MWINT 22

12 5 0
                                    

Dulu kau pernah mengisi sendiriku,
Kau begitu periang, bahkan aku pun lupa terjun dalam riangmu membawa ku ke labirin gelap.
Aku terus mencari jalan
usaha tak henti-hentinya ku coba, coba, dan terus mencoba.
Hingga muncul sayatan di hati ini.
Kau begitu picik, memikirkan dirimu sendiri, tanpa tau menahu resiko atas perbuatanmu, membekas di dalam raga yang tersisa luka.

****

Seusai mengerjakan soal Mid Kimia hari pertama. Verrin, Naumi, dan Alyssa pergi ke perpustakaan sekolah. Selama Mid berlangsung kegiatan ekskul dan latihan untuk sementara di berhentikan. Sedangkan anak kelas XII mengikuti UAS.

"Argh.. padahal cakaran gue udah bener, tapi kenapa coba gue malah gak tulis." Kesal Naumi.
"Udah Naumi bukan rezeki Lo namanya."
"Tapi gegert banget...tau gak, Rin, lyssa."
"Ehh gini ya. Kerjakan, selesai, lupakan. Adem dan sejahtera bukan?" Ujar Alyssa membuat kedua telapak tangan bak huruf V.

"Matik, matik, matik."
"Gila. Besok matik, ishh sebel deh, guru ini yang buat jadwal kenapa berjejer rumus semua sih, dikira kepala kita mesin apa!"
"Syut!!" Verrin dan Alyssa serempak.

Suara Naumi membuat beberapa pasang mata tertuju pada meja mereka. Padahal hanya satu orang yang mengoceh.

"Lo itu tau tempat gak sih." Gemes Alyssa mencubit lengan Naumi.
"Iya-iya maaf, kelepasan."
"Udah sekarang belajar."
"Rin.. lo kan pinter nih.. ajarin gue ya. Gue kan gak masuk selama pelajaran matik."
"Iya Naumi.. tapi ada syaratnya."
"Apa teh?"
"Janji jangan ngeluh, ataupun berbicara saat aku menjelaskan. Oke."
"Siap kapten!"
"Ishh dibilang jangan ribut." Sahut Alyssa.
Kemudian Naumi dengan cepat menutup mulutnya.

****
tidak hanya mereka, Bagas dan Rino pun berencana belajar bersama di rumah Rino karena di belakang rumah nya memiliki ruang yang dimana semua sisi adalah kaca dan ada pengedap suara. Jadi kalaupun mereka teriak berapa HZ tak terdengar oleh orang di luar.
Tempatnya sangat adem.

"Rino, gua masih kepikiran dengan kata-kata Verrin tentang orang yang nabrak Naumi, apa benar kalau dalang di balik semua ini adalah Velly?"
"Yaa mana tau gua."
"Menurut Lo gimana?"
"Ntahlah gua lihat Velly baik-baik saja dengan teman-temannya. Dia juga ramah tak terlihat kesal saat bersama yang lain. Terlalu sempurna."
"Orang jahat pun juga pintar. Orang jahat juga berusaha semaksimal mungkin menutupi keburukannya."
"Bener."
"Aneh gak sih, hubungan Velly dengan Verrin?"
"Stop! Waktu nya kita belajar. Syukur-syukur kita di izinin Ayah gua belajar disini, karena ada Lo. Coba kalau gua gak di percaya kalau belajar."
"Lo patut bersyukur punya teman seperti gua."
"Nah iya."

****
Sore yang indah, seindah senja tapi tak seindah langit malam
Verrin sudah selesai dengan urusan belajar - mengajar, sudah beres membersihkan rumah, dan dirinya.
Kini ia duduk di teras rumah mengenakan kaos putih dan celana hitam panjang, rambutnya di ikat seluruhnya.

Verrin mengutak-utik ponselnya itu sangat fokus bahkan tidak menghiraukan ledekan Kak Alex.
Sebuah notif masuk
"Kalau Lo gak mau, terjadi apa-apa sama teman Lo. Datang taman belakang sekolah. Sekarang!"
(Send picture)

Ia kaget kemudian langsung masuk ke kamar, mengambil kunci motor, turun ke garasi lalu menancap gas.

"Hei.. Rin.. mau kemana!" Teriak Kak Alex dari teras rumah, tapi Verrin sudah terlanjur jalan.
"Dasar anak itu, kenapa?"
"Ngebut lagi. Aku harus kejar."


Sekian dulu di part ini yang sangat sedikit. Untuk pertama kalinya author nulis sedikit ya.
Kenapa? Karena author lagi menulis cerita lain yang nantinya akan author publis juga Insya Allah. 30 Juni.

Jangan khawatir, author gak akan gantungin kalian kok🙂
Author juga pernah merasakan digantungin saat asik2nya membaca.
Tapi semoga saja kalian menyukai MWINT. Terus ⚠️vote dan komen sebanyak-banyaknya agar author semakin semangat!!😊
⛷️⛷️⛷️

My World is Not ThereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang