarakan."Verrin keluar sesudah minta izin Naumi, diikuti Bagas.
"Mereka berdua kenapa?" Tanya Naumi penasaran.
"Hmm... Ntah."
"Kalian gak tahu?"
"Apa?" Serempak
"Bagas kan suka sama Verrin."
"Yeee, kalo itu kita tahu." Naumi dan Alyssa serempak jawab.
"Owh ya, kok kalian datangnya misah sama Velly dan yang lain lyssa?
"Kan gue gak masuk sekolah beb, kalaupun ada janjian di grup kelas juga gak ada yang ribut."
"Owh gitu, anak itu cepet bergaul ya."
"Hooh, beda dengan Verrin, tapi gue anehnya. Lo ingat kan pertama kali Velly masuk terus Lo tawarin makan bersama di kantin?"
"Iya emang kenapa?"
"Mereka kan satu SMP, kok kayak dendam gitu, ya? Terus di ruang tunggu selesai nampil mereka juga debat."
"Hmm.. sepertinya ada sesuatu di antara mereka yang tidak kita ketahui."
"Sebelumnya gue pernah liat Velly kayak Cekcok gitu sama Verrin."
"Terus kak Rino gak lerai?"
"Gak. Gue positif thinking aja kalau mereka lagi bicara biasa."
"Yaamsyong.. emang cowok tuh gak peka, ya"
"Iya, gimana coba sama pacarnya." Lanjut Alyssa.
"He.. kalian nyindir gue?"
"Kalau iya emang kenapa?" Tantang Alyssa.
"Kalian gak tahu, gue tuh gak punya pacar." Ungkap Rino memasang wajah sedih.***
"Kenapa Rin?"
"Gini kak, Rin curiga orang yang nabrak Naumi itu, suruhan Velly."
"Jangan nuduh, Lo punya alasan?"
"Saat Rin kembali ke sekolah, di jalan Rin lihat kalau Velly kasih uang ke orang, ini Rin juga sempat foto."
Kemudian Verrin memperlihatkan foto itu ke Bagas, Untung ia sudah berpengalaman dengan gerak-gerik Velly dari dulu, hingga sekarang Verrin tahu cara agar Velly tidak bisa mengelak jika suatu saat nanti bukti ini di perlukan.
"Iya, gua percaya. Tapi kita gak bisa bilang kalau pelakunya adalah Velly, dengan bukti ini."
"Rin yakin, kak. Velly, dia orang yang licik, keji, dan tidak punya perasaan."
"Udah.. udah. Gua bukan gak percaya sama Lo, Rin. Tapi kita harus cari bukti yang lebih kuat kalau memang benar pelakunya adalah Velly.""Aku tahu kak Bagas bukannya gak percaya, aku tidak bisa memperlihat ini saja, kepada orang lain. Yang hanya tau sebenarnya Velly seperti apa hanya lah aku disini." Kata Verrin dalam hati.
"Yuk, balik ke dalam, terus coba tanya ke Naumi foto orang ini."
***
"Maaf ya lama." Ujar Verrin membuka pintu kamar istirahat Naumi.
"Kalian kemana aja, sih?" Tanya Alyssa.
"Maaf lyssa."
"Naumi sudah tidur?"
"Iya, tenaganya belum kembali penuh. Jadi kata dokter Naumi harus banyak istirahat."
"Owh gitu, yaudah nanti aja." Dalam batin Verrin."Dari pada lama-lama disini, kita pulang dulu, besok kita jengguk Naumi lagi." Putus Bagas.
"Bener kata Bagas. Alyssa, Verrin."
"Iya, lagian. Tadi kita udah pamit dulu ke Naumi."
"Yaudah yuk."
"Alyssa, gue disini dulu, temani Naumi sampai mamanya datang gak papa, kan?" Ucap Verrin
"Owhh bagus tuh, tadinya gue mikir gitu, tapi Ayah gue nelfon, kayaknya ada urusan penting, gak papa kan, Rin?"
"Santai aja, lyssa. Lo pergi aja gih."
"Makasih ya.."
"Dah.. Verrin." Kata Rino melambaikan tangan dan dibalas olehnya.Sesudah mereka bertiga pergi. Kini tinggal Verrin dan Naumi di kamar itu, hembusan angin masuk dari jendela meramaikan.
"Naumi... " Verrin meraih tangan Naumi yang masih tertidur pulas.
"Maaf... Mungkin ini kesalahanku, yang akhirnya kamu harus mengalami hal yang tidak seharusnya.""Verrin..? Lo masih disini? Lo kenapa nangis?"
"Hah? Nggak kok."
"Tadi.. eh.. yang lain udah pulang, gue belum sempet bicara2 sama Lo, lagian Tante belum kembali juga, gak papa deh, gue temani Lo sebentar."
"Hmm.. iya. Rin, gue tuh penasaran sama, lo."
"Maksdnya?"
"Iya, Lo kalau di tanya kenapa, pasti jawabnya gak kenapa-napa. Kalau di tanya Lo ada apa? Jawabnya gak ada apa-apa."
"Kesel ya?"
"Ya-iyalah."
"Maaf... Naumi, coba Lo liat foto ini."
"Ini.. kan orang yang nabrak gue, kok Lo ada fotonya, Rin?"
"Berarti bener dong."
"Bener apa?"
"Pas mau pulang ke sekolah, habis anter Lo kesini, gua lihat Velly kasih uang ke orang ini."
"Dan..Lo curiga mereka bersekongkol gitu?"
"Tepat."
"Hmm.. Verrin maksih ya."
"Makasih kenapa Naumi?"
"Lo baik banget, walaupun cuek, dingin kek gini, tapi Lo peduli dengan teman-teman Lo."
"Gue gak mau lagi sendiri Nau, gue gak mau kehilangan sahabat gue yang kedua kalinya."
"Maksud Lo, Rin?Belum selesai Verrin menjawab, mama dari Naumi sudah tiba.
"Eh... Nak, masih Disni. Makasih yah, sudah antar, dan jenguk Naumi. Sekarang kamu jaga Naumi, sampai Tante pulang. Tante sangat berterima kasih."
"Iya Tante. Sama-sama."
"Gimana keadaanmu, sayang?"
"Udah lebih baik, mah."
"Tante, Naumi, Rin pamit pulang dulu, udah mau magrib."
"Iya, Nak. Hati-hati di jalan ya."
"Makasih ya, Verrin. Ntar kita lanjut."
"Oke." Jawab Verrin sambil senyum.***
Di koridor Rumah Sakit, Verrin berjalan sendiri, berbicara sendiri dalam hati.
"Yaa Verrin.. kamu udah besar, udah mandiri, lihatlah sekarang kamu berani jalan sendiri di tengah keramaian, berani memutuskan apa yang harus kamu lakukan dari dulu.""Verrin..!" Panggil seseorang di pintu keluar.
"Alyssa.."
"Gue kesini lagi, ternyata Ayah cuman minta tolong antar berkas kantor aja. Mau pulang? Gue antar ya."
"Kok tahu, ayo."Akhirnya Verrin pulang bersama Alyssa, di perjalanan Alyssa menanyakan sesuatu kepada Verrin.
"Lyssa, Lo memang orang yang gak bisa di tutupi."
"Rin.. gue tuh udah sering liat Lo kayak tadi. Pasti ada apa-apanya. Sekarang Lo gak usah khawatir ada gue yang akan bantu Lo."
"Siap kapten."Semoga part ini nyambung, maaf jika tidak sesuai dengan Readers harapkan, tapi author berusaha untuk bisa membuat part-nya tetap nyambung dan ngejleb.
Jangan lupa
⚠️Vottmennya⚠️
Sebanyaknya-banyaknya.
Karena part ini terspesial. Banyak rekan yang membantu meskipun authornya lagi drop. Tapi berkat
Ini nih:Cover stories oleh : @Hantuzero
Request lirik : @Hantuzero
Editor vidio: saya sendiri.
Mohon krisarnya..Gomawo 😊

KAMU SEDANG MEMBACA
My World is Not There
RomanceVerrin Dista Ramaditya, cewek pendiam, pemalu, dan polos, tidak suka keramaian dan memilih untuk sendiri, ketimbang bersama orang lain. Pov Verrin Aku punya seorang kakak perempuan namanya Laura Ramaditya. Dia adalah sosok yang sangat berharga bagik...